Kesalahpahaman Status Imane Khelif, IOC: Dia Bukan Transgender!

Jum'at, 02 Agustus 2024 - 14:04 WIB
loading...
Kesalahpahaman Status...
IOC menekankan bahwa identitas gender Khelif bukanlah masalah transgender / Foto: The Age
A A A
Empat puluh enam detik setelah ronde pertama pertandingan tinju wanita di Olimpiade Paris 2024 , Kamis (2/8/2024) waktu setempat, Angela Carini dari Italia mengundurkan diri dari pertarungannya melawan Imane Khelif. Penyebabnya adalah jenis kelamin dari petinju Aljazair yang memicu perdebatan sengit tentang keadilan dan keselamatan.

Carini tidak membuat pernyataan menghakimi tentang jenis kelamin Khelif, yang saat ini ramai diperbincangkan. Dia memilih mundur lantaran takut mengalami cedera serius usai hidungnya terkena pukulan telak dari lawannya tersebut.

Tuduhan dan asumsi tentang status jenis kelamin Khelif, serta putusan baru-baru ini yang melarangnya berpartisipasi dalam kompetisi internasional, telah membuat banyak orang mempertanyakan mengapa dia diikutsertakan dalam Olimpiade Paris 2024.



Penting untuk dicatat, Khelif memiliki kelainan perkembangan seks (DSD), yang berarti bahwa meskipun ia dilahirkan sebagai seorang wanita, ia mungkin tetap memiliki kromosom XY dan kadar testosteron yang tinggi. Hal ini mungkin membingungkan bagi mereka yang diajarkan bahwa wanita memiliki dua kromosom X sementara pria memiliki kromosom X dan Y.

Namun menurut para ahli medis memang ada kasus wanita yang memiliki kromosom XY yang mampu melahirkan. Khelif bukanlah seorang trans (seperti yang salah diidentifikasi oleh beberapa orang), dan ia juga tampaknya tidak berusaha menyembunyikan kondisinya.

Ia telah diizinkan untuk bertanding selama sisa kariernya, termasuk di Olimpiade 2020, ketika ia kalah dari peraih medali emas Kellie Harrington. Namun Maret lalu, baik Khelif maupun Lin Yu-ting dari Taiwan dilarang mengikuti Kejuaraan Dunia 2023, acara yang diawasi oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA).



Khelif mengajukan banding atas keputusan tersebut di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) tetapi kemudian menarik diri, sehingga keputusan IBA menjadi final. Perlu dicatat bahwa IBA menolak menjawab pertanyaan tentang pengujian dan keputusannya.

Perlu dicatat juga bahwa sebelum putusan Khelif dan Yu-ting, IBA ditangguhkan pada 2019 oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) di tengah kegagalan organisasi dalam masalah tata kelola, keuangan, dan etika. Dalam beberapa bulan setelah Khelif dan Yu-ting didiskualifikasi dari kejuaraan dunia, IOC mencabut pengakuan IBA sepenuhnya.

Hal itu kemungkinan tidak terkait dengan masalah ini, tetapi lebih karena kekhawatiran tentang bagaimana IBA beroperasi secara umum. IOC mengikuti aturan yang berbeda dari IBA, mengizinkan Khelif untuk berkompetisi di Olimpiade Paris 2024, dengan menegaskan kepatuhannya terhadap semua standar kelayakan dan medis tanpa merinci secara spesifik.

IOC menekankan bahwa identitas gender Khelif bukanlah masalah transgender. Terlepas dari perdebatan panas yang tengah ramai diperbincangkan itu, Khelif tetap dianggap lolos.

Selanjutnya, Khelif bakal menghadapi Anna Luca Hamori. Petinju Hungaria ini tidak mempermasalahkan klasifikasi gender lawannya dan tidak tertarik dengan kontroversi tersebut.

"Saya tidak peduli dengan cerita atau apa yang terjadi di media sosial saat ini. Saya hanya ingin tetap fokus pada diri saya sendiri," tutur Hamori dikutip dari BoxingScene.
(yov)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1660 seconds (0.1#10.140)