Disiplin Ketat ala Shin Tae-yong, 2 Pemain Dicoret karena Ngaret
loading...
A
A
A
JAKARTA - Budaya baru banyak diperkenalkan Pelatih Shin Tae-yong sejak ditunjuk menangani tim nasional Indonesia. Salah satu yang paling menonjol adalah soal kedisiplinan pemain saat mengikuti pemusatan latihan nasional.
Shock theraphy diberikan Tae-yong kepada anak asuhnya beberapa jam sebelum tim bertolak ke Kroasia untuk melakoni training centre (TC) jangka panjang. Pelatih asal Korea Selatan itu mencoret dua pemain yang sebelumnya masuk daftar 30 skuad yang diboyong ke Negara Balkan tersebut. (Baca: Kenali Penyakit Rematik dan Asam Urat, Apa bedanya?)
Serdy Ephy Fano dari Bhayangkara FC dan pemain Vamos Indonesia Ahmad Afrizal ditinggalkan di Indonesia. Penyebabnya, kedua pemain terlambat hadir beberapa menit di lapangan mengikuti latihan pagi yang digelar sebelum tim bertolak ke Kroasia pada malam harinya.
Meski terlihat sepele, bagi pelatih yang mengantar timnas Korsel ke putaran final Piala Dunia 2018 itu, kesalahan tersebut tidak bisa ditoleransi. Masalah indisipliner, termasuk terlambat mengikuti latihan, menjadi pelanggaran yang sangat fatal bagi Tae-yong .
Keduanya langsung dipulangkan dari tim meski seluruh persiapan termasuk visa dan akomodasi perjalanan sudah disiapkan. Tae-yong menyatakan tidak masalah jika jumlah pemain yang diboyong ke Kroasia berkurang. Dia menegaskan sangat mengutamakan kedisiplinan dan sikap pemain dalam membentuk tim.
“Harus ada tanggung jawab dari pemain. Sangat penting sikap dalam latihan, jika tidak baik akan dipulangkan. Kami juga sedang mencari dua pemain pengganti, akan diumumkan nanti,” katanya.
Sebelumnya, pada TC kedua di Jakarta awal Agustus lalu, Tae-yong juga mencoret 11 pemain meski timnas U-19 baru melakoni latihan ringan. Disinyalir, pencoretan ini terkait erat dengan masalah disiplin dan sikap pemain di dalam lapangan maupun di hotel tempat menginap.
Aturan ketat ala Tae-yong juga diterapkan pada timnas senior. Tidak hanya di lapangan, kedisiplinan waktu juga diterapkan saat waktu makan tim tiba. Selain itu, dia juga mengawasi langsung menu yang diberikan, termasuk mengharamkan makanan berlemak tinggi. (Baca juga: Pesta Gay di Kuningan Jakarta Digerebek, Puluhan Pria Diamankan Polisi)
Tak kalah penting, sejak Tae-yong menangani skuad Garuda, pemain tidak bisa keluyuran seenaknya seusai kembali ke hotel tempat menginap. Pemain hanya boleh keluar jika diizinkan dan harus kembali maksimal pukul 22.00 WIB.
Shock theraphy diberikan Tae-yong kepada anak asuhnya beberapa jam sebelum tim bertolak ke Kroasia untuk melakoni training centre (TC) jangka panjang. Pelatih asal Korea Selatan itu mencoret dua pemain yang sebelumnya masuk daftar 30 skuad yang diboyong ke Negara Balkan tersebut. (Baca: Kenali Penyakit Rematik dan Asam Urat, Apa bedanya?)
Serdy Ephy Fano dari Bhayangkara FC dan pemain Vamos Indonesia Ahmad Afrizal ditinggalkan di Indonesia. Penyebabnya, kedua pemain terlambat hadir beberapa menit di lapangan mengikuti latihan pagi yang digelar sebelum tim bertolak ke Kroasia pada malam harinya.
Meski terlihat sepele, bagi pelatih yang mengantar timnas Korsel ke putaran final Piala Dunia 2018 itu, kesalahan tersebut tidak bisa ditoleransi. Masalah indisipliner, termasuk terlambat mengikuti latihan, menjadi pelanggaran yang sangat fatal bagi Tae-yong .
Keduanya langsung dipulangkan dari tim meski seluruh persiapan termasuk visa dan akomodasi perjalanan sudah disiapkan. Tae-yong menyatakan tidak masalah jika jumlah pemain yang diboyong ke Kroasia berkurang. Dia menegaskan sangat mengutamakan kedisiplinan dan sikap pemain dalam membentuk tim.
“Harus ada tanggung jawab dari pemain. Sangat penting sikap dalam latihan, jika tidak baik akan dipulangkan. Kami juga sedang mencari dua pemain pengganti, akan diumumkan nanti,” katanya.
Sebelumnya, pada TC kedua di Jakarta awal Agustus lalu, Tae-yong juga mencoret 11 pemain meski timnas U-19 baru melakoni latihan ringan. Disinyalir, pencoretan ini terkait erat dengan masalah disiplin dan sikap pemain di dalam lapangan maupun di hotel tempat menginap.
Aturan ketat ala Tae-yong juga diterapkan pada timnas senior. Tidak hanya di lapangan, kedisiplinan waktu juga diterapkan saat waktu makan tim tiba. Selain itu, dia juga mengawasi langsung menu yang diberikan, termasuk mengharamkan makanan berlemak tinggi. (Baca juga: Pesta Gay di Kuningan Jakarta Digerebek, Puluhan Pria Diamankan Polisi)
Tak kalah penting, sejak Tae-yong menangani skuad Garuda, pemain tidak bisa keluyuran seenaknya seusai kembali ke hotel tempat menginap. Pemain hanya boleh keluar jika diizinkan dan harus kembali maksimal pukul 22.00 WIB.