Biodata Apriyani Rahayu si Pembunuh Ratu Ganda Putri yang Menggemparkan
Minggu, 03 Juli 2022 - 15:11 WIB
Sebelumnya, Apriyani/Fadia kembali menjadi pembunuh raksasa dengan menggulung Chen Qingchen/Jia Yifan di perempat final. Kemenangan itu sekaligus pembalasan kekalahan Apriyani/Fadia dari ganda nomor satu dunia itu asal China tersebut saat kalah di final Indonesia Masters 2022.
Apriyani Rahayu lahir di desa Lawulo, sebuah permukiman terpencil di Kabupaten Konawe di Sulawesi Tenggara. Apri adalah anak bungsu dari seorang buruh tani bernama Ameruddin Pora dan istrinya, Sitti Jauhar.
Sosok Apri yang tomboy sangat mewarnai aktivitasnya sehari-hari. Apri berani berkelahi dengan anak laki-laki tetangga. Ayahnya pun mendorongnya untuk mencurahkan energinya untuk bermain bulu tangkis. Apri pun setuju.
Menurut sepupu Apri, ayahnya sebagai pelatih yhang menerapkan program pelatihan termasuk lari 10 kilometer dan berlatih di lapangan buatan sendiri di belakang rumahnya yang ditumbuhi pohon pinang. Apri menggunakan raket kayu buatan sendiri dengan tali pancing, sampai ayahnya mampu menjual cukup banyak sayuran untuk membeli raket asli.
Namun, Pora memuji ibu Apri yang memberinya dukungan dan pelatihan. Sitti Jauhar adalah pemain bulu tangkis, tenis meja, dan bola voli yang antusias dan mendorong Rahayu untuk menjadi tangguh dan kompetitif. Pada tahun 2007, pada usia 9 tahun, ia mewakili Kabupaten Konawe dalam kompetisi regional dan dibina.
Pada 2011 saat berusia 13 tahun, Apri direkrut ke klub Jakarta untuk bermain tingkat internasional. Sitti Jauhar meninggal pada 2015 ketika Apriyani mengikuti kejuaraan di Peru, tetapi dia bermain setelah mendengar berita itu, memenangkan dua medali.
Apriyani Rahayu lahir di desa Lawulo, sebuah permukiman terpencil di Kabupaten Konawe di Sulawesi Tenggara. Apri adalah anak bungsu dari seorang buruh tani bernama Ameruddin Pora dan istrinya, Sitti Jauhar.
Sosok Apri yang tomboy sangat mewarnai aktivitasnya sehari-hari. Apri berani berkelahi dengan anak laki-laki tetangga. Ayahnya pun mendorongnya untuk mencurahkan energinya untuk bermain bulu tangkis. Apri pun setuju.
Menurut sepupu Apri, ayahnya sebagai pelatih yhang menerapkan program pelatihan termasuk lari 10 kilometer dan berlatih di lapangan buatan sendiri di belakang rumahnya yang ditumbuhi pohon pinang. Apri menggunakan raket kayu buatan sendiri dengan tali pancing, sampai ayahnya mampu menjual cukup banyak sayuran untuk membeli raket asli.
Namun, Pora memuji ibu Apri yang memberinya dukungan dan pelatihan. Sitti Jauhar adalah pemain bulu tangkis, tenis meja, dan bola voli yang antusias dan mendorong Rahayu untuk menjadi tangguh dan kompetitif. Pada tahun 2007, pada usia 9 tahun, ia mewakili Kabupaten Konawe dalam kompetisi regional dan dibina.
Pada 2011 saat berusia 13 tahun, Apri direkrut ke klub Jakarta untuk bermain tingkat internasional. Sitti Jauhar meninggal pada 2015 ketika Apriyani mengikuti kejuaraan di Peru, tetapi dia bermain setelah mendengar berita itu, memenangkan dua medali.
(aww)
tulis komentar anda