Jelang Kontra Venezuela, Messi: Kami Harus Bermain Lebih Baik

Jum'at, 28 Juni 2019 - 08:31 WIB
Jelang Kontra Venezuela, Messi: Kami Harus Bermain Lebih Baik
Jelang Kontra Venezuela, Messi: Kami Harus Bermain Lebih Baik
A A A
RIO DE JANEIRO - Sekilas akan banyak yang menilai jika Argentina dan Brasil cukup beruntung karena tak harus bertemu di fase perempat final. Tapi, tunggu, kata beruntung itu muncul jika perbandingannya adalah head to head dan peringkat dari lawan kedua tim.

Argentina misalnya. Di perempat final mereka hanya bertemu Venezuela yang menjadi runner up Grup A di Estadio Jornalista Mario Filho atau Maracana, nanti malam. Venezuela menempati peringkat 33 FIFA, sedangkan Argentina jauh di atas dengan menempati posisi 11 menurut otoritas sepak bola tertinggi dunia tersebut.

Sedangkan dari 25 pertemuan di antara kedua, Argentina hanya menelan dua kekalahan dan dua kesempatan imbang. Sisanya, 22 pertandingan lainnya menjadi milik dari pasukan Lionel Scaloni! Artinya, jika melihat head to head, peluang Venezuela lolos semifinal hanya berada di kisaran 1,5%.

Ini jika melihatnya dari sisi pertemuan secara keseluruhan, atau dari sisi peringkat. Hanya saja, membaca kekuatan pasukan Rafael Dudamel jelas bisa berakibat blunder. Setidaknya, Argentina harus melihat lagi bahwa sejak 2007, Venezuela hanya sekali gagal lolos dari fase grup. Artinya, ada empat kesempatan mereka di perempat final dan satu di antaranya berhasil ke semifinal.

Alasan lain, Venezeu juga memperlihatkan tren positif sepanjang 2019. Di fase Grup A Copa America, Thomas Rincon dkk belum tersentuh kekalahan; satu menang, dua imbang. Selain itu, dalam delapan pertandingan terakhir di 2019, tim berjuluk La Vinotinto hanya mengalami dua kekalahan. Sisanya, tiga menang, dan empat kali imbang. Dua dari tiga kemenangan Venezuela dibukukan atas Amerika Serikat dan Argentina.

Betul, Argentina yang ditangani Scaloni yang tidak diperkuat Messi, menyerah 1-3 di Stadion Wanda Metropolitano. Venezuela juga mampu menahan imbang tuan rumah Copa America Brasil di laga pembuka. "Kami harus bermain lebih baik melawan Venezuela.Ini adalah tim dengan ide serangan yang sangat jelas, dengan pemain yang sangat cepat,” kata Lionel Messi dikutip situs resmi.

Di Copa America Messi mendapat peran khusus dari Scaloni. Menempatkan Sergio Aguero sebagai penyerang murni dengan dibantu Lautaro Martinez, Messi diberi ruang bebas oleh Scaloni. Pemain Argentina itu bertugas sebagai distributor dan bergerak sesuka dia mau. "Setiap tim di dunia akan merasakan ketakutan ketika melihat Messi-Aguero-Lautaro Martinez. Mulai dari mereka kita harus mengatur keseimbangan," ungkap Scaloni.

Beban Brasil pag ini tak kalah rumit. Meski hanya kalah dua kali dari 38 pertandingan kandang melawan Paraguay di semua kompetisi, tak berarti pasukan Tite boleh berleha-leha. Realitasnya, dalam dua pertemuan terakhir di Copa America, Paraguay justru berhasil memulangkan Brasil lewat adu penalty.

Pada Copa America 2015, Brasil menyerah setelah kalah 3-4 di adu penalti. Adu tos tosan ini dilakukan karena kedua tim hanya bermain imbang 1-1 sampai masa perpanjang waktu. Paraguay kemudian lolos ke semifinal dan bertemu Argentina. Empat tahun sebelum itu, Paraguay juga berhasil memaksakan hasil imbang 2-2 di fase grup.

Sebelum kemudian, justru menyingkirkan Brasil di baak perempat final melalui adu penalti 2-0. Saat itu, Paraguay juga datang sebagai peringkat tiga terbaik. Sama dengan status yang mereka sandang sekarang. Dua catatan terakhir itu yang membuat Dani Alves dkk harus waspada pada pasukan Eduardo Berizzo jika tidak ingin kembali menelan kekalahan di babak perempat final.

“Saya tidak akan pernah merasa tenang dalam adu penalti, saya tidak akan pernah berubah pikiran tentang itu. Hukuman tidak adil, mereka mempersonalisasi kesuksesan atau kegagalan dan itu tidak adil. Aku tidak tahu bagaimana, tetapi mereka harus menemukan cara lain," kata Tite di Gremio Arena di Porto Alegre, di mana pertandingan perempat final akan berlangsung.

Brasil tidak akan diperkuat Casimero dan Fernandinho karena alasan berbeda. Padahal, keduanya dibutuhkan untuk meredam agresivitas dan gaya permainan fisik dari Paraguay. Tite menyebut, formasi 4-4-1-1 dengan satu gelandang ekstra sebagai penghubung striker seperti Miguel Almiron dan Federico Santander. “Mereka sangat agresif, mereka mencetak banyak gol sehingga kami harus bekerja keras untuk dapat melawan mereka.”
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5069 seconds (0.1#10.140)