Teror Pendukung Jadi Kunci Atletico Tumbangkan Liverpool
A
A
A
MADRID - Mentalitas yang selama ini dibangun Juergen Klopp pada pemain Liverpool akhirnya mampu dirobohkan Atletico Madrid di leg pertama babak 16 Besar Liga Champions. Bukan sekadar permainan selama 90 menit di lapangan, tapi faktor non-teknik jadi kunci bagaimana pasukan Diego Simeone mampu merengguk kemenangan.
Sebelum pertandingan di Wanda Metropolitano, Rabu (19/2/2020) dini hari, banyak yang meramalkan pertandingan akan berlangsung ketat. Faktanya memang demikian. Liverpool yang musim lalu meraih gelar di stadion tersebut ketika mengalahkan Tottenham Hotspur, harus kebobolan lewat gol cepat Atletico buah aksi Saul Niguez di menit keempat. (Baca juga : Liverpool Terisolasi, Atletico Jaga Peluang ke Perempat Final )
Setelah itu, wakil Inggris itu mencoba beragam upaya membobol gawang Atletico yang dikawal Jan Oblak. Hasilnya, sampai wasit Szymon Marciniak asal Polandia meniupkan peluit akhir skor tidak berubah.
Sebagai pelatih Simeone mengaku bangga dengan hasil tersebut. Namun sanjungan tertinggi diberikan pada pendukung. Efek yang dilakukan fans sebelum pertandingan dan selama pertandingan di dalam stadion mampu mempengaruhi mental pemain Liverpool.
Seperti dilaporkan Movistar, sebelum pertandingan para pendukung memberikan teror pada pemain tim tamu. Mereka berbaris di luar stadion, menyalakan kembang api dan meneriakan sesuatu dengan suara keras saat bus yang ditumpangi pemain Liverpool melintas. Tak sampai di situ. Di dalam stadion, para pendukung sudah menyiapkan koreografi.
Mengantisipasi suasana serupa di Anfield pada leg kedua nanti, Simeone hanya mengharapkan pemain fokus pada pertandingan dan membuat laga berlangsung sengit. "Kami akan bermain dengan banyak kerendahan hati, karena mereka terbiasa bermain pertandingan besar di stadion mereka," pungkasnya.
Sebelum pertandingan di Wanda Metropolitano, Rabu (19/2/2020) dini hari, banyak yang meramalkan pertandingan akan berlangsung ketat. Faktanya memang demikian. Liverpool yang musim lalu meraih gelar di stadion tersebut ketika mengalahkan Tottenham Hotspur, harus kebobolan lewat gol cepat Atletico buah aksi Saul Niguez di menit keempat. (Baca juga : Liverpool Terisolasi, Atletico Jaga Peluang ke Perempat Final )
Setelah itu, wakil Inggris itu mencoba beragam upaya membobol gawang Atletico yang dikawal Jan Oblak. Hasilnya, sampai wasit Szymon Marciniak asal Polandia meniupkan peluit akhir skor tidak berubah.
Sebagai pelatih Simeone mengaku bangga dengan hasil tersebut. Namun sanjungan tertinggi diberikan pada pendukung. Efek yang dilakukan fans sebelum pertandingan dan selama pertandingan di dalam stadion mampu mempengaruhi mental pemain Liverpool.
Seperti dilaporkan Movistar, sebelum pertandingan para pendukung memberikan teror pada pemain tim tamu. Mereka berbaris di luar stadion, menyalakan kembang api dan meneriakan sesuatu dengan suara keras saat bus yang ditumpangi pemain Liverpool melintas. Tak sampai di situ. Di dalam stadion, para pendukung sudah menyiapkan koreografi.
Mengantisipasi suasana serupa di Anfield pada leg kedua nanti, Simeone hanya mengharapkan pemain fokus pada pertandingan dan membuat laga berlangsung sengit. "Kami akan bermain dengan banyak kerendahan hati, karena mereka terbiasa bermain pertandingan besar di stadion mereka," pungkasnya.
(bbk)