Chris Froome Ukir Sejarah di Vuelta a Espana
A
A
A
MADRID - Inggris untuk kali pertama dalam sejarah berhasil menempatkan satu pembalap sepedanya menjadi pemenang di Vuelta a Espana. Torehan bersejarah itu dicatatkan oleh pembalap Tim Sky, Chris Froome.
Keberhasilan mencapai garis finis dengan aman di Madrid pada Minggu (10/9) waktu setempat membuat Froome pembalap Inggris pertama yang meraih kemenangan di Spanyol.
Froome mengungguli pemenang Grand Tours empat kali, Vincenzo Nibali dari Italia, serta penghuni posisi ketiga, Ilnur Zakarin dari Rusia. Sebelumnya, Froome sudah tiga kali menjadi runner-up di La Vuelta, termasuk tahun lalu. Namun, tahun ini, pembalap 32 tahun itu tampil lebih baik.
"Saya sudah berusaha bertahun-tahun dan saya sudah tiga kali menjadi runner-up, jadi bisa memenangkan Vuelta adalah pencapaian luar biasa," ujar Froome, seperti dikutip Sky Sports. "Bagi saya itu pasti lebih sulit untuk memenangkan Vuelta daripada Tour."
Froome pun menjadi pembalap ketiga dalam sejarah yang berhasil memenangkan Vuelta dan Tour de France di tahun yang sama. Dua pembalap lain yang sudah mencatatkan pencapaian brilian tersebut adalah dua pembalap berkebangsaan Prancis, Jacques Anquetil pada 1963 dan Bernard Hinault di tahun 1978.
"Sampai sekarang fokus saya sudah 100 persen untuk Tour de France dan mencoba mempertahankannya di Vuelta, padahal tahun ini rencananya akan dimulai musim nanti," ungkap Froome
"Mungkin saya tidak berada di puncak saya, puncak Tour de France tapi itu berarti saya bisa mempertahankan bentuk saya lebih lama dan itu ditunjukkan pada Vuelta tahun ini," kata pembalap yang dilahirkan di Nairobi, Kenya pada 20 Mei 1985.
Keberhasilan mencapai garis finis dengan aman di Madrid pada Minggu (10/9) waktu setempat membuat Froome pembalap Inggris pertama yang meraih kemenangan di Spanyol.
Froome mengungguli pemenang Grand Tours empat kali, Vincenzo Nibali dari Italia, serta penghuni posisi ketiga, Ilnur Zakarin dari Rusia. Sebelumnya, Froome sudah tiga kali menjadi runner-up di La Vuelta, termasuk tahun lalu. Namun, tahun ini, pembalap 32 tahun itu tampil lebih baik.
"Saya sudah berusaha bertahun-tahun dan saya sudah tiga kali menjadi runner-up, jadi bisa memenangkan Vuelta adalah pencapaian luar biasa," ujar Froome, seperti dikutip Sky Sports. "Bagi saya itu pasti lebih sulit untuk memenangkan Vuelta daripada Tour."
Froome pun menjadi pembalap ketiga dalam sejarah yang berhasil memenangkan Vuelta dan Tour de France di tahun yang sama. Dua pembalap lain yang sudah mencatatkan pencapaian brilian tersebut adalah dua pembalap berkebangsaan Prancis, Jacques Anquetil pada 1963 dan Bernard Hinault di tahun 1978.
"Sampai sekarang fokus saya sudah 100 persen untuk Tour de France dan mencoba mempertahankannya di Vuelta, padahal tahun ini rencananya akan dimulai musim nanti," ungkap Froome
"Mungkin saya tidak berada di puncak saya, puncak Tour de France tapi itu berarti saya bisa mempertahankan bentuk saya lebih lama dan itu ditunjukkan pada Vuelta tahun ini," kata pembalap yang dilahirkan di Nairobi, Kenya pada 20 Mei 1985.
(nug)