Gelar US Open 2020 dan Pesan Kemanusian Naomi Osaka
Minggu, 13 September 2020 - 09:10 WIB
NEW YORK - Naomi Osaka berhasil menyabet gelar US Open 2020 setelah di final sukses membungkam Victoria Azarenka 1-6, 6-3, 6-3. Gelar tersebut makin bermakna mengingat sepanjang turnamen grand slam ini Naomi banyak menyuarakan ketidak adilan terhadap orang kulit hitam.
Selain itu perjuangan petenis Jepang itu, mungkin sama dengan petenis lainnya, harus dilalui dengan masa yang tidak mengenakan. Sepanjang penyisihan hingga partai puncak semua petenis harus bermain tanpa penonton. Penyebabnya apalagi kalau bukan pandemi virus corona yang masih merajalela di dunia. (Baca juga : Robohkan Serena Williams, Azarenka Bentrok Naomi Osaka di Final )
Melangkah ke Stadion Arthur Ashe, Minggu (13/9/2020) dini hari WIB, tak ada yang berubah dari penampilan Naomi. Ia tetap mengenakan masker sebagai protokol kesehatan. Tapi seperti hari-hari sebelumnya, masker yang dikenakan selalu ada pesan moral.
Sebuah tulisan Breonna Taylor terpampang jelas dalam masker warna hitam. Ya, nama tersebut adalah seorang wanita kulit hitam yang dibunuh petugas polisi yang menyerbu apartemennya pada Maret lalu. (
)
Ketika ditanya apa yang inginkan dengan pesan di masker tersebut, Naomi justru dia membalik bertanya. "Apa pesan yang Anda dapatkan?" katanya dilansir Reuters. "Intinya adalah membuat orang mulai berbicara," tambahnya. (Baca juga : Naomi Osaka Selamat dari Hadangan Petenis 18 Tahun )
Naomi yang lahir di Jepang dari ayah Haiti dan ibu Jepang, menghabiskan tahun-tahun pertumbuhannya di Amerika Serikat dan tinggal di Los Angeles. Dia mewakili negara kelahirannya dalam persaingan, tetapi pengaruhnya menentang perbatasan internasional.
"Semua yang saya lakukan di luar lapangan juga terjadi di lapangan pada saat yang sama. Itu membuat saya lebih kuat karena saya merasa memiliki lebih banyak keinginan untuk menang karena saya ingin menunjukkan lebih banyak nama."
Salah satu kepribadian paling terkenal di Jepang yakni ketika Naomi mengirimkan gelombang kejutan sebelum turnamen dimulai. Dia memaksa penundaan semifinal Western & Southern Open akhir bulan lalu setelah memilih keluar dari pertandingan sebagai protes atas penembakan polisi terhadap Jacob Blake di Wisconsin.
"Menonton terus genosida orang kulit hitam di tangan polisi jujur membuat saya mual," tulisnya di media sosial saat itu.
Tak heran kalau aksi Naomi ini mendapatkan respon positif dari Billie Jean King. "Sudah lebih dari 50 tahun sejak atlet seperti Muhammad Ali, John Carlos dan Tommie Smith, semuanya berdiri dan menggunakan olahraga mereka untuk menyuarakan tindakan mereka untuk mengubah kemanusiaan," katanya.
Selain itu perjuangan petenis Jepang itu, mungkin sama dengan petenis lainnya, harus dilalui dengan masa yang tidak mengenakan. Sepanjang penyisihan hingga partai puncak semua petenis harus bermain tanpa penonton. Penyebabnya apalagi kalau bukan pandemi virus corona yang masih merajalela di dunia. (Baca juga : Robohkan Serena Williams, Azarenka Bentrok Naomi Osaka di Final )
Melangkah ke Stadion Arthur Ashe, Minggu (13/9/2020) dini hari WIB, tak ada yang berubah dari penampilan Naomi. Ia tetap mengenakan masker sebagai protokol kesehatan. Tapi seperti hari-hari sebelumnya, masker yang dikenakan selalu ada pesan moral.
Sebuah tulisan Breonna Taylor terpampang jelas dalam masker warna hitam. Ya, nama tersebut adalah seorang wanita kulit hitam yang dibunuh petugas polisi yang menyerbu apartemennya pada Maret lalu. (
Baca Juga
Ketika ditanya apa yang inginkan dengan pesan di masker tersebut, Naomi justru dia membalik bertanya. "Apa pesan yang Anda dapatkan?" katanya dilansir Reuters. "Intinya adalah membuat orang mulai berbicara," tambahnya. (Baca juga : Naomi Osaka Selamat dari Hadangan Petenis 18 Tahun )
Naomi yang lahir di Jepang dari ayah Haiti dan ibu Jepang, menghabiskan tahun-tahun pertumbuhannya di Amerika Serikat dan tinggal di Los Angeles. Dia mewakili negara kelahirannya dalam persaingan, tetapi pengaruhnya menentang perbatasan internasional.
"Semua yang saya lakukan di luar lapangan juga terjadi di lapangan pada saat yang sama. Itu membuat saya lebih kuat karena saya merasa memiliki lebih banyak keinginan untuk menang karena saya ingin menunjukkan lebih banyak nama."
Salah satu kepribadian paling terkenal di Jepang yakni ketika Naomi mengirimkan gelombang kejutan sebelum turnamen dimulai. Dia memaksa penundaan semifinal Western & Southern Open akhir bulan lalu setelah memilih keluar dari pertandingan sebagai protes atas penembakan polisi terhadap Jacob Blake di Wisconsin.
"Menonton terus genosida orang kulit hitam di tangan polisi jujur membuat saya mual," tulisnya di media sosial saat itu.
Tak heran kalau aksi Naomi ini mendapatkan respon positif dari Billie Jean King. "Sudah lebih dari 50 tahun sejak atlet seperti Muhammad Ali, John Carlos dan Tommie Smith, semuanya berdiri dan menggunakan olahraga mereka untuk menyuarakan tindakan mereka untuk mengubah kemanusiaan," katanya.
(bbk)
tulis komentar anda