Murid Bertemu Mentor, Garis Nasib yang Tak Terbayangkan Nagelsmann

Selasa, 18 Agustus 2020 - 17:04 WIB
loading...
Murid Bertemu Mentor, Garis Nasib yang Tak Terbayangkan Nagelsmann
Dua pelatih paling cerdas asal JermanThomas Tuchel dan Julian Nagelsmann bertemu di semifinal Liga Champions 2019/2020/Foto/Bundesliga/UEFA
A A A
LISABON - Pertemuan Paris Saint-Germain (PSG) versus RB Leipzig pada semifinal Liga Champions 2019/2020 di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal, Selasa (18/8/2020) malam waktu lokal atau Rabu (19/8/2020) dini hari WIB, menjadi ajang pembuktian dua pelatih paling cerdas asal Jerman.

Persaingan pelatih kedua tim ibarat pertemuan murid dan mentro. Pelatih PSG Thomas Tuchel adalah sosok yang memberi kesempatan kepada Pelatih Leipzig Julian Nagelsmann untuk pindah ke kepelatihan ketika kariernya yang menjanjikan sebagai bek tengah diakhiri dengan serangkaian cedera. ( ).

Nagelsmann mengakui bahwa ketika dia mengetahui cedera lutut akan mengakhiri karier bermainnya di tim cadangan Augsburg, dia pun siap meninggalkan permainan sama sekali. Dia rela mengubur mimpi masa mudanya untuk menjadi pemain besar.

Tetapi, secara kebetulan Tuchel memiliki sumber daya yang terbatas, dan dia sangat menyadari bahwa Nagelsmann adalah pemain yang sangat cerdas dan penuh dengan rasa ingin tahu. Tuchel lalu memintanya untuk melakukan beberapa observasi dan analisis terhadap lawan yang akan dihadapi. ( ).

“Keputusannya adalah apakah saya harus membatalkan kontrak atau mencoba mencari hal lain, saya mendapat kesempatan untuk menganalisa lawan," Nagelsmann berkisah dalam konferensi pers, Senin (17/8/2020) seperti dilansir Reuters.

"Thomas (Tuchel) menyukai apa yang saya lakukan dan itu adalah salah satu langkah pertama dalam perjalanan menjadi pelatih kepala,” imbuhnya. (Lihat Grafis: Dua Tim Prancis dan Jerman Kuasai Semifinal Liga Champions ).

"Saya tidak pernah membayangkan itu akan mengarah ke semifinal Liga Champions dan bermain melawan Thomas Tuchel."

Nagelsmann belajar ilmu olahraga serta mendapatkan kualifikasi kepelatihannya dan bergabung dengan staf kepelatihan Hoffenheim dan pada 2016. Kemudian klub itu menjadikannya sebagai pelatih termuda di Bundesliga, memberinya jabatan teratas pada usia 28 tahun. ( ).

Dia mulai menyelamatkan klub dari degradasi sebelum melonjak luar biasa ke posisi keempat Bundesliga pada musim berikutnya dan lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.

Kemudian Nagelsmann bergabung dengan Leipzig tahun lalu dan terus tampil mengesankan dengan cara dia mengatur timnya dan kemampuannya untuk menemukan titik lemah lawan mereka. ( ).

Tuchel, 46 tahun, mengatakan tidak pernah memprediksi akan bertemu dengan Nagelsmann dengan tiket final Liga Champions dipertaruhkan. Dia mengetahui dari hari-hari mereka di Augsburg, Nagelsmann memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi pelatih.

“Dia adalah pemain yang 'tidak nyaman', dia selalu ingin tahu mengapa kami melakukan ini atau itu. Laporan observasinya menunjukkan bahwa dia sangat memperhatikan detailnya,” kata Tuchel.

“Dalam hidup saya, saya tidak memproyeksikan masa depan jadi pada saat itu saya tidak berpikir bahwa suatu hari saya akan menghadapi dia. Tapi luar biasa bisa memainkan semifinal Liga Champions melawan Julian. ”
(sha)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2442 seconds (0.1#10.140)