Alamat Rugi, Penonton Asing Dilarang Hadiri Olimpiade Tokyo
loading...
A
A
A
TOKYO - Penyelenggara Olimpiade Tokyo dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan pengumuman terkait protokol kesehatan. Mereka menyatakan mayoritas penonton dari luar negeri akan dilarang menghadiri Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung 23 Juli – 8 Agustus.
Pengumuman tersebut diharapkan bisa dilakukan setelah melakukan pembicaraan dengan lima pihak yaitu IOC, penyelenggara lokal, pemerintah Jepang, pemerintah metropolitan Tokyo dan Komite Paralimpiade Internasional, Sabtu (20/3/2021).
“Semua orang menunggu dengan penuh semangat untuk keputusan awal sehingga mereka dapat melanjutkan ke langkah berikutnya," kata presiden panitia penyelenggara, Seiko Hashimoto seperti dilansir dailymail. "Kami harus segera membuat keputusan,” ungkapnya.
Meskipun ada beberapa seruan untuk menunda itu, Hashimoto telah menjanjikan keputusan sebelum kirab obor (torch relay) dibuka pada Kamis (25/3/2021) dari prefektur timur laut Fukushima.
Hashimoto mengatakan kelima pihak harus menyetujui keputusan tersebut. Tetapi, dia mengatakan IOC dan pemerintah nasional Jepang memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan yang lain. “Semua keputusan pada akhirnya akan dibuat oleh IOC. Dalam hal imigrasi, ini adalah masalah pemerintah nasional di perbatasan,” ucapnya.
Media Jepang, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, telah mengatakan selama beberapa minggu bahwa keputusan tentang larangan tersebut telah tercapai. Hashimoto menolak untuk mengkonfirmasinya.
Sekitar 4,5 juta tiket telah dijual kepada warga Jepang. Mungkin 1 juta lagi telah dijual di luar negeri. Sebelum penundaan berlangsung hampir satu tahun, penyelenggara mengatakan total 7,8 juta tiket akan tersedia untuk Olimpiade Tokyo.
CEO dari panitia penyelenggara Tokyo, Toshiro Muto mengatakan pemegang tiket dari luar negeri akan menerima pengembalian uang. Namun, keputusan tersebut akan dibuat di lapangan oleh Penjual Tiket Resmi yang ditunjuk oleh komite Olimpiade nasional dan menangani penjualan di luar negara tuan rumah.
Anggaran panitia lokal pasti akan terpukul. Anggarannya memproyeksikan pendapatan USD 800 juta (Rp 11,54 triliun) dari penjualan tiket, sumber pendapatan terbesar ketiga. Setiap kekurangan harus ditanggung oleh entitas pemerintah Jepang.
Anggota IOC John Coates, yang mengawasi persiapan menuju Olimpiade Tokyo, sempat mengatakan bahwa kemungkinan akan ada pengecualian untuk beberapa fans dari luar negeri. "Kami melihat implikasi lain dari akomodasi, melihat implikasi untuk komite Olimpiade nasional yang memiliki sponsor yang mungkin telah membeli tiket. Sama dengan federasi internasional,” ucap Coates.
Ada keraguan luas di Jepang tentang penyelenggaraan Olimpiade, dan khususnya tentang penerimaan penggemar dari luar negeri. Jepang telah mengaitkan sekitar 8.700 kematian dengan COVID-19 dan telah menangani virus lebih baik daripada kebanyakan negara.
Pengumuman tersebut diharapkan bisa dilakukan setelah melakukan pembicaraan dengan lima pihak yaitu IOC, penyelenggara lokal, pemerintah Jepang, pemerintah metropolitan Tokyo dan Komite Paralimpiade Internasional, Sabtu (20/3/2021).
“Semua orang menunggu dengan penuh semangat untuk keputusan awal sehingga mereka dapat melanjutkan ke langkah berikutnya," kata presiden panitia penyelenggara, Seiko Hashimoto seperti dilansir dailymail. "Kami harus segera membuat keputusan,” ungkapnya.
Meskipun ada beberapa seruan untuk menunda itu, Hashimoto telah menjanjikan keputusan sebelum kirab obor (torch relay) dibuka pada Kamis (25/3/2021) dari prefektur timur laut Fukushima.
Hashimoto mengatakan kelima pihak harus menyetujui keputusan tersebut. Tetapi, dia mengatakan IOC dan pemerintah nasional Jepang memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan yang lain. “Semua keputusan pada akhirnya akan dibuat oleh IOC. Dalam hal imigrasi, ini adalah masalah pemerintah nasional di perbatasan,” ucapnya.
Media Jepang, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, telah mengatakan selama beberapa minggu bahwa keputusan tentang larangan tersebut telah tercapai. Hashimoto menolak untuk mengkonfirmasinya.
Sekitar 4,5 juta tiket telah dijual kepada warga Jepang. Mungkin 1 juta lagi telah dijual di luar negeri. Sebelum penundaan berlangsung hampir satu tahun, penyelenggara mengatakan total 7,8 juta tiket akan tersedia untuk Olimpiade Tokyo.
CEO dari panitia penyelenggara Tokyo, Toshiro Muto mengatakan pemegang tiket dari luar negeri akan menerima pengembalian uang. Namun, keputusan tersebut akan dibuat di lapangan oleh Penjual Tiket Resmi yang ditunjuk oleh komite Olimpiade nasional dan menangani penjualan di luar negara tuan rumah.
Anggaran panitia lokal pasti akan terpukul. Anggarannya memproyeksikan pendapatan USD 800 juta (Rp 11,54 triliun) dari penjualan tiket, sumber pendapatan terbesar ketiga. Setiap kekurangan harus ditanggung oleh entitas pemerintah Jepang.
Anggota IOC John Coates, yang mengawasi persiapan menuju Olimpiade Tokyo, sempat mengatakan bahwa kemungkinan akan ada pengecualian untuk beberapa fans dari luar negeri. "Kami melihat implikasi lain dari akomodasi, melihat implikasi untuk komite Olimpiade nasional yang memiliki sponsor yang mungkin telah membeli tiket. Sama dengan federasi internasional,” ucap Coates.
Ada keraguan luas di Jepang tentang penyelenggaraan Olimpiade, dan khususnya tentang penerimaan penggemar dari luar negeri. Jepang telah mengaitkan sekitar 8.700 kematian dengan COVID-19 dan telah menangani virus lebih baik daripada kebanyakan negara.
(mirz)