Kisah Arief Ramadhani Jadi Pelatih di Yao Ming Foundation
Senin, 26 April 2021 - 22:30 WIB
Kenangan menjadi pelatih di Yao Ming Foundation sangat membekas dalam dirinya. Mulai dari persoalan bahasa, jarak tempat latihan yang lumayan jauh di mana Danny Duck harus menempuh, (4 kali transit Subway), termasuk juga harus berkorban membagi waktu luang dengan keluarganya. Meski begitu, dia menjalaninya dengan senang.
Baginya bisa berbagi ilmu dengan melatih anak-anak muda China sama halnya seperti ibadah. Ditambah ia pun bisa bertemu langsung dengan Yao Ming menjadi salah satu kepuasan yang tidak terbayarkan.
"Tahun 2013 seluruh staff pelatih Yao Ming Foundation di seluruh provinsi China, diundang langsung oleh Yao Ming dalam acara Charity Fair di Kota Shanghai. Saya juga bisa mendapatkan sharing ilmu darinya. Yang mengesankan bagi saya sosoknya sangat ramah dan juga menghargai setiap pelatih yang ikut andil di yayasannya. Selain itu, murid-murid di Yao Ming Foundation attitudenya sangat baik, disiplin dan menghargai setiap pelatihnya.," Paparnya.
"Walaupun Yao Ming Foundation merupakan CSR non profit, tapi keseriusan manajemennya patut diacungi jempol. Para murid mendapatkan rapot dan jika ada kekurangan dalam catatan para pelatih, mereka harus memperbaikinya. Terus terang saya kagum dan mungkin sedikit "iri" kepada China karena mereka sejak dini "mendoktrin" manusianya untuk unggul dalam dua hal; yang tentunya didukung 100 % oleh pemerintah yakni harus menjadi yang terdepan dalam Olahraga dan Ekonomi."
Sejak kembali dari China pada 2016, Danny Duck berharap setidaknya bisa berbagi pengalaman kepada pelatih muda dan insan komunitas basket di Tanah Air, terutama dalam hal pengembangan basket usia muda. Menurutnya, dengan adanya DBL, NBA Junior, academy basket, yang sekarang sudah bermunculan sebenarnya sudah sangat bagus untuk mengembangkan potensi basket usia muda di Indonesia.
"Tapi perlu juga didukung dengan pemerataan program kepelatihan untuk para pelatih muda dan wasit didaerah-daerah. Indonesia sebenarnya punya potensi yang sangat besar di basket Asia, tapi penekanannya harus dititikberatkan pada basket usia dini yang harus ditangani secara serius. Asal pemerintah memberi perhatian dan dukungan serius kepada olahraga pembinaan usia dini di seluruh Indonesia (khususnya cabang basket), niscaya akan lahir talenta-talenta seperti Yao Ming dari Indonesia, sama halnya yang dilakukan Yao Ming dengan CSR basketnya," pungkas Danny Duck.
Baginya bisa berbagi ilmu dengan melatih anak-anak muda China sama halnya seperti ibadah. Ditambah ia pun bisa bertemu langsung dengan Yao Ming menjadi salah satu kepuasan yang tidak terbayarkan.
"Tahun 2013 seluruh staff pelatih Yao Ming Foundation di seluruh provinsi China, diundang langsung oleh Yao Ming dalam acara Charity Fair di Kota Shanghai. Saya juga bisa mendapatkan sharing ilmu darinya. Yang mengesankan bagi saya sosoknya sangat ramah dan juga menghargai setiap pelatih yang ikut andil di yayasannya. Selain itu, murid-murid di Yao Ming Foundation attitudenya sangat baik, disiplin dan menghargai setiap pelatihnya.," Paparnya.
"Walaupun Yao Ming Foundation merupakan CSR non profit, tapi keseriusan manajemennya patut diacungi jempol. Para murid mendapatkan rapot dan jika ada kekurangan dalam catatan para pelatih, mereka harus memperbaikinya. Terus terang saya kagum dan mungkin sedikit "iri" kepada China karena mereka sejak dini "mendoktrin" manusianya untuk unggul dalam dua hal; yang tentunya didukung 100 % oleh pemerintah yakni harus menjadi yang terdepan dalam Olahraga dan Ekonomi."
Sejak kembali dari China pada 2016, Danny Duck berharap setidaknya bisa berbagi pengalaman kepada pelatih muda dan insan komunitas basket di Tanah Air, terutama dalam hal pengembangan basket usia muda. Menurutnya, dengan adanya DBL, NBA Junior, academy basket, yang sekarang sudah bermunculan sebenarnya sudah sangat bagus untuk mengembangkan potensi basket usia muda di Indonesia.
"Tapi perlu juga didukung dengan pemerataan program kepelatihan untuk para pelatih muda dan wasit didaerah-daerah. Indonesia sebenarnya punya potensi yang sangat besar di basket Asia, tapi penekanannya harus dititikberatkan pada basket usia dini yang harus ditangani secara serius. Asal pemerintah memberi perhatian dan dukungan serius kepada olahraga pembinaan usia dini di seluruh Indonesia (khususnya cabang basket), niscaya akan lahir talenta-talenta seperti Yao Ming dari Indonesia, sama halnya yang dilakukan Yao Ming dengan CSR basketnya," pungkas Danny Duck.
(sha)
tulis komentar anda