UEFA Godok Aturan Baru Financial Fair Play, Kabar Buruk untuk Klub Tajir?
Kamis, 07 April 2022 - 23:46 WIB
NYON - Badan Sepak bola Eropa ( UEFA ) memastikan bakal mengubah aturan Financial Fair Play ( FFP ) dalam waktu dekat. Hal itu dikonfirmasi langsung Presiden UEFA, Aleksander Ceferin.
Regulasi baru bertujuan mencapai keseimbangan antarklub. Nantinya, UEFA membatasi pengeluaran klub di bursa transfer, biaya agen pemain, hingga gaji pemain.
Menurut laporan Daily Mail, Kamis (7/4/2022), regulasi baru membatasi pengeluaran klub hingga 70 persen dari pendapatan. Artinya, klub-klub mesti memperhatikan batasan itu jika tak ingin tersandung aturan FFP.
Ceferin mengatakan aturan ini akan menyesuaikan dengan era sepak bola modern. Pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu alasan bagi Ceferin untuk merombak regulasi FFP yang lama.
“Peraturan keuangan pertama UEFA, diperkenalkan pada 2010, memenuhi tujuan utamanya,” kata Ceferin dalam rapat Komite Eksekutif UEFA dilansir Daily Mail, Kamis (7/4/2022).
“Namun, evolusi industri sepak bola, di samping dampak keuangan yang tak terhindarkan dari pandemi, telah menunjukkan perlunya reformasi menyeluruh dan peraturan keberlanjutan keuangan baru,” paparnya.
Saat ini, UEFA masih memberlakukan aturan lama, di mana klub bisa membelanjakan lima juta euro atau sekitar Rp78 miliar lebih banyak daripada pendapatan selama periode tiga tahun. Tetapi, ada juga keringanan bagi klub untuk mengeluarkan 30 juta euro (Rp469 miliar) lebih banyak melalui suntikan dana pemilik klub.
Namun begitu, regulasi lama itu akan segera berubah menjelang bursa transfer pada Juni 2022. Tidak tanggung-tanggung, klub yang melanggar aturan FFP akan terdegradasi dari kompetisi di bawah naungan UEFA.
Regulasi baru bertujuan mencapai keseimbangan antarklub. Nantinya, UEFA membatasi pengeluaran klub di bursa transfer, biaya agen pemain, hingga gaji pemain.
Menurut laporan Daily Mail, Kamis (7/4/2022), regulasi baru membatasi pengeluaran klub hingga 70 persen dari pendapatan. Artinya, klub-klub mesti memperhatikan batasan itu jika tak ingin tersandung aturan FFP.
Ceferin mengatakan aturan ini akan menyesuaikan dengan era sepak bola modern. Pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu alasan bagi Ceferin untuk merombak regulasi FFP yang lama.
“Peraturan keuangan pertama UEFA, diperkenalkan pada 2010, memenuhi tujuan utamanya,” kata Ceferin dalam rapat Komite Eksekutif UEFA dilansir Daily Mail, Kamis (7/4/2022).
“Namun, evolusi industri sepak bola, di samping dampak keuangan yang tak terhindarkan dari pandemi, telah menunjukkan perlunya reformasi menyeluruh dan peraturan keberlanjutan keuangan baru,” paparnya.
Saat ini, UEFA masih memberlakukan aturan lama, di mana klub bisa membelanjakan lima juta euro atau sekitar Rp78 miliar lebih banyak daripada pendapatan selama periode tiga tahun. Tetapi, ada juga keringanan bagi klub untuk mengeluarkan 30 juta euro (Rp469 miliar) lebih banyak melalui suntikan dana pemilik klub.
Namun begitu, regulasi lama itu akan segera berubah menjelang bursa transfer pada Juni 2022. Tidak tanggung-tanggung, klub yang melanggar aturan FFP akan terdegradasi dari kompetisi di bawah naungan UEFA.
(sto)
tulis komentar anda