Halep Minta Jaminan Penyelenggara Australia Terbuka 2021
loading...
A
A
A
BUCHAREST - Simona Halep menyatakan siap tampil di Australia Terbuka 2021. Namun ada syaratnya. Dia meminta penyelenggara memberikan jaminan turnamen bisa sebaik Prancis Terbuka yang berlangsung sukses pada awal Oktober ini.
Sampai saat ini Halep masih memilih-milih turnamen yang diikutinya setelah kembali dibuka akibat pandemi korona (Covid-19). Buktinya dia baru berani bermain di daratan Eropa saja, yaitu di Praha Open, Italia Terbuka, dan Prancis Terbuka sejak Agustus lalu. (Baca: Inilah Dua Keutamaan dari Sikap Istiqamah)
Petenis berusia 29 tahun itu memilih tidak melakukan perjalanan ke New York untuk berpartisipasi di Amerika Serikat Terbuka pada September lalu. Sebab Halep menilai situasi di negara tersebut belum aman. Apalagi kewajiban karantina 14 hari juga menjadi masalah untuknya.
Kini Halep akan berusaha untuk mendapatkan gelar grand slam ketiganya di Australia Terbuka 2021. Tapi itu akan terwujud jika penyelenggara membentuk area terbatas (gelembung) seperti di Prancis Terbuka.
“Saya pikir di Australia itu akan dikarantina, tapi itu bisa menjadi gelembung. Jadi saya tidak harus tinggal 14 hari hanya di dalam kamar karena jika harus melakukannya, saya tidak bisa bermain setelah 14 hari tanpa latihan. Tapi jika gelembungnya seperti di Paris, saya terbuka dan siap pergi ke sana,” ucap Halep seperti dilansir newschain.
Sementara itu Australia Terbuka yang rencananya dimulai pada 18 Januari masih membutuhkan waktu untuk mendapatkan persetujuan pemerintah atas protokol karantina dan keselamatan untuk menyelenggarakan turnamen pada tahun depan. (Baca juga: Hari Santri, Pemerintah Harus Berpihak dan Hadir Bukan Sekedar Selebrasi)
CEO Tennis Australia Craig Tiley mengatakan pihaknya tidak memiliki waktu banyak untuk memutuskan. Sebab ini sangat berpengaruh kepada petenis dan timnya agar bisa tiba di negara itu dan memulai karantina dua minggu lebih awal.
Namun rencana tersebut masih ditinjau oleh pejabat pemerintah di Victoria, tempat diselenggarakannya Australia Terbuka. “Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” kata Menteri Pariwisata, Olahraga, dan Acara Australia Martin Pakul.
Sama seperti yang dikatakan Tiley, Pakula juga mengungkapkan bahwa persyaratan karantina menjadi masalah utama. Sebab petenis yang tiba di Australia diharuskan untuk tinggal di kamar hotel selama dua minggu. Namun Australia Terbuka meminta pengecualian untuk memungkinkan mereka tinggal bersama di lokasi yang ditentukan dan berlatih di lapangan. (Baca juga: Konsumsi Kedelai Bisa Kurangi Resiko Terkena Kanker)
“Mereka jelas tidak mau duduk di kamar hotel selama 14 hari, tidak bisa bergerak dan melakukan senam serta latihan,” ujarnya.
Selain itu ada juga pertanyaan seputar pengaturan turnamen pemanasan di negara bagian lain. Piala ATP dimainkan di Perth, Brisbane, dan Sydney, sementara ada turnamen WTA di Brisbane, Adelaide, dan Hobart. Adapun acara ATP dan WTA di Auckland telah dibatalkan, sebagian karena penundaan yang melibatkan persetujuan pemerintah. (Lihat videonya: Pemerintah Berencana Menyiapkan Materi Khutbah Jumat)
“Jika acara pemanasan Australia dimainkan, banyak pemain akan melakukan karantina di kota-kota itu daripada harus datang melalui Melbourne. Jika itu terjadi, semua orang mungkin akan datang ke Melbourne sebagai perhentian pertama mereka,” ungkapnya. (Raikhul Amar)
Sampai saat ini Halep masih memilih-milih turnamen yang diikutinya setelah kembali dibuka akibat pandemi korona (Covid-19). Buktinya dia baru berani bermain di daratan Eropa saja, yaitu di Praha Open, Italia Terbuka, dan Prancis Terbuka sejak Agustus lalu. (Baca: Inilah Dua Keutamaan dari Sikap Istiqamah)
Petenis berusia 29 tahun itu memilih tidak melakukan perjalanan ke New York untuk berpartisipasi di Amerika Serikat Terbuka pada September lalu. Sebab Halep menilai situasi di negara tersebut belum aman. Apalagi kewajiban karantina 14 hari juga menjadi masalah untuknya.
Kini Halep akan berusaha untuk mendapatkan gelar grand slam ketiganya di Australia Terbuka 2021. Tapi itu akan terwujud jika penyelenggara membentuk area terbatas (gelembung) seperti di Prancis Terbuka.
“Saya pikir di Australia itu akan dikarantina, tapi itu bisa menjadi gelembung. Jadi saya tidak harus tinggal 14 hari hanya di dalam kamar karena jika harus melakukannya, saya tidak bisa bermain setelah 14 hari tanpa latihan. Tapi jika gelembungnya seperti di Paris, saya terbuka dan siap pergi ke sana,” ucap Halep seperti dilansir newschain.
Sementara itu Australia Terbuka yang rencananya dimulai pada 18 Januari masih membutuhkan waktu untuk mendapatkan persetujuan pemerintah atas protokol karantina dan keselamatan untuk menyelenggarakan turnamen pada tahun depan. (Baca juga: Hari Santri, Pemerintah Harus Berpihak dan Hadir Bukan Sekedar Selebrasi)
CEO Tennis Australia Craig Tiley mengatakan pihaknya tidak memiliki waktu banyak untuk memutuskan. Sebab ini sangat berpengaruh kepada petenis dan timnya agar bisa tiba di negara itu dan memulai karantina dua minggu lebih awal.
Namun rencana tersebut masih ditinjau oleh pejabat pemerintah di Victoria, tempat diselenggarakannya Australia Terbuka. “Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” kata Menteri Pariwisata, Olahraga, dan Acara Australia Martin Pakul.
Sama seperti yang dikatakan Tiley, Pakula juga mengungkapkan bahwa persyaratan karantina menjadi masalah utama. Sebab petenis yang tiba di Australia diharuskan untuk tinggal di kamar hotel selama dua minggu. Namun Australia Terbuka meminta pengecualian untuk memungkinkan mereka tinggal bersama di lokasi yang ditentukan dan berlatih di lapangan. (Baca juga: Konsumsi Kedelai Bisa Kurangi Resiko Terkena Kanker)
“Mereka jelas tidak mau duduk di kamar hotel selama 14 hari, tidak bisa bergerak dan melakukan senam serta latihan,” ujarnya.
Selain itu ada juga pertanyaan seputar pengaturan turnamen pemanasan di negara bagian lain. Piala ATP dimainkan di Perth, Brisbane, dan Sydney, sementara ada turnamen WTA di Brisbane, Adelaide, dan Hobart. Adapun acara ATP dan WTA di Auckland telah dibatalkan, sebagian karena penundaan yang melibatkan persetujuan pemerintah. (Lihat videonya: Pemerintah Berencana Menyiapkan Materi Khutbah Jumat)
“Jika acara pemanasan Australia dimainkan, banyak pemain akan melakukan karantina di kota-kota itu daripada harus datang melalui Melbourne. Jika itu terjadi, semua orang mungkin akan datang ke Melbourne sebagai perhentian pertama mereka,” ungkapnya. (Raikhul Amar)
(ysw)