Sama-sama Berpeluang Juara, Pilih Mir atau Rins Suzuki?

Rabu, 28 Oktober 2020 - 12:05 WIB
Alex Rins. Foto/Twitter
ARAGON - Tim Suzuki Ecstar dilema menghadapi tiga seri terakhir MotoGP 2020 . Dua pembalapnya, Joan Mir dan Alex Rins, sama-sama berpeluang menjadi juara dunia. Kini, pabrikan asal Jepang itu dihadapkan pada pilihan mendahulukan siapa untuk memutus puasa gelar 20 tahun terakhir.

Suzuki memang sedang di atas angin. Hal ini tak lepas dari pencapaian duo pembalapnya dalam dua balapan terakhir di Sirkuit Aragon. Keduanya rutin naik podium, termasuk Rins yang sukses merebut kemenangan pada GP Aragon, 18 Oktober. (Baca: Berdoa Keburukan untuk Orang yang Menzalimi)

Meski begitu, Mir tetap menjadi pembalap Suzuki yang paling berpeluang merebut gelar juara dunia tahun ini. Meski belum sekali pun merebut kemenangan, rider asal Spanyol ini sedang berada di posisi puncak klasemen sementara pembalap dengan 137 poin.

Dia unggul 14 angka dari rider Petronas Yamaha SRT Fabio Quartararo. Dengan tiga balapan tersisa dan poin maksimal yang didapat adalah 75 poin, Mir memang masih berpeluang disalip.

Namun, pembalap berusia 23 tahun itu menegaskan akan terus berjuang hingga akhir musim. Apalagi, sebagai juara dunia Moto3 2017, dia punya pengalaman mendapat tekanan dalam bersaing memperebutkan gelar juara dunia.



“Ini tentu saja berbeda, momennya pun berbeda. Namun, bagi saya, gelar ini atau titel itu nilainya sama saja. Jika pada akhirnya saya berhasil meraih gelar juara dunia, nilai yang saya berikan terhadap kejuaraan dunia Moto3 sama seperti yang saya berikan kepada kejuaraan dunia ini (MotoGP),” ucap Mir, dilansir motorsport.

Tidak hanya itu, Mir tampaknya sudah mengubah pikirannya yang sebelumnya fokus untuk merebut kemenangan perdananya di ajang MotoGP . Pasalnya, dia sekarang memiliki kesempatan besar untuk bisa menjadi juara dunia. Jadi, dia mengakui tak akan mengubah sedikit pun pola pikirnya saat menjalani balapan. (Baca juga: DPR Dorong Pengembangan Pendidikan Indonesia Timur)

Menurutnya, untuk melakukan perubahan gaya balap saat ini akan menjadi sebuah kesalahan besar. Karena, dia mengetahui setiap menjalani balapan pasti bisa saja melakukan kesalahan. Bahkan, dia juga mewaspadai dengan kondisi fisik, khususnya dengan penyebaran virus korona (Covid-19) yang sudah menyebar ke paddock.

“Yang terpenting saat ini adalah menemukan keseimbangan dalam hal itu dan mengambil risiko pada saat ini. Jadi, inilah poin utamanya. Kami tidak harus memikirkan kejuaraan dunia pada momen-momen tertentu, misalnya, pada lap pertama. Namun, setelah itu, mungkin saja saya memikirkannya,” ujarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More