PSG Pecat Thomas Tuchel!
loading...
A
A
A
PARIS - Juara Ligue 1 Prancis Paris Saint Germain memecat pelatih asal Jerman Thomas Tuchel. Media Prancis Prancis L’Equipe dan surat kabar Jerman Bild melaporkan, Kamis (24/12/2020).
Thomas Tuchel bergabung dengan Paris Saint-Germain pada awal musim 2018/2019, memenangkan gelar liga berturut-turut serta Piala Prancis (Copue de France) dan Piala Liga Pranics (Coupe de la Ligue) musim lalu. (Baca juga: Skuad AC Milan Sangat Mumpuni, Pioli Ogah Ganti Pemain ).PSG saat ini berada di urutan ketiga klasemen Ligue 1 2020/2021, satu poin di belakang pemimpin Olympique Lyon, setelah memenangkan 11 dari 17 pertandingan liga pertama mereka. (Baca juga: Inter Milan Menang Tujuh Laga Beruntun, Antonio Conte Tidak Ingin Terlena ).
Menurut laporan di Jerman, Tuchel dipecat beberapa jam setelah kemenangan 4-0 atas Racing Strasbourg dalam laga Ligue 1, Rabu (23/12/2020) malam waktu lokal. Pemecatan Tuchel terjadi empat bulan setelah dia membawa klub tersebut ke final Liga Champions 2019/2020. ( ).
Laga versus Strasbourg merupakan pertandingan terakhir PSG sebelum jeda musim dingin tiga pekan di liga. Les Parisiens akan kembali pada 6 Januari untuk menghadapi St Etienne.
Seperti dilansir Daily Mail, sebelum dipecat Tuchel sempat mengkritik posisinya sebagai bos PSG di mana dia mengklaim merasa seperti 'politisi' di klub, Rabu. (
).
Namun, Les Parisiens telah membuka negosiasi dengan pengacara Tuchel untuk menemukan penyelesaian, dengan pelatih Jerman itu masih memiliki sisa kontrak enam bulan sebagai pelatih.
Sebelum dipecat, mantan bos Borussia Dortmund itu mengaku senang dengan penampilan timnya, mengklaim bahwa timnya mengatasi badai cedera untuk menang dengan meyakinkan melawan Strasbourg.
"Kami membuat banyak perubahan dan kami mengalami banyak cedera. Saya melihat penampilan yang hebat dan semua orang fokus dan disiplin. Itu adalah kemenangan besar untuk mengakhiri tahun ini," kata Tuchel.
“Kami bermain dengan sangat lancar, sangat cepat dan sederhana. Kami tetap bersama baik dalam serangan maupun saat kami perlu bertahan. Kami banyak menunjukkan kualitas dan kerja keras. Kami berhasil tetap bersabar dan itu sulit melawan tim Strasbourg yang bertahan sangat dalam dengan 5-3-2."
Thomas Tuchel bergabung dengan Paris Saint-Germain pada awal musim 2018/2019, memenangkan gelar liga berturut-turut serta Piala Prancis (Copue de France) dan Piala Liga Pranics (Coupe de la Ligue) musim lalu. (Baca juga: Skuad AC Milan Sangat Mumpuni, Pioli Ogah Ganti Pemain ).PSG saat ini berada di urutan ketiga klasemen Ligue 1 2020/2021, satu poin di belakang pemimpin Olympique Lyon, setelah memenangkan 11 dari 17 pertandingan liga pertama mereka. (Baca juga: Inter Milan Menang Tujuh Laga Beruntun, Antonio Conte Tidak Ingin Terlena ).
Menurut laporan di Jerman, Tuchel dipecat beberapa jam setelah kemenangan 4-0 atas Racing Strasbourg dalam laga Ligue 1, Rabu (23/12/2020) malam waktu lokal. Pemecatan Tuchel terjadi empat bulan setelah dia membawa klub tersebut ke final Liga Champions 2019/2020. ( ).
Laga versus Strasbourg merupakan pertandingan terakhir PSG sebelum jeda musim dingin tiga pekan di liga. Les Parisiens akan kembali pada 6 Januari untuk menghadapi St Etienne.
Seperti dilansir Daily Mail, sebelum dipecat Tuchel sempat mengkritik posisinya sebagai bos PSG di mana dia mengklaim merasa seperti 'politisi' di klub, Rabu. (
Baca Juga
Namun, Les Parisiens telah membuka negosiasi dengan pengacara Tuchel untuk menemukan penyelesaian, dengan pelatih Jerman itu masih memiliki sisa kontrak enam bulan sebagai pelatih.
Sebelum dipecat, mantan bos Borussia Dortmund itu mengaku senang dengan penampilan timnya, mengklaim bahwa timnya mengatasi badai cedera untuk menang dengan meyakinkan melawan Strasbourg.
"Kami membuat banyak perubahan dan kami mengalami banyak cedera. Saya melihat penampilan yang hebat dan semua orang fokus dan disiplin. Itu adalah kemenangan besar untuk mengakhiri tahun ini," kata Tuchel.
“Kami bermain dengan sangat lancar, sangat cepat dan sederhana. Kami tetap bersama baik dalam serangan maupun saat kami perlu bertahan. Kami banyak menunjukkan kualitas dan kerja keras. Kami berhasil tetap bersabar dan itu sulit melawan tim Strasbourg yang bertahan sangat dalam dengan 5-3-2."
(sha)