Khawatir Kondisi Pascapandemi, Mayoritas Warga Tokyo Tolak Olimpiade
Kamis, 02 Juli 2020 - 13:31 WIB
TOKYO - Olimpiade 2020 Tokyo memang telah ditunda hingga tahun depan. Namun, keberlangsungan olahraga multievent terbesar di dunia tersebut tampaknya bakal menemui jalan terjal lantaran mayoritas warga Tokyo menyatakan penolakannya.
Alasannya, warga masih khawatir dengan kondisi keamanan dan kesehatan mengingat pandemi Covid-19 di Jepang belum berakhir meski telah menunjukkan penurunan kasus. Penolakan ini terungkap dalam polling yang digelar dua media, yakni Kyodo News dan Televisi Tokyo MX antara 26-28 Juni melibatkan 1.030 responden.
Dalam rilisnya, Senin (29/7), terdapat 51,7% responden berharap Olimpiade 2020 ditunda lagi atau dibatalkan. Sementara itu, 46,3% berharap pesta olahraga empat tahunan itu bisa berlangsung di Tokyo.
Dari mereka yang menentang, 27,7% mengatakan ingin Olimpiade 2021 dibatalkan, sedangkan 24,0% lebih suka ditunda untuk kedua kalinya. Sementara yang mendukung 31,1% mengatakan acara tersebut harus digelar dalam skala besar, termasuk tanpa penonton, kemudian 15,2% mengatakan mereka ingin menyaksikan olimpiade yang normal. (Baca: Darurat Covid-19 Dicabut, Staf Olimpiade Tokyo 2020 Kembali Berkantor)
Polling yang mewakili keresahan sebagian besar warga Tokyo tersebut muncul, setelah para pakar kesehatan Jepang memperingatkan bahwa penundaan hingga tahun depan mungkin tidak cukup untuk menyelenggarakan olimpiade dengan aman.
Seperti diketahui, Olimpiade Tokyo 2020 ditunda pada Maret lalu karena pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh dunia. Ini merupakan gangguan terburuk pada olimpiade sejak dua edisi dibatalkan selama Perang Dunia II.
Karenanya, olimpiade dijadwalkan akan dimulai pada 23 Juli 2021, meskipun tetap disebut sebagai Olimpiade Tokyo 2020. Jepang selaku penyelenggara dan IOC berharap semua bisa berjalan sesuai rencanna. Pasalnya, penundaan selama setahun telah memukul sektor keuangan dan logistik Jepang yang begitu signifikan.
Terlebih Gubernur petahana Tokyo, Yuriko Koike, begitu ambisius menjalankan olimpiade di kotanya. Dia bahkan telah banyak terlibat dalam persiapan olimpiade, seperti bepergian ke Rio de Janeiro, Brasil, untuk upacara penyerahan setelah Olimpiade Musim Panas lalu.
Di sisi lain, tertundanya olimpiade hingga tahun depan memberikan pengaruh besar terhadap jadwal cabang olahraga dunia, salah satunya balapan sepeda bergengsi, Tour de France. Namun, meski belum bisa digelar di jalanan karena pandemi Covid-19, Tour de France akan tetap berjalan dengan format e-racing pada tiga akhir pekan Juli ini. (Baca juga: Terancam China, Australia Siap Beli rudal Pembunuh Kapal dari AS)
Alasannya, warga masih khawatir dengan kondisi keamanan dan kesehatan mengingat pandemi Covid-19 di Jepang belum berakhir meski telah menunjukkan penurunan kasus. Penolakan ini terungkap dalam polling yang digelar dua media, yakni Kyodo News dan Televisi Tokyo MX antara 26-28 Juni melibatkan 1.030 responden.
Dalam rilisnya, Senin (29/7), terdapat 51,7% responden berharap Olimpiade 2020 ditunda lagi atau dibatalkan. Sementara itu, 46,3% berharap pesta olahraga empat tahunan itu bisa berlangsung di Tokyo.
Dari mereka yang menentang, 27,7% mengatakan ingin Olimpiade 2021 dibatalkan, sedangkan 24,0% lebih suka ditunda untuk kedua kalinya. Sementara yang mendukung 31,1% mengatakan acara tersebut harus digelar dalam skala besar, termasuk tanpa penonton, kemudian 15,2% mengatakan mereka ingin menyaksikan olimpiade yang normal. (Baca: Darurat Covid-19 Dicabut, Staf Olimpiade Tokyo 2020 Kembali Berkantor)
Polling yang mewakili keresahan sebagian besar warga Tokyo tersebut muncul, setelah para pakar kesehatan Jepang memperingatkan bahwa penundaan hingga tahun depan mungkin tidak cukup untuk menyelenggarakan olimpiade dengan aman.
Seperti diketahui, Olimpiade Tokyo 2020 ditunda pada Maret lalu karena pandemi Covid-19 menyebar ke seluruh dunia. Ini merupakan gangguan terburuk pada olimpiade sejak dua edisi dibatalkan selama Perang Dunia II.
Karenanya, olimpiade dijadwalkan akan dimulai pada 23 Juli 2021, meskipun tetap disebut sebagai Olimpiade Tokyo 2020. Jepang selaku penyelenggara dan IOC berharap semua bisa berjalan sesuai rencanna. Pasalnya, penundaan selama setahun telah memukul sektor keuangan dan logistik Jepang yang begitu signifikan.
Terlebih Gubernur petahana Tokyo, Yuriko Koike, begitu ambisius menjalankan olimpiade di kotanya. Dia bahkan telah banyak terlibat dalam persiapan olimpiade, seperti bepergian ke Rio de Janeiro, Brasil, untuk upacara penyerahan setelah Olimpiade Musim Panas lalu.
Di sisi lain, tertundanya olimpiade hingga tahun depan memberikan pengaruh besar terhadap jadwal cabang olahraga dunia, salah satunya balapan sepeda bergengsi, Tour de France. Namun, meski belum bisa digelar di jalanan karena pandemi Covid-19, Tour de France akan tetap berjalan dengan format e-racing pada tiga akhir pekan Juli ini. (Baca juga: Terancam China, Australia Siap Beli rudal Pembunuh Kapal dari AS)
tulis komentar anda