Fabio Quartararo Juara Dunia MotoGP 2021, Begini Kata Lin Jarvis
Senin, 25 Oktober 2021 - 10:00 WIB
MISANO - Direktur Monster Energy Yamaha, Lin Jarvis, memberikan sanjungannya kepada Fabio Quartararo yang berhasil mengunci gelar juara MotoGP 2021. Jarvis mengaku terkesan dengan kekuatan pikiran yang dimiliki rider 22 tahun itu.
Setelah penantian enam tahun lamanya, akhirnya Yamaha kembali memiliki pembalap yang berhasil jadi juara dunia. Adalah Quartararo yang berhasil membawa gelar juara tersebut untuk timnya.
Bisa dibilang, balapan pada seri MotoGP Emilia Romagna pada Minggu (24/10/2021) menjadi balapan yang dramatis bagi El Diablo –julukan Quartararo- untuk dapat sabet gelar juara. Pasalnya, dia harus mengawali balapannya dari posisi ke-15 di Sirkuit Misano, Italia.
Meski begitu, El Diablo finis di posisi keempat. Dan beruntungnya, sang rival, Francesco Bagnaia, harus mengalami kecelakaan hingga akhirnya tak dapat mlanjutkan balapan dan Quartararo berhasil mengunci gelar juaranya di musim ini.
Quartararo sukses mengoleksi 267 poin, sementara Bagnaia hanya mengoleksi 202 poin. Asa Pecco –panggilan Bagnaia- untuk memperkecil selisih poinnya dengan El Diablo harus pupus karena dirinya gagal finis pada balapan di Sirkuit Misano.
Usai balapan, Jarvis pun memberikan sanjungannya kepada Quartararo. Dia mengaku terkesan dengan kegigihan yang dimiliki oleh pembalapnya itu meskipun mengawali start dari posisi yang sangat tidak menguntungkan.
Terbukti, Quartararo sukses merangsek ke posisi empat. Jarvis menyatakan bahwa El Diablo tidak terbebani dengan tekanan gelar juaranya sepanjang balapan. Dia menambahkan kalau pembalapnya itu bertarung dengan cara yang adil melalui bakat dan tekniknya yang luar biasa.
"Kekuatan pikiran Quartararo benar-benar membuat kami terkesan. Itu membuatnya tidak pernah menyelesaikan balapan lebih jauh dari urutan kedelapan, bahkan pada akhir pekan terberat, kecuali ketika dia mengalami masalah lengan di Jerez. Lagi pula itu pun dia finis ketigabelas” kata Jarvis, dilansir dari Tuttomotoriweb, Senin (25/10/2021).
“Statistik ini berbicara sendiri. Mereka menunjukkan bahwa Fabio tidak terbebani oleh tekanan untuk meraih juara dunia. Dia bertarung dan mengalahkan lawannya dengan cara yang adil, mengandalkan secara eksklusif pada bakat dan tekniknya,” pungkasnya.
Setelah penantian enam tahun lamanya, akhirnya Yamaha kembali memiliki pembalap yang berhasil jadi juara dunia. Adalah Quartararo yang berhasil membawa gelar juara tersebut untuk timnya.
Bisa dibilang, balapan pada seri MotoGP Emilia Romagna pada Minggu (24/10/2021) menjadi balapan yang dramatis bagi El Diablo –julukan Quartararo- untuk dapat sabet gelar juara. Pasalnya, dia harus mengawali balapannya dari posisi ke-15 di Sirkuit Misano, Italia.
Meski begitu, El Diablo finis di posisi keempat. Dan beruntungnya, sang rival, Francesco Bagnaia, harus mengalami kecelakaan hingga akhirnya tak dapat mlanjutkan balapan dan Quartararo berhasil mengunci gelar juaranya di musim ini.
Quartararo sukses mengoleksi 267 poin, sementara Bagnaia hanya mengoleksi 202 poin. Asa Pecco –panggilan Bagnaia- untuk memperkecil selisih poinnya dengan El Diablo harus pupus karena dirinya gagal finis pada balapan di Sirkuit Misano.
Baca Juga
Usai balapan, Jarvis pun memberikan sanjungannya kepada Quartararo. Dia mengaku terkesan dengan kegigihan yang dimiliki oleh pembalapnya itu meskipun mengawali start dari posisi yang sangat tidak menguntungkan.
Terbukti, Quartararo sukses merangsek ke posisi empat. Jarvis menyatakan bahwa El Diablo tidak terbebani dengan tekanan gelar juaranya sepanjang balapan. Dia menambahkan kalau pembalapnya itu bertarung dengan cara yang adil melalui bakat dan tekniknya yang luar biasa.
"Kekuatan pikiran Quartararo benar-benar membuat kami terkesan. Itu membuatnya tidak pernah menyelesaikan balapan lebih jauh dari urutan kedelapan, bahkan pada akhir pekan terberat, kecuali ketika dia mengalami masalah lengan di Jerez. Lagi pula itu pun dia finis ketigabelas” kata Jarvis, dilansir dari Tuttomotoriweb, Senin (25/10/2021).
“Statistik ini berbicara sendiri. Mereka menunjukkan bahwa Fabio tidak terbebani oleh tekanan untuk meraih juara dunia. Dia bertarung dan mengalahkan lawannya dengan cara yang adil, mengandalkan secara eksklusif pada bakat dan tekniknya,” pungkasnya.
(sto)
tulis komentar anda