Bersinar di Usia Muda Bersama Man City, Karier Hancur karena Dugem dan Miras
Rabu, 08 Juli 2020 - 07:04 WIB
MANCHESTER - Pada usia 19 tahun di bawah asuhan Sven Goran-Eriksson musim 2007 Liga Primer Inggris, Michael Johnson bersinar bersama Manchester City (Man City).
Saking moncernya, Dietmar Hamann yang menjadi rekan setim Johnson, menggambarkan dia sebagai pemain muda masa depan yang akan mereket mengalahkan Steven Gerrard dan Michael Ballack.
Bersama Man City dalam usia muda, Johnson tampil 37 kali dan mencetak dua gol. Sayang, kesuksesannya tidak bertahan lama. Cedera parah yang dialami Johnson, memaksa dia menepi dari lapangan. Mental yang buruk, membuat dia tidak mampu melawan rasa kecewa dan malu.
Gelandang kelahiran Urmston, Inggris, 3 Maret 1988 itu, memilih dugem (dunia gemerlap) dan miras (minuman keras) sebagai pelarian. (Baca juga: Kalah dari Tottenham, Ancelotti Yakin Everton Raih Tiket Eropa)
“Aku berurusan dengan hal-hal yang salah. Saya pergi terlalu sering, pergi ke klub malam atau apa pun," kenang Johnson dilansir Daily Mail. (Baca juga: Bikin Gerah Zidane, Allegri Kedipkan Mata kepada Real Madrid)
“Saya pergi keluar dan minum-minum sebagai cara mengatasi emosi. Mencoba menenangkan diri, merasa baik dalam waktu singkat. Dan ternyata, itu malah membunuh karierku. Aku hancur, hidupku hancur," tutur Johnson.
Kini, Johnson mencoba merajut kembali kehidupannya. Dia berdagang mobil keluaran Amerika Serikat bersama ayahnya, untuk menghidupi istri dan seorang anak perempuannya.
Saking moncernya, Dietmar Hamann yang menjadi rekan setim Johnson, menggambarkan dia sebagai pemain muda masa depan yang akan mereket mengalahkan Steven Gerrard dan Michael Ballack.
Bersama Man City dalam usia muda, Johnson tampil 37 kali dan mencetak dua gol. Sayang, kesuksesannya tidak bertahan lama. Cedera parah yang dialami Johnson, memaksa dia menepi dari lapangan. Mental yang buruk, membuat dia tidak mampu melawan rasa kecewa dan malu.
Gelandang kelahiran Urmston, Inggris, 3 Maret 1988 itu, memilih dugem (dunia gemerlap) dan miras (minuman keras) sebagai pelarian. (Baca juga: Kalah dari Tottenham, Ancelotti Yakin Everton Raih Tiket Eropa)
“Aku berurusan dengan hal-hal yang salah. Saya pergi terlalu sering, pergi ke klub malam atau apa pun," kenang Johnson dilansir Daily Mail. (Baca juga: Bikin Gerah Zidane, Allegri Kedipkan Mata kepada Real Madrid)
“Saya pergi keluar dan minum-minum sebagai cara mengatasi emosi. Mencoba menenangkan diri, merasa baik dalam waktu singkat. Dan ternyata, itu malah membunuh karierku. Aku hancur, hidupku hancur," tutur Johnson.
Kini, Johnson mencoba merajut kembali kehidupannya. Dia berdagang mobil keluaran Amerika Serikat bersama ayahnya, untuk menghidupi istri dan seorang anak perempuannya.
(zil)
tulis komentar anda