Sinar Terang Bintang Muda Euro 2024 dan Berubahnya Sepak Bola Modern

Minggu, 30 Juni 2024 - 20:05 WIB
loading...
Sinar Terang Bintang Muda Euro 2024 dan Berubahnya Sepak Bola Modern
Pesona bintang muda di Euro 2024 sepertinya menarik untuk diulas. Turnamen empat tahunan itu saat ini sudah memasuki babak 16 besar / Foto: Kolase
A A A
Pesona bintang muda di Euro 2024 sepertinya menarik untuk diulas. Turnamen empat tahunan itu saat ini sudah memasuki babak 16 besar.

Topik kali ini tak membahas mengenai seberapa besar persaingan yang terjadi dalam perebutan tiket perempat final Euro 2024 . Tapi ada satu hal yang menonjol dan kerap mengundang perhatian penggemar sepak bola di Benua Biru.

Sudah tak aneh setiap turnamen besar kerap memunculkan bintang-bintang muda. Begitu pula, di Euro 2024. Ada tiga pemain yang saat ini seolah mampu menerangi Euro 2024.



Mereka adalah Jamal Musiala, Jude Bellingham, dan Lamine Yamal. Para pemain muda ini tidak tiba-tiba memanfaatkan kesempatan ini sebagai panggung untuk mencuri perhatian.

Mereka bermain seolah-olah ini adalah level mereka, karena memang demikianlah adanya. Jika hal ini terdengar sepele, tapi ini akan mengejutkan pelatih dunia. Pandangan standarnya adalah bahwa sepak bola internasional adalah level yang harus dicapai seorang pemain, dan masa puncaknya adalah pada pertengahan dua puluhan.

Usia itu dipandang sebagai keseimbangan emas antara kecakapan fisik dan pengalaman yang cukup. Sebagai panduan dasar, usia rata-rata pemain resmi turnamen di milenium ini hanya di atas 27 tahun. Zinedine Zidane (2000), Xavi tahun (2008), dan Andres Iniesta (2012) semuanya berusia 28 tahun.



Euro 2024 telah menyaring beberapa tren berbeda, yang terlihat jelas namun belum sepenuhnya terlihat. Penjelasan paling sederhana mengenai hal ini adalah taktik yang menggerakkan permainan modern dan menekan. Para pemain muda punya lebih banyak energi untuk melakukan hal tersebut, dan hal ini sudah jelas, namun ada lebih banyak ilmu pengetahuan di balik pemikiran ini.

Times mengungkapkan bagaimana staf Inggris mengatakan kepada para pemain bahwa jarak rata-rata untuk menekan pemain bertahan adalah delapan meter, namun meteran terakhirlah yang paling penting. Meskipun Harry Kane kesulitan pada saat itu, analisis menunjukkan bahwa pemain muda secara alami memiliki mesin yang jauh lebih baik untuk melakukan hal tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1448 seconds (0.1#10.140)
pixels