Reaksi Pelatih Merpati Bali Soal Mundurnya Surabaya Fever

Minggu, 11 November 2018 - 09:01 WIB
Reaksi Pelatih Merpati Bali Soal Mundurnya Surabaya Fever
Reaksi Pelatih Merpati Bali Soal Mundurnya Surabaya Fever
A A A
JAKARTA - Mundurnya Surabaya Fever selaku juara bertahan di kompetisi bola basket putri Srikandi Cup tidak akan mengubah peta persaingan pada musim ini. Itu sebagaimana disampaikan pelatih Merpati Bali, Bambang Asdianto Pribadi.

Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Sabtu (10/11) kemarin, coach Bing sapaan akrabnya Bambang Asdianto Pribadi menyatakan absennya Fever dari kompetisi ini seperti membuka peluang bagi tujuh tim untuk memperebutkan juara di ajang Srikandi Cup musim ini.

"Semuanya ingin juara. Jadi kami ingin menampilkan penampilan terbaik di musim kedua ini. Mundurnya Fever sebenarnya tidak akan mengubah kompetisi, persaingan dipastikan tetap berlangsung sengit. Jadi itu tidak akan mengubah sengitnya persaingan di Srikandi Cup musim ini," tutur coach Bing di depan awak media.

Merpati Bali bisa dikatakan masuk dalam kandidat terkuat sebagai juara baru di Srikandi Cup 2018/2019. Pasalnya, di musim lalu, mereka selalu mengimbangi permainan Fever hingga akhirnya menyabet posisi runner up.

Kendati demikian, pelatih Merpati Bali tidak ingin jemawa dengan prediksi tersebut. Dikatakan, sebenarnya ada pintu terbuka untuk menjadi juara baru. Tapi itu bukan hanya berlaku pada Merpati Bali saja yang diunggulkan, semua tim juga pasti excited musim ini.

"Pastinya sangat antusias dengan bergulirnya Srikandi Cup ini. Intinya, kita semua punya semangat yang sama untuk mencari jalan menuju juara," tambah Bambang.

Klub Thailand Batal Tampil

Sebenarnya jauh sebelum merilis jadwal kompetisi bola basket putri tertinggi di Indonesia musim ini, Deddy Setiawan selaku kordinator Srikandi Cup sudah merancang strategi untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Surabaya Fever dan Merah Putih Samator Jakarta. Salah satunya dengan mengajak klub Thailand terlibat.

Namun, dengan waktu mepet klub Thailand tersebut mengurungkan niatnya untuk bergabung. "Kami sebenarnya sudah menyiapkan rencana setelah mengetahui Surabaya Fever absen, yakni dengan mengajak klub Thailand untuk ikut, tapi waktunya yang mepet membuat mereka urung bergabung. Tapi musim depan kemungkinan bergabung. Seandainya klub Thailand hadir, kemungkinan ada beberapa tim yang menggunakan pemain asing. Tapi batalnya klub thailand maka klub (peserta Srikandi Cup musim ini) hanya menggunakan pemain lokal saja," kata Deddy.

Dengan mundurnya Fever dan Merah Putih Samator, maka Srikandi Cup hanya diikuti tujuh tim saja yakni Tanago Jakarta, Scorpio Jakarta, GMC Cirebon, Sahabat Semarang, Merpati Bali, Flying Wheel Makassar, dan Tenaga Baru Pontianak. Sebagai pendatang baru, Scorpio Jakarta, yang kerap melahirkan para pebasket putra putri yang berkualitas baik di ajang kompetisi tingkat amatir dan nasional, menyambut baik sekaligus siap berlaga di Srikandi Cup musim ini.

Budi Wardoyo pelatih kepala sekaligus pemilik klub mengaku tidak ingin menjadi penggembira meski berstatus sebagai pendatang baru. Dia pun optimis timnya mampu bersaing dengan enam tim lainnya dalam perebutan juara di musim ini.

"Kembalinya beberapa pilar kami seperti Pricilla Annabel Karen dan Delaya Maria (musim lalu memperkuat Tenaga Baru Pontianak) juga Chika yang sebelumnya bermain dengan Sahabat Semarang, saya harap bisa membantu para pemain hasil binaan Scorpio lainnya di ajang Srikandi tahun ini dan seterusnya. Berbicara target, kami sudah siap berkompetisi untuk semaksimal mungkin meraih yang terbaik meski kami adalah pendatang baru. Basket itu bicara permainan tim secara kolektif antara pemain dan official yang harus bisa bekerjasama untuk menyatukan semangat visi dan misi tim khususnya dalam menghadapi Srikandi Cup," paparnya.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8381 seconds (0.1#10.140)