Di Masa Lalu, Tiga Olimpiade Ini Pernah Diganggu Wabah Virus

JAKARTA - Olimpiade Tokyo 2020 bulan Juli terancam batal atau ditunda akibat merebaknya virus corona. Ini bukan kasus pertama, karena di masa lalu, terdapat beberapa event Olimpiade yang sempat diganggu wabah virus.

Hingga lima bulan jelang pesta olahraga Olimpiade Tokyo 2020, penyebaran virus corona masih jadi momok bagi sejumlah negara. Satu per satu agenda olahraga dibatalkan, bahkan teranyar, Menteri Olimpiade Jepang, Seiko Hashimoto, menyebut pesta olahraga ini berpeluang ditunda hingga akhir tahun.

Sejauh ini vaksin untuk virus yang menyebar dari China belum ditemukan. Sehingga masyarakat luas pesimistis pesta olahraga terbesar dunia bakal gagal digelar sesuai rencana. Sebagai pembanding, berikut tiga gelaran Olimpiade yang sempat diganggu wabah virus.

1. Olimpiade Musim Dingin Vancouver (12-28 Februari 2010)

Olimpiade Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada sempat terganggu wabah virus flu burung. Pada saat itu panitia melibatkan 25.000 sukarelawan dan 5.000 staf VANOC. Namun, vaksi virus H1N1 kepada para atlet, ofisial, dan penonton tidak semuanya bisa dilakukan

VANOC sebagai penyelenggara acara meminta komite olimpiade nasional masing-masing negara melakukan vaksin kepada atlet dan oficial. Akhirnya pesta olahraga itu berjalan tepat waktu dan berakhir dengan keberhasilan tuan rumah menjadi juara umum.

2. Olimpiade Musim Panas Rio de Janeiro (5-21 Agustus 2016)

Olimpiade Musim Panas 2016 di Rio de Janeiro juga sempat terganggu virus zika. Namun, pemerintah Brasil tidak berdiam diri terhadap ancaman virus berbahaya tersebut. Presiden, Dilma Rousseff, dengan tegas menyatakan perang terhadap nyamuk Aedes Aegypti sebagai pembawa virus. Event tersebut akhirnya berlangsung tepat waktu dengan Amerika Serikat keluar sebagai pemenang.

3. Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang (9-25 Februari 2018)

Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korea Selatan, juga terganggu virus. Pada saat itu wabah yang menyebar adalah norovirus yang menyebabkan diare dan muntah-muntah. Pada 8 Februari 2018, sehari sebelum peste pembukaan, pemerintah setempat menemukan 128 kasus. Pada perjalanannya, sebanyak 1.200 anggota keamanan justru dikarantina karena wabah, akibatnya pesta olahraga itu menggunakan jasa para tentara untuk mengamankan acara.