Cegah Virus dan Penyakit Menular, Vaksin Penting bagi Atlet Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar sosialisasi pencegahan virus corona dan manfaat vaksin bagi atlet. Kegiatan tersebut digelar untuk mendongkrak prestasi olahraga dan membuat atlet terhindar dari penyakit.
Seorang atlet dituntut memiliki stamina dan performa yang optimal di berbagai ajang. Apalagi jika membawa nama Merah Putih di pentas olahraga dunia. Oleh sebab itu, Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Olahraga Nasional (PPITKON) Kemenpora terus mendorong kesadaran atlet untuk urusan kesehatan.
Bekerja sama dengan Satgas Imunisasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) serta Sanofi Pasteur Indonesia, kegiatan sosialisai tersebut menekankan tiga aspek perlindungan bagi individu atlet.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan, vaksin atlet memegang peran penting dalam kesuksesan event olahraga. Salah satunya untuk mencegah penggunaan doping.
"Selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun, manfaat vaksinasi bagi atlet, dapat mengantisipasi penggunaan doping bagi atlet. Doping selain merusak tubuh juga merusak prestasi atlet." kata Zainudin Amali.
Sementara itu, Kepala Sub. Direktorat Karantina Kesehatan, Direktur Jenderal (Dirjen) P2P Kementerian Kesehatan RI, Dr. Benget Saragih, M.Epid, mengatakan bahwa setiap atlet setidaknya memperoleh vaksin influenza. Langkah tersebut wajib terutama ketika tampil di turnamen internasional.
"Setiap atlet yang akan berangkat bertanding dan melakukan perjalanan keluar negeri, dianjurkan diberikan vaksinasi tertentu, termasuk vaksinasi influenza. Tujuan vaksinasi adalah mencegah pelaku perjalanan terkena infeksi penyakit menular di tempat tujuan, dan mencegah pelaku perjalanan membawa penyakit menular dari tempat tujuan pulang kembali ke tempat keberangkatan," ujarnya.
Di Kemenpora, setidaknya terdapat lima program prioritas pada periode 2020-2024. Di antaranya, pemasyarakatan olahraga yang menimbulkan kegemaran hidup lebih sehat dan bugar di kalangan masyarakat, serta pembinaan usia dini dan peningkatan prestasi atlet yang terencana dan berkesinambungan.
"Menjelang Olimpiade, kami mendukung penuh partisipasi para atlet Indonesia agar dapat memberikan performa terbaik saat berlaga di berbagai pertandingan. Maka, kami mendorong para atlet agar memiliki gaya hidup yang sehat, termasuk melakukan vaksinasi untuk memberikan perlindungan diri dan mencegah penyebaran penyakit menular." kata dokter PPITKON, Dr. Haryono, SpPD, FINASIM.
Sekadar informasi, imunitas yang didapat melalui vaksinasi influenza inaktif bertahan selama satu tahun. Karena itu perlu diberikan vaksinasi influenza ulangan setiap tahun.
Efektivitas vaksinasi, kata PAPDI, bergantung pada kemiripan galur (strain) vaksin dengan virus yang beredar dan usia serta status kesehatan individu yang diimunisasi,
Influenza merupakan penyakit infeksi saluran napas yang mudah menular yang disebabkan virus influenza yang beredar di seluruh dunia. Penularan virus sangat mudah terjadi melalui udara (aerosol), percikan ludah (droplet) dan kontak langsung dari seseorang yang infeksius. Sedangkan COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus baru adalah virus yang berbeda, namun mempunyai gejala yang mirip.
Berdasarkan data WHO, diperkirakan hingga 5 juta kasus influenza terjadi tiap tahun dan hingga 650.000 kematian akibat influenza setiap tahun sedangkan COVID-19, berdasarkan data WHO, sekitar 90.893 kasus dilaporkan terjadi dan 3,4% dari mereka dengan kasus yang dikonfirmasi telah meninggal.
Seorang atlet dituntut memiliki stamina dan performa yang optimal di berbagai ajang. Apalagi jika membawa nama Merah Putih di pentas olahraga dunia. Oleh sebab itu, Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Olahraga Nasional (PPITKON) Kemenpora terus mendorong kesadaran atlet untuk urusan kesehatan.
Bekerja sama dengan Satgas Imunisasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) serta Sanofi Pasteur Indonesia, kegiatan sosialisai tersebut menekankan tiga aspek perlindungan bagi individu atlet.
1 | Dapat mengikuti pelatihan yang diperlukan dengan optimal (terhindar dari absen karena terkena influenza) |
2 | Menjaga Performa |
3 | Tidak tertular maupun menjadi sumber penularan virus influenza. |
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengatakan, vaksin atlet memegang peran penting dalam kesuksesan event olahraga. Salah satunya untuk mencegah penggunaan doping.
"Selain untuk meningkatkan daya tahan tubuh atau sistem imun, manfaat vaksinasi bagi atlet, dapat mengantisipasi penggunaan doping bagi atlet. Doping selain merusak tubuh juga merusak prestasi atlet." kata Zainudin Amali.
Sementara itu, Kepala Sub. Direktorat Karantina Kesehatan, Direktur Jenderal (Dirjen) P2P Kementerian Kesehatan RI, Dr. Benget Saragih, M.Epid, mengatakan bahwa setiap atlet setidaknya memperoleh vaksin influenza. Langkah tersebut wajib terutama ketika tampil di turnamen internasional.
"Setiap atlet yang akan berangkat bertanding dan melakukan perjalanan keluar negeri, dianjurkan diberikan vaksinasi tertentu, termasuk vaksinasi influenza. Tujuan vaksinasi adalah mencegah pelaku perjalanan terkena infeksi penyakit menular di tempat tujuan, dan mencegah pelaku perjalanan membawa penyakit menular dari tempat tujuan pulang kembali ke tempat keberangkatan," ujarnya.
Di Kemenpora, setidaknya terdapat lima program prioritas pada periode 2020-2024. Di antaranya, pemasyarakatan olahraga yang menimbulkan kegemaran hidup lebih sehat dan bugar di kalangan masyarakat, serta pembinaan usia dini dan peningkatan prestasi atlet yang terencana dan berkesinambungan.
"Menjelang Olimpiade, kami mendukung penuh partisipasi para atlet Indonesia agar dapat memberikan performa terbaik saat berlaga di berbagai pertandingan. Maka, kami mendorong para atlet agar memiliki gaya hidup yang sehat, termasuk melakukan vaksinasi untuk memberikan perlindungan diri dan mencegah penyebaran penyakit menular." kata dokter PPITKON, Dr. Haryono, SpPD, FINASIM.
Sekadar informasi, imunitas yang didapat melalui vaksinasi influenza inaktif bertahan selama satu tahun. Karena itu perlu diberikan vaksinasi influenza ulangan setiap tahun.
Efektivitas vaksinasi, kata PAPDI, bergantung pada kemiripan galur (strain) vaksin dengan virus yang beredar dan usia serta status kesehatan individu yang diimunisasi,
Influenza merupakan penyakit infeksi saluran napas yang mudah menular yang disebabkan virus influenza yang beredar di seluruh dunia. Penularan virus sangat mudah terjadi melalui udara (aerosol), percikan ludah (droplet) dan kontak langsung dari seseorang yang infeksius. Sedangkan COVID-19 yang disebabkan oleh coronavirus baru adalah virus yang berbeda, namun mempunyai gejala yang mirip.
Berdasarkan data WHO, diperkirakan hingga 5 juta kasus influenza terjadi tiap tahun dan hingga 650.000 kematian akibat influenza setiap tahun sedangkan COVID-19, berdasarkan data WHO, sekitar 90.893 kasus dilaporkan terjadi dan 3,4% dari mereka dengan kasus yang dikonfirmasi telah meninggal.
(sha)