Perbedaan Protokol Kesehatan, Kompetisi Eropa Kembali Terancam

Rabu, 20 Mei 2020 - 09:30 WIB
loading...
Perbedaan Protokol Kesehatan, Kompetisi Eropa Kembali Terancam
Foto/Reuters
A A A
LONDON - Kompetisi domestik di beberapa negara Eropa sudah mulai memperlihatkan kehidupan. Setelah Jerman memulai Kompetisi Bundesliga dan liga Eropa lainnya sudah mulai melakukan latihan, tapi tak berarti sepak bola bisa 100% mulus.

Persoalan masih ada karena di masing-masing negara memiliki protokol kesehatan berbeda-beda. Perbedaan protokol itu berimbas pada ganjalan bukan saja kompetisi domestik, tapi juga Eropa. Di Italia, misalnya. Sejauh ini pemerintah masih pada keinginan untuk melakukan karantina selama 14 hari kepada tim jika ada satu pemain atau ofisial tim terpapar virus Covid-19.

Protokol ini berbeda dengan Jerman dan Spanyol di mana hanya yang positif korona yang harus menjalani isolasi selama 14 hari, sementara yang lainnya tetap bisa melakukan pelatihan dan pertandingan. Alasan itu yang membuat Seri A sejauh ini belum ada kata sepakat dengan pemerintah, meski sudah ada sinyal jika kompetisi bisa dilanjutkan sekitar 14 atau 15 Juni mendatang.

Maju-mundurnya kesepakatan ini membuat klub mulai mengeluh dan menganggap birokrasi pemerintah terlalu rumit. “Terlalu banyak birokrasi sehubungan dengan dimulainya kembali musim ini," kata pemilik Fiorentina Rocco Commisso, dikutip Football-Italia. (Baca: Selesai Jalani Karantina, Ronaldo Hadir Lagi di Markas Juventus)

Sebelumnya, Seri A harus beberapa kali mengirim proposal terkait protokol kesehatan. Bahkan, pada akhir pekan kemarin, pihak Lega Calcio sudah mengirim protokol baru. Proposal baru itu bagian respons pihak Liga, Asosiasi Pemain, dan Asosiasi Medis Olahraga yang menolak protokol kesehatan versi pemerintah.

Penolakan itu terutama terkait karantina 14 hari jika anggota tim terpapar Covid-19. Pihak Seri A menginginkan pendekatan mirip Jerman dan Spanyol yang hanya akan mengisolasi individu yang terjangkit virus korona. Menurut Commisso, kesehatan tetap yang utama sehingga klub terus mencari titik temu agar bisa memulai lagi.

“Saya berharap keputusan akan dibuat yang memungkinkan kami bermain lagi. Saya juga tidak berpikir itu adil mengarantina seluruh tim jika seorang pemain dinyatakan positif. Ini tidak terjadi di Jerman," tandas Commisso.

Selain Seri A, persoalan juga muncul dari protokol kesehatan yang diberlakukan di Inggris. Seperti informasi yang disampaikan media Inggris Daily Mail, pemerintah menolak usulan membebaskan karantina kepada atlet elite yang masuk ke Inggris.

Jadi, meski Inggris sudah melonggarkan lockdown, pemerintah memberlakukan karantina 14 hari untuk semua yang masuk ke Inggris, baik penduduk asli atau pendatang. Protokol ini jelas akan berpengaruh pada jadwal tim yang masih berpartisipasi di Eropa. (Baca juga: Pelonggaran Lockdown, Klub Seri A Boleh Latihan Berkemlompok Pekan Ini)

Seperti diketahui, tim Inggris seperti Manchester Cita dan Chelsea masih bermain di babak 16 besar Liga Champions. Belum lagi tim di Liga Europa seperti Manchester United dan Wolverhampton Wanderers.

Mungkin, karena situasi ini membuat UEFA menunda pertemuan Komite Eksekutif menjadi 17 Juni. Komite terakhir bertemu pada 23 April, ketika mengumumkan Piala Eropa 2020 telah dikembalikan setahun dan akan merilis pembayaran manfaat klub lebih awal karena pandemi korona.

Seharusnya pertemuan digelar hari ini, tapi UEFA mengonfirmasi sore ini pertemuan akan digelar 17 Juni. Pertemuan ini juga diharapkan memberi tahu kapan kompetisi klub UEFA, yaitu Liga Champions dan Liga Eropa akan dilanjutkan. (Maruf)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0942 seconds (0.1#10.140)