Konflik Israel-Palestina Pecah, Suara Atlet Dunia Terbelah
loading...
A
A
A
Konflik Israel-Palestina di jalur Gaza membuat suara atlet dunia terbelah. Pro dan kontra terkait perbedaan sikap mengenai peperangan kedua negara tersebut terus bermunculan.
Atlet di dunia sebenarnya sepakat bahwa mereka menginginkan konflik ini berakhir. Pasalnya, banyak orang tak berdosa menjadi korban.
Manor Solomon misalnya. Pemain Tottenham Hotspur ini mengungkapkan kengeriannya yang terjadi di tanah kelahirannya di Israel ketika keluarga dan teman-temannya mengalami peristiwa seperti di neraka menyusul serangan Operasi Badai al-Aqsa .
"Dalam dua hari terakhir negaraku, keluargaku, teman-temanku, dan orang-orang yang kucintai sedang mengalami neraka. Lebih dari 800 warga Israel telah dibunuh. Ini merupakan jumlah terbanyak yang dibunuh dalam satu hari sejak Holocaust!"
Floyd Mayweather Jr juga melawan arus. Dia mendukung zionis Israel dengan mengirimkan peralatan militer ke Israel dengan jet pribadinya.
"Saya mendukung Israel untuk melawan teroris Hamas. Hamas tidak mewakili rakyat Palestina, melainkan kelompok teroris yang menyerang nyawa tak berdosa! Saya berdiri untuk semua manusia dan berharap agar semua warga Amerika dan Israel serta semua manusia yang diculik sebagai sandera selama kejahatan perang yang mengerikan ini dapat kembali dengan selamat. Ini bukan waktu untuk politik. Ini adalah waktu untuk keselamatan yang pertama dan terutama. Tuhan memberkati Amerika. Tuhan memberkati Israel. Tuhan memberkati umat manusia!."
Meskipun demikian, Palestina tak sendirian. Banyak juga atlet yang mulai menyuarakan keberingasan zionis Israel dalam menginvasi jalur Gaza.
Tapi celakanya, setiap pemain yang menjalani karier di Eropa harus menerima konsekuensi dari apa yang mereka lakukan. Youcef Atal dan Anwar El Ghazi.
Youcef Atal harus menerima kenyataan pahit saat dirinya menerima sanksi dari OGC Nice usai menyatakan dukungan kepada Palestina. "OGC Nice memahami bahwa pemain tersebut menyadari kesalahannya dengan segera menghapus postingan tersebut dan menyampaikan permintaan maaf tertulis. Namun, mengingat sifat dari publikasi bersama dan keseriusannya, klub mengambil keputusan untuk segera mengambil sanksi disipliner pertama terhadap pemain tersebut, sebelum sanksi tersebut dapat diputuskan oleh otoritas olahraga dan peradilan," bunyi pernyataan resmi OGC Nice.
Tak jauh berbeda dengan Youcef Atal, El Ghazi juga menerima perlakuan yang sama dari FSV Mainz saat menyatakan dukungan untuk Palestina. Klub memberikan sanksi berupa penangguhan dari kegiatan latihan dan pertandingan.
"FSV Mainz 05 melepas keterlibatan Anwar El Ghazi dari latihan dan pertandingan. Keputusan tersebut merupakan tanggapan terhadap postingan media sosial yang kini dihapus oleh pemain berusia 28 tahun itu pada Minggu malam. Dalam hal ini, El Ghazi mengambil posisi mengenai konflik di Timur Tengah yang tidak dapat ditoleransi oleh klub. Proses pelepasan ini didahului dengan diskusi rinci antara dewan dan pemain," tulis pernyataan resmi FSV Mainz.
Atlet di dunia sebenarnya sepakat bahwa mereka menginginkan konflik ini berakhir. Pasalnya, banyak orang tak berdosa menjadi korban.
Manor Solomon misalnya. Pemain Tottenham Hotspur ini mengungkapkan kengeriannya yang terjadi di tanah kelahirannya di Israel ketika keluarga dan teman-temannya mengalami peristiwa seperti di neraka menyusul serangan Operasi Badai al-Aqsa .
"Dalam dua hari terakhir negaraku, keluargaku, teman-temanku, dan orang-orang yang kucintai sedang mengalami neraka. Lebih dari 800 warga Israel telah dibunuh. Ini merupakan jumlah terbanyak yang dibunuh dalam satu hari sejak Holocaust!"
Floyd Mayweather Jr juga melawan arus. Dia mendukung zionis Israel dengan mengirimkan peralatan militer ke Israel dengan jet pribadinya.
"Saya mendukung Israel untuk melawan teroris Hamas. Hamas tidak mewakili rakyat Palestina, melainkan kelompok teroris yang menyerang nyawa tak berdosa! Saya berdiri untuk semua manusia dan berharap agar semua warga Amerika dan Israel serta semua manusia yang diculik sebagai sandera selama kejahatan perang yang mengerikan ini dapat kembali dengan selamat. Ini bukan waktu untuk politik. Ini adalah waktu untuk keselamatan yang pertama dan terutama. Tuhan memberkati Amerika. Tuhan memberkati Israel. Tuhan memberkati umat manusia!."
Baca Juga
Meskipun demikian, Palestina tak sendirian. Banyak juga atlet yang mulai menyuarakan keberingasan zionis Israel dalam menginvasi jalur Gaza.
Tapi celakanya, setiap pemain yang menjalani karier di Eropa harus menerima konsekuensi dari apa yang mereka lakukan. Youcef Atal dan Anwar El Ghazi.
Youcef Atal harus menerima kenyataan pahit saat dirinya menerima sanksi dari OGC Nice usai menyatakan dukungan kepada Palestina. "OGC Nice memahami bahwa pemain tersebut menyadari kesalahannya dengan segera menghapus postingan tersebut dan menyampaikan permintaan maaf tertulis. Namun, mengingat sifat dari publikasi bersama dan keseriusannya, klub mengambil keputusan untuk segera mengambil sanksi disipliner pertama terhadap pemain tersebut, sebelum sanksi tersebut dapat diputuskan oleh otoritas olahraga dan peradilan," bunyi pernyataan resmi OGC Nice.
Tak jauh berbeda dengan Youcef Atal, El Ghazi juga menerima perlakuan yang sama dari FSV Mainz saat menyatakan dukungan untuk Palestina. Klub memberikan sanksi berupa penangguhan dari kegiatan latihan dan pertandingan.
"FSV Mainz 05 melepas keterlibatan Anwar El Ghazi dari latihan dan pertandingan. Keputusan tersebut merupakan tanggapan terhadap postingan media sosial yang kini dihapus oleh pemain berusia 28 tahun itu pada Minggu malam. Dalam hal ini, El Ghazi mengambil posisi mengenai konflik di Timur Tengah yang tidak dapat ditoleransi oleh klub. Proses pelepasan ini didahului dengan diskusi rinci antara dewan dan pemain," tulis pernyataan resmi FSV Mainz.
(yov)