Kompany Tidak Senang Dibandingkan dengan Pep Guardiola
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Vincent Kompany telah mengungkapkan rasa frustrasinya karena terus-menerus dibandingkan dengan mantan bosnya Pep Guardiola . Pelatih asal Belgia tersebut mengatakan bahwa tim yang ditanganinya saat ini, Anderlecht tidak akan pernah menjadi Manchester City (Man City).
Seperti diketahui, Kompany kembali ke Anderlecht klub tempat kariernya dimulai tahun lalu setelah menjalani 11 musim (2008-2019) yang sukses di Man City, termasuk tiga musim bermain di bawah asuhan Guardiola. Sempat berperan sebagai pemain-pelatih, Kompany mulai mengambil peran pelatih kepala Anderlecht setelah pensiun dari sepak bola profesional pada Agustus tahun ini.
Kinerjanya membawa tim menempati urutan ketujuh di Liga Pro Jupiler Belgia setelah menang lima kali, seri tujuh dan kalah dua dari 14 pertandingan sepanjang musim ini. Tidak dapat disangkal, gaya permainan Anderlecht disebut-sebut mirip dengan kepelatihan Guardiola. Hal itu membuat Kompany kesal. Dia mengatakan Anderlecht memiliki filosofi permainan sepak bola tersendiri sehingga terlalu jauh untuk disamakan dengan filosofi Guardiola.
"Anda harus berhenti membandingkan dengan Guardiola karena saya tidak datang ke sini untuk mengatakan bahwa Anderlecht akan menjadi Man City. Saya tidak pernah mengatakannya tetapi itu akan menempel di kulit saya bahkan jika saya tidak pernah mengatakannya. Itu menggangguku karena kami terlalu dekat dengan Guardiola karena itu sama sekali tidak dapat diakses. Itu membuat kami terlihat seperti klub yang naif,” kata Kompany dalam wawancaranya dengan elevensports.
Menurutnya, orang-orang sangat senang berbicara tentang mereproduksi apa pun. Kompany mengatakan bahwa Guardiola sebenarnya juga mengambil ilmu dari Johan Cruyff ketika di Barcelona tetapi itu tidak pernah dibahas. Dia menilai hanya karena Guardiola meraih banyak kesuksesan, semua pelatih dan klub ingin menerapkan permainan serupa. Pelatih berusia 34 tahun tersebut mengungkapkan sangat menghormati Guardiola dan tidak ingin berkomentar lebih jauh.
Tetapi, Kompany menegaskan Anderlecht akan tumbuh dan berkembang dengan filosofi sepakbolanya sendiri. Itu menjadi fokus utamanya. “Dalam sepak bola selalu seperti itu. Saat Guardiola menang, semua orang pasti ingin bermain seperti dia. Ini seperti agama, yang satu ingin membuktikan bahwa itu benar tentang segala hal dan yang lain ingin membuktikan bahwa itu salah tentang segala hal. Tidak ada kebenaran mutlak. Saya tahu cara bermain dan prinsip yang sesuai dengan sejarah Anderlecht. Ini tidak boleh dilupakan,” tegas Kompany
Kompany berharap dapat meraih kesuksesan dengan kemampuannya sendiri. Dia bertekad membuktikan kemampuannya di Anderlecht. Tugas utamanya adalah membawa juara Liga Belgia 34 kali tersebut meraih hasil bagus musim ini. Anderlecht tidak berpartisipasi dalam kompetisi Eropa musim lalu untuk pertama kalinya dalam 56 tahun. Mereka finish di urutan kedelapan ketika Liga Pro Belgia dihentikan bulan Maret lalu.
(ruf)