AS Terbuka Tidak Akan Mudah untuk Djokovic
loading...
Novan Djokovic. Foto/AP
A
A
A
NEW YORK - Ambisi Djokovic mengejar rekor gelar grand slam terbanyak sepanjang sejarah milik Roger Federer dan Rafael Nadal pada ajang Amerika Serikat (AS) Terbuka tidak bakal mulus. Deret petenis muda siap memberi kejutan dan menjegal petenis peringkat satu dunia itu.
Saat ini Djokovic telah mengumpulkan 17 gelar grand slam atau masih di bawah Nadal (19) dan Federer (20) dalam urusan gelar terbanyak di ajang mayor tersebut. Namun, petenis asal Serbia ini berkesempatan mendekati catatan para rivalnya itu, terlebih keduanya akan absen pada AS Terbuka 2020. (Baca: Dokter Yunani Ungkap Rahasia Vaksin Covid-19 Buatan Rusia)
Ketidakhadiran keduanya juga menjadi keuntungan bagi Djokovic mengingat hanya kedua petenis tersebut yang kerap menjegal dirinya di berbagai turnamen. Apalagi Nadal notabene juara bertahan di AS Terbuka. Karena itu, Djokovic akan memanfaatkan momentum tersebut dengan bermain baik selama bertanding tanpa penonton di area terbatas Covid-19 di USTA Billie Jean King National Tennis Center.
Unggulan teratas AS Terbuka itu juga sedang dalam keadaan percaya diri tinggi seusai menjadi juara di Cincinnati Masters 2020 di Louis Armstrong, Flushing Meadows, New York, dini hari kemarin.
Djokovic mengklaim gelar setelah berhasil mengalahkan petenis Kanada Milos Raonic tiga set 1-6, 6-3, 6-4. Kemenangan itu sekaligus membuatnya belum terkalahkan dalam 23 pertandingan pada tahun ini.
Tidak hanya itu, Djokovic juga menjadi satu-satunya petenis dalam sejarah yang memenangkan kesembilan turnamen Masters 1000 (Career Golden Masters) dan melakukannya untuk kali kedua. Berkat kemenangan itu, petenis berusia 33 tahun ini juga menyamai pencapaian Nadal sebagai petenis yang paling banyak mengantongi gelar Masters 1000 dengan 35 trofi. (Baca juga: Begini Cara Mencegah Kanker Usus)
“Saya berusaha melakukan hal yang terbaik dalam karier, menjaga kondisi puncak secara fisik, mental, emosional, teknik permainan, dan memainkan beberapa permainan terbaik yang pernah saya mainkan. Tidak terkalahkan selama musim 2020 tentu memberikan lebih banyak kepercayaan diri di setiap pertandingan,” kata Djokovic dilansir atptour.
Petenis berjuluk Djoker itu berharap bisa melanjutkan konsistensinya di AS Terbuka. Djokovic menargetkan merebut gelar keempat di grand slam tersebut. Dia menyatakan akan langsung tampil agresif sejak babak pertama menghadapi petenis berperingkat 107 dunia asal Bosnia dan Herzegovina Damir Dzumhur di Arthur Ashe Stadium, Senin (31/8) malam waktu setempat.
Terakhir kali petenis selain Djokovic , Nadal, dan Federer memenangkannya, gelar tunggal putra grand slam diraih petenis Swiss Stan Wawrinka yang menjadi juara pada musim 2016. Meski Djokovic tetap diunggulkan, tapi kesempatan mendapatkan juara baru bisa saja terjadi pada tahun ini.
Beberapa petenis muda, seperti unggulan kedua asal Austria Dominic Thiem, runner-up AS Terbuka 2019 dan unggulan ketiga Daniil Medvedev dari Rusia, unggulan keempat berkebangsaan Yunani Stefanos Tsitsipas, dan unggulan kelima dari Jerman Alexander Zverev menjadi paling berpeluang menghentikan dominasi Djokovic di Flushing Meadows. (Lihat videonya: Polsek Ciracas Dibakar Gerombolan Orang Tak Dikenal)
Bahkan, mantan petenis nomor satu dunia Andy Murray juga memiliki kesempatan merusak persaingan tersebut. Namun, Murray menyadari untuk bermain di turnamen sekelas grand slam pasti bakal lebih sulit, mengingat dirinya baru sembuh dari cedera pinggul yang dideritanya beberapa tahun terakhir.
“Perjalanan panjang untuk kembali ke titik ini. Terakhir kali itu (bermain) terjadi di Prancis Terbuka 2017. Itu sudah lama sekali. Saya telah bermain beberapa kali sejak saat itu, tetapi itu bukan yang sebenarnya,” ungkap Murray yang akan menghadapi petenis Jepang Yoshihito Nishioka di babak pertama AS Terbuka 2020. (Raikhul Amar)
Saat ini Djokovic telah mengumpulkan 17 gelar grand slam atau masih di bawah Nadal (19) dan Federer (20) dalam urusan gelar terbanyak di ajang mayor tersebut. Namun, petenis asal Serbia ini berkesempatan mendekati catatan para rivalnya itu, terlebih keduanya akan absen pada AS Terbuka 2020. (Baca: Dokter Yunani Ungkap Rahasia Vaksin Covid-19 Buatan Rusia)
Ketidakhadiran keduanya juga menjadi keuntungan bagi Djokovic mengingat hanya kedua petenis tersebut yang kerap menjegal dirinya di berbagai turnamen. Apalagi Nadal notabene juara bertahan di AS Terbuka. Karena itu, Djokovic akan memanfaatkan momentum tersebut dengan bermain baik selama bertanding tanpa penonton di area terbatas Covid-19 di USTA Billie Jean King National Tennis Center.
Unggulan teratas AS Terbuka itu juga sedang dalam keadaan percaya diri tinggi seusai menjadi juara di Cincinnati Masters 2020 di Louis Armstrong, Flushing Meadows, New York, dini hari kemarin.
Djokovic mengklaim gelar setelah berhasil mengalahkan petenis Kanada Milos Raonic tiga set 1-6, 6-3, 6-4. Kemenangan itu sekaligus membuatnya belum terkalahkan dalam 23 pertandingan pada tahun ini.
Tidak hanya itu, Djokovic juga menjadi satu-satunya petenis dalam sejarah yang memenangkan kesembilan turnamen Masters 1000 (Career Golden Masters) dan melakukannya untuk kali kedua. Berkat kemenangan itu, petenis berusia 33 tahun ini juga menyamai pencapaian Nadal sebagai petenis yang paling banyak mengantongi gelar Masters 1000 dengan 35 trofi. (Baca juga: Begini Cara Mencegah Kanker Usus)
“Saya berusaha melakukan hal yang terbaik dalam karier, menjaga kondisi puncak secara fisik, mental, emosional, teknik permainan, dan memainkan beberapa permainan terbaik yang pernah saya mainkan. Tidak terkalahkan selama musim 2020 tentu memberikan lebih banyak kepercayaan diri di setiap pertandingan,” kata Djokovic dilansir atptour.
Petenis berjuluk Djoker itu berharap bisa melanjutkan konsistensinya di AS Terbuka. Djokovic menargetkan merebut gelar keempat di grand slam tersebut. Dia menyatakan akan langsung tampil agresif sejak babak pertama menghadapi petenis berperingkat 107 dunia asal Bosnia dan Herzegovina Damir Dzumhur di Arthur Ashe Stadium, Senin (31/8) malam waktu setempat.
Terakhir kali petenis selain Djokovic , Nadal, dan Federer memenangkannya, gelar tunggal putra grand slam diraih petenis Swiss Stan Wawrinka yang menjadi juara pada musim 2016. Meski Djokovic tetap diunggulkan, tapi kesempatan mendapatkan juara baru bisa saja terjadi pada tahun ini.
Beberapa petenis muda, seperti unggulan kedua asal Austria Dominic Thiem, runner-up AS Terbuka 2019 dan unggulan ketiga Daniil Medvedev dari Rusia, unggulan keempat berkebangsaan Yunani Stefanos Tsitsipas, dan unggulan kelima dari Jerman Alexander Zverev menjadi paling berpeluang menghentikan dominasi Djokovic di Flushing Meadows. (Lihat videonya: Polsek Ciracas Dibakar Gerombolan Orang Tak Dikenal)
Bahkan, mantan petenis nomor satu dunia Andy Murray juga memiliki kesempatan merusak persaingan tersebut. Namun, Murray menyadari untuk bermain di turnamen sekelas grand slam pasti bakal lebih sulit, mengingat dirinya baru sembuh dari cedera pinggul yang dideritanya beberapa tahun terakhir.
“Perjalanan panjang untuk kembali ke titik ini. Terakhir kali itu (bermain) terjadi di Prancis Terbuka 2017. Itu sudah lama sekali. Saya telah bermain beberapa kali sejak saat itu, tetapi itu bukan yang sebenarnya,” ungkap Murray yang akan menghadapi petenis Jepang Yoshihito Nishioka di babak pertama AS Terbuka 2020. (Raikhul Amar)
(ysw)
Lihat Juga :
