Kritikan Shin Taeyong Dalam Menggembleng Timnas U-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kata-kata manis atau pujian sepertinya tidak ada dalam kamus pelatih Shin Tae-yong dalam menggembleng tim nasional Indonesia U-19 . Sebaliknya kritikan keras tetap dilontarkan kendati Garuda Muda sudah tampil impresif dalam empat laga terakhir.
Skuad Garuda Muda boleh saja berbangga diri dengan peningkatan performa yang cukup signifikan dalam empat laga terakhir selama pemusatan latihan di Kroasia. Seusai takluk dari Bosnia Herzegovina (0-1), Witan Sulaeman dkk perlahan bangkit dengan mengalahkan Dinamo Zagreb (1-0), NK Dugopolje (3-0), dan Makedonia Utara (menang 4-1 pada laga pertama serta imbang 0-0 pada laga kedua). (Baca: Mereka Mati Mengenaskan Setelah Menghina Nabi Muhammad SAW)
Padahal pada awal menggelar training centre di Kroasia, timnas Indonesia menjadi bulan-bulanan tim asal Eropa saat bermain di International U-19 Friendly Tournament 2020. Digilas tiga gol oleh Bulgaria, kemudian ditaklukkan Kroasia dengan skor mencolok 1-7.
Performa Garuda Muda mulai meningkat pada laga kontra dua tim asal Timur Tengah, Arab Saudi dan Qatar. Setelah itu timnas hanya menelan satu kekalahan dalam lima laga selanjutnya. Namun pada laga terakhir kontra Makedonia Utara, mereka hanya mampu bermain imbang 0-0. Padahal, pada laga pertama, tim Merah Putih mampu menang telak 4-1.
Pelatih Shin Tae-yong menilai kegagalan menuai hasil maksimal seperti pada laga pertama tidak lepas dari ketidakmampuan anak asuhnya mengeluarkan potensi tim. Dia kembali menyoroti power anak asuhnya yang dinilai masih kurang. Persoalan ini sebelumnya sudah menjadi fokus tim pelatih dengan meningkatkan intensitas latihan di gim.
“Tidak hanya power yang masih kurang, passing yang dilepaskan pemain juga harus ditingkatkan kualitasnya. Untuk mental bertanding, sudah jauh lebih baik daripada di pertandingan sebelumnya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, pelatih timnas Korsel pada Piala Dunia 2018 lalu itu juga menyoroti penampilan gelandang dan barisan penyerangnya. Dia menilai kemampuan anak asuhnya untuk mencari ruang di belakang garis pertahanan lawan masih kurang. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembangkan SMK untuk Bangun Desa)
Hal ini terbukti dalam laga kedua kontra Makedonia Utara. Terlepas dari rotasi pemain yang dilakukan Shin Tae-yong, negara Eropa Timur itu sepertinya sudah belajar dari pertandingan sebelumnya dan mengantisipasi serangan Garuda Muda yang kerap dibangun dari sektor sayap.
“Para pemain memang sudah bekerja keras dalam pertandingan. Tapi mereka juga masih kurang dalam mencari ruang di daerah pertahanan lawan sehingga sulit mencetak gol,” katanya.
Skuad Garuda Muda boleh saja berbangga diri dengan peningkatan performa yang cukup signifikan dalam empat laga terakhir selama pemusatan latihan di Kroasia. Seusai takluk dari Bosnia Herzegovina (0-1), Witan Sulaeman dkk perlahan bangkit dengan mengalahkan Dinamo Zagreb (1-0), NK Dugopolje (3-0), dan Makedonia Utara (menang 4-1 pada laga pertama serta imbang 0-0 pada laga kedua). (Baca: Mereka Mati Mengenaskan Setelah Menghina Nabi Muhammad SAW)
Padahal pada awal menggelar training centre di Kroasia, timnas Indonesia menjadi bulan-bulanan tim asal Eropa saat bermain di International U-19 Friendly Tournament 2020. Digilas tiga gol oleh Bulgaria, kemudian ditaklukkan Kroasia dengan skor mencolok 1-7.
Performa Garuda Muda mulai meningkat pada laga kontra dua tim asal Timur Tengah, Arab Saudi dan Qatar. Setelah itu timnas hanya menelan satu kekalahan dalam lima laga selanjutnya. Namun pada laga terakhir kontra Makedonia Utara, mereka hanya mampu bermain imbang 0-0. Padahal, pada laga pertama, tim Merah Putih mampu menang telak 4-1.
Pelatih Shin Tae-yong menilai kegagalan menuai hasil maksimal seperti pada laga pertama tidak lepas dari ketidakmampuan anak asuhnya mengeluarkan potensi tim. Dia kembali menyoroti power anak asuhnya yang dinilai masih kurang. Persoalan ini sebelumnya sudah menjadi fokus tim pelatih dengan meningkatkan intensitas latihan di gim.
“Tidak hanya power yang masih kurang, passing yang dilepaskan pemain juga harus ditingkatkan kualitasnya. Untuk mental bertanding, sudah jauh lebih baik daripada di pertandingan sebelumnya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, pelatih timnas Korsel pada Piala Dunia 2018 lalu itu juga menyoroti penampilan gelandang dan barisan penyerangnya. Dia menilai kemampuan anak asuhnya untuk mencari ruang di belakang garis pertahanan lawan masih kurang. (Baca juga: Kemendikbud Akan Kembangkan SMK untuk Bangun Desa)
Hal ini terbukti dalam laga kedua kontra Makedonia Utara. Terlepas dari rotasi pemain yang dilakukan Shin Tae-yong, negara Eropa Timur itu sepertinya sudah belajar dari pertandingan sebelumnya dan mengantisipasi serangan Garuda Muda yang kerap dibangun dari sektor sayap.
“Para pemain memang sudah bekerja keras dalam pertandingan. Tapi mereka juga masih kurang dalam mencari ruang di daerah pertahanan lawan sehingga sulit mencetak gol,” katanya.