Level Persaingan Sangat Tinggi, Jack Miller Akui Sulit Menang di MotoGP
Selasa, 06 Desember 2022 - 13:02 WIB
MELBOURNE - Jack Miller menyebut sulit untuk bersaing memperebutkan gelar juara di MotoGP. Sebab, semua pembalap mengerahkan segenap kemampuan demi meraih hasil terbaik disetiap seri.
Miller telah berpisah dengan Ducati Lenovo di akhir musim 2022. Di MotoGP 2023, dia akan membela Red Bull KTM Factory Racing.
Musim kemarin pembalap asal Australia itu hanya menempati posisi kelima klasemen. Itu setelah bersaing ketat dengan Brad Binder (Suzuki) yang akhirnya finish diurutan keenam.
Miller menyebut level persaingan MotoGP 2022 begitu tinggi. Seluruh pembalap dipaksa untuk menampilkan kecepatannya. Jika tidak, sulit untuk masuk podium atau menang.
“Semua berkendara dengan level yang tinggi. Hal itu demi mengeluarkan kecepatan yang dibutuhkan agar mampu bersaing pada setiap akhir pekan,” kata Miller dikutip Crash.
Dia mengaku sulit untuk tampil konsisten di MotoGP 2022. Padahal, sekali saja gagal finis, skema persaingan langsung mengalami perubahan.
“Saya pikir keadaan tersebut membuat pembalap makin kesulitan untuk tampil konsisten. Tidak seperti pada masa lalu, pembalap tidak akan bisa bersaing memperebutkan gelar juara dunia, jika memiliki lebih dari satu kali gagal finis,” pungksnya.
Miller telah berpisah dengan Ducati Lenovo di akhir musim 2022. Di MotoGP 2023, dia akan membela Red Bull KTM Factory Racing.
Musim kemarin pembalap asal Australia itu hanya menempati posisi kelima klasemen. Itu setelah bersaing ketat dengan Brad Binder (Suzuki) yang akhirnya finish diurutan keenam.
Miller menyebut level persaingan MotoGP 2022 begitu tinggi. Seluruh pembalap dipaksa untuk menampilkan kecepatannya. Jika tidak, sulit untuk masuk podium atau menang.
“Semua berkendara dengan level yang tinggi. Hal itu demi mengeluarkan kecepatan yang dibutuhkan agar mampu bersaing pada setiap akhir pekan,” kata Miller dikutip Crash.
Dia mengaku sulit untuk tampil konsisten di MotoGP 2022. Padahal, sekali saja gagal finis, skema persaingan langsung mengalami perubahan.
“Saya pikir keadaan tersebut membuat pembalap makin kesulitan untuk tampil konsisten. Tidak seperti pada masa lalu, pembalap tidak akan bisa bersaing memperebutkan gelar juara dunia, jika memiliki lebih dari satu kali gagal finis,” pungksnya.
(mirz)
tulis komentar anda