Mampukah Janibek Alimkhanuly Jadi Gennadiy Golovkin Selanjutnya?
loading...
A
A
A
OXNARD - Janibek Alimkhanuly merupakan petinju asal Kazakhstan yang saat ini menguasai sabuk juara dunia kelas menengah WBO. Petinju kidal 30 tahun ini memiliki pukulan penghancur yang disandingkan dengan seniornya, Gennadiy Golovkin.
Presiden Top Rank, Todd DuBoef pun mengklaim jika Janibek bisa mengikuti cara Golovkin, yang kebetulan kedua sama-sama berasal dari Kazakhstan. Pada masa jayanya, Golovkin adalah penguasa mahkota kelas menengah WBA Super/WBC/IBF/IBO.
Janibek diyakini bakal menyuguhkan ledakan pukulannya dalam pertempuran penyatuan gelar melawan juara IBF, Vincenzo Gualtieri di Fort Bend Community Center, Rosenberg, Amerika Serikat, Sabtu (14/10/2023) malam waktu setempat.
Janibek yang telah memasuki usia kepala tiga, tidak pernah tersentuh kekalahan dalam 14 laga profesionalnya, 9 di antaranya dengan KO/TKO. Pemilik julukan Qazaq Style ini diharapkan mampu menegaskan dominasinya di divisi kelas menengah. Bahkan, dia berpeluang untuk melewati pencapaian Golovkin.
Golovkin, petinju berjuluk GGG atau Triple G, merupakan mantan juara kelas menengah dengan rekor 42-2-1 (37KO). Dua kekalahan yang dialami Golovkin itu berakhir melalui keputusan juri. Seperti hasil imbang dalam kariernya, kedua kekalahan tersebut didapat Golovkin ketika berhadapan dengan Saul Canelo Alvarez.
"Saya pikir dia harus melakukannya dengan cara Golovkin, cara Triple G," tegas DuBoef, seperti dikutip Sky Sports.
"Dia berada di divisi yang memiliki banyak petarung yang tidak terlalu terkenal, para petarung terkenal di divisi ini telah naik kelas, jadi kami tidak memiliki divisi yang benar-benar kuat. Itulah mengapa dia akan melakukan penyatuan," paparnya.
DuBoef yakin jika Janibek harus meningkatkan reputasinya dalam divisi yang hanya memiliki sedikit nama besar untuk dilawan. "Saya kira banyak orang yang menghubungkannya dengan Triple G karena dari mana dia berasal," ujar DeBoef.
"Namun saya kira hal yang dapat Anda lihat adalah bahwa ada tingkat kemampuan yang tinggi di sana. Anda bisa melihat IQ-nya, Anda bisa melihat kemampuan alaminya," sambungnya.
"Ketika Triple G masuk, kali pertama saya melihatnya, dia bertarung di semifinal untuk kami di New York, dan dia memiliki kecepatan, kekuatan, dan kehadirannya. Maka, saya kira ini akan menjadi momen yang menarik dari dirinya, dia harus mendapatkan bintang yang kita semua pikir dia miliki, menggigit dan melawan siapapun yang ada di depannya," katanya lagi.
Terlepas dari itu, dan masih panjangnya perjalanan karier Janibek, DeBoef merasa bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa Janibek adalah Triple G berikutnya. "Akan tetapi ada beberapa hal yang selaras, dan dia harus melakukannya dengan cara yang sulit," tutup DeBoef.
Presiden Top Rank, Todd DuBoef pun mengklaim jika Janibek bisa mengikuti cara Golovkin, yang kebetulan kedua sama-sama berasal dari Kazakhstan. Pada masa jayanya, Golovkin adalah penguasa mahkota kelas menengah WBA Super/WBC/IBF/IBO.
Janibek diyakini bakal menyuguhkan ledakan pukulannya dalam pertempuran penyatuan gelar melawan juara IBF, Vincenzo Gualtieri di Fort Bend Community Center, Rosenberg, Amerika Serikat, Sabtu (14/10/2023) malam waktu setempat.
Janibek yang telah memasuki usia kepala tiga, tidak pernah tersentuh kekalahan dalam 14 laga profesionalnya, 9 di antaranya dengan KO/TKO. Pemilik julukan Qazaq Style ini diharapkan mampu menegaskan dominasinya di divisi kelas menengah. Bahkan, dia berpeluang untuk melewati pencapaian Golovkin.
Golovkin, petinju berjuluk GGG atau Triple G, merupakan mantan juara kelas menengah dengan rekor 42-2-1 (37KO). Dua kekalahan yang dialami Golovkin itu berakhir melalui keputusan juri. Seperti hasil imbang dalam kariernya, kedua kekalahan tersebut didapat Golovkin ketika berhadapan dengan Saul Canelo Alvarez.
"Saya pikir dia harus melakukannya dengan cara Golovkin, cara Triple G," tegas DuBoef, seperti dikutip Sky Sports.
"Dia berada di divisi yang memiliki banyak petarung yang tidak terlalu terkenal, para petarung terkenal di divisi ini telah naik kelas, jadi kami tidak memiliki divisi yang benar-benar kuat. Itulah mengapa dia akan melakukan penyatuan," paparnya.
DuBoef yakin jika Janibek harus meningkatkan reputasinya dalam divisi yang hanya memiliki sedikit nama besar untuk dilawan. "Saya kira banyak orang yang menghubungkannya dengan Triple G karena dari mana dia berasal," ujar DeBoef.
"Namun saya kira hal yang dapat Anda lihat adalah bahwa ada tingkat kemampuan yang tinggi di sana. Anda bisa melihat IQ-nya, Anda bisa melihat kemampuan alaminya," sambungnya.
"Ketika Triple G masuk, kali pertama saya melihatnya, dia bertarung di semifinal untuk kami di New York, dan dia memiliki kecepatan, kekuatan, dan kehadirannya. Maka, saya kira ini akan menjadi momen yang menarik dari dirinya, dia harus mendapatkan bintang yang kita semua pikir dia miliki, menggigit dan melawan siapapun yang ada di depannya," katanya lagi.
Terlepas dari itu, dan masih panjangnya perjalanan karier Janibek, DeBoef merasa bahwa masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa Janibek adalah Triple G berikutnya. "Akan tetapi ada beberapa hal yang selaras, dan dia harus melakukannya dengan cara yang sulit," tutup DeBoef.
(nug)