Kisah Kurniawan Dwi Yulianto: Si Kurus yang Mengguncang Liga Eropa
Jum'at, 14 Januari 2022 - 07:06 WIB
Kisah Kurniawan Dwi Yulianto menjadi legenda sepak bola berawal dari kesenangannya dengan sepak bola sejak remaja. Begini kisahnya si Kurus yang mengguncang Liga Eropa. Kurniawan Dwi Yulianto merintis kariernya dari Diklat Salatiga sejak kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Diklat Salatiga menjadi kawah candradimukanya para pemain muda berbakat di Jawa Tengah yang ingin mengembangkan karier sepak bola. Bersama 100 pemain muda lainnya, Kurniawan Dwi Yulianto bersaing untuk memunjukkan bakat dan skill mengolah bola. Hingaga akhirnya, Kurniawan kemudian melanjutkan petualangannya di Diklat Ragunan saat menginjak kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA).
Ada momen tak terlupakan yang mengubah nasib Kurniawan hingga menjadi pemain sepak bola profesional. Saat berlatih di Diklat Salatiga, Kurniawan memperoleh julukan Kurus yang terus melekat sampai sekarang. Julukan Kurus itu disematkan kepada dirinya oleh seniornya di Diklat Salatiga.
Kurniawan menceritakan jika dirinya dipanggil Kurus karena waktu itu tubuhunya memang kurus seperti lidi. Panggilan Kurus pun terus terbawa hingga dirinya menjadi pemain profesional hingga pensiun.
Sepak terjang si Kurus mencuri perhatian pemandu bakat di Tanah Air hingga namanya lolos dalam daftar 22 pemain muda U-16 yang berkiprah di Italia melalui progam Primavera PSSI pada tahun 1993. Perfoma si Kurus sangat menonjol selama menjalani program Primavera PSSI.
Si Kurus mendapat pengalaman berharga yang tidak pernah dilupakannya sampai sekarang. Pemain kelahiran Magelang itu terpilih masuk ikut berlatih bersama klub Italia, Sampdoria. Kurniawan mengakui dirinya mendapatkan pengalaman bagaimana menjadi pemain profesional sejati. ''Saya belajar profesional sejati sebagai pemain sepak bola. Bagaimana menjaga kedisiplinan di dalam dan luar lapangan,"tutur Kurniawan dalam YouTube AkurasiTV.
Performa si Kurus terus menanjak selama mengikuti kompetisi Primavera bersama Sampdoria. Hebatnya, Kurniawan masuk dalam daftar top skor Primavera. Kurniawan mengungkapkan kebanggaannya kala itu ketika membantu Sampdoria menjadi nomor satu di kompetisi Primavera.
Kemampuan Kurniawan terendus jajaran kepelatihan Sampdoria hingga membawanya terpilih mengikuti pramusim dalam tajuk Tour Asia. Bahkan, Kurniawan dipilih Sampdoria melawan Timnas Indonesia pada tahun 1994 di Senayan.
Diklat Salatiga menjadi kawah candradimukanya para pemain muda berbakat di Jawa Tengah yang ingin mengembangkan karier sepak bola. Bersama 100 pemain muda lainnya, Kurniawan Dwi Yulianto bersaing untuk memunjukkan bakat dan skill mengolah bola. Hingaga akhirnya, Kurniawan kemudian melanjutkan petualangannya di Diklat Ragunan saat menginjak kelas 2 Sekolah Menengah Atas (SMA).
Ada momen tak terlupakan yang mengubah nasib Kurniawan hingga menjadi pemain sepak bola profesional. Saat berlatih di Diklat Salatiga, Kurniawan memperoleh julukan Kurus yang terus melekat sampai sekarang. Julukan Kurus itu disematkan kepada dirinya oleh seniornya di Diklat Salatiga.
Kurniawan menceritakan jika dirinya dipanggil Kurus karena waktu itu tubuhunya memang kurus seperti lidi. Panggilan Kurus pun terus terbawa hingga dirinya menjadi pemain profesional hingga pensiun.
Sepak terjang si Kurus mencuri perhatian pemandu bakat di Tanah Air hingga namanya lolos dalam daftar 22 pemain muda U-16 yang berkiprah di Italia melalui progam Primavera PSSI pada tahun 1993. Perfoma si Kurus sangat menonjol selama menjalani program Primavera PSSI.
Si Kurus mendapat pengalaman berharga yang tidak pernah dilupakannya sampai sekarang. Pemain kelahiran Magelang itu terpilih masuk ikut berlatih bersama klub Italia, Sampdoria. Kurniawan mengakui dirinya mendapatkan pengalaman bagaimana menjadi pemain profesional sejati. ''Saya belajar profesional sejati sebagai pemain sepak bola. Bagaimana menjaga kedisiplinan di dalam dan luar lapangan,"tutur Kurniawan dalam YouTube AkurasiTV.
Performa si Kurus terus menanjak selama mengikuti kompetisi Primavera bersama Sampdoria. Hebatnya, Kurniawan masuk dalam daftar top skor Primavera. Kurniawan mengungkapkan kebanggaannya kala itu ketika membantu Sampdoria menjadi nomor satu di kompetisi Primavera.
Kemampuan Kurniawan terendus jajaran kepelatihan Sampdoria hingga membawanya terpilih mengikuti pramusim dalam tajuk Tour Asia. Bahkan, Kurniawan dipilih Sampdoria melawan Timnas Indonesia pada tahun 1994 di Senayan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda