Hijrah ke Honda, Espargaro Ungkap Kelemahan Utama KTM

Selasa, 29 Desember 2020 - 13:28 WIB
loading...
Hijrah ke Honda, Espargaro Ungkap Kelemahan Utama KTM
Pol Espargaro
A A A
LA MASSANA - Meski sudah berstatus pembalap Repsol Honda pada MotoGP 2021 , Pol Espargaro tetap memberikan masukan untuk KTM . Rider asal Spanyol itu menilai titik lemah dari KTM RC16 yang harus diperbaiki adalah reaksi yang terlalu kuat dibanding motor pabrikan lain.

Dari sudut pandang KTM, MotoGP 2020 adalah musim tersukses di kelas premier. Tiga kemenangan berhasil ditorehkan berkat dua kemenangan dari Oliveira dan sekali oleh Brad Binder. Selain itu, Espargaro juga tampil mengesankan dan konsisten selalu bersaing di barisan depan. Bahkan, dia mengakhiri musim di tempat kelima pada klasemen pembalap.

Baca juga : Pesan Lorenzo untuk Pembalap MotoGP: Vaksinasi atau Tertular Covid-19

Namun, pencapaian itu ternyata tak cukup bagi KTM jika ingin bersaing dalam memperebutkan gelar juara dunia pada MotoGP 2021. Espargaro yang hijrah ke Honda setelah empat musim bersama KTM menilai ada kelemahan besar di tim tersebut. Rider berusia 29 tahun itu menilai RC16 terlalu sensitif terhadap berbagai kondisi.

Perilaku berkendara KTM berubah, terutama dari sesi kualifikasi sampai menjelang balapan. Sebab biasanya urutannya berubah dan MotoGP mengikuti Moto2. Karet, ban Dunlop dari Moto2, memastikan kondisi cengkeraman berbeda dari pada hari Sabtu.

Baca juga : Valentino Rossi Soroti Dua Kubu Jepang dan Eropa di Yamaha

“Dalam banyak balapan kami sangat cepat pada satu lap pada hari Sabtu dan mampu melaju dengan ritme yang sangat cepat (dalam latihan),” kata Espargaro dilansir motorsport-total.

“Tapi setelah balapan Moto2 pada Minggu atau karena perubahan suhu, kelembapan atau angin yang berbeda, motor kami bereaksi terlalu kuat,” paparnya.

Baca juga : Suka Duka MotoGP 2020 versi Valentino Rossi

Menurut Espargaro, motornya akan bereaksi lebih kuat daripada motor pabrikan lain. Kondisi itu tentu membuatnya mengalami kesulitan untuk bisa menjalani balapan secara konsisten. Sebab, motor menjadi sangat sensitif saat suhu lintasan berubah, meski angin tidak terlalu buruk.

“Akan sangat bagus untuk memiliki sedikit lebih banyak konsistensi sehingga saya bisa berjuang untuk sesuatu yang hebat di kejuaraan. Untung kami sudah mampu memperbaiki masalah ini secara signifikan. Tapi menurut saya, itu belum cukup,” ungkapnya.
(abr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1076 seconds (0.1#10.140)