Liga Super Eropa Tak Memiliki Kredibilitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penikmat sepak bola di seluruh dunia tampaknya mulai terusik dengan kemunculan European Super League (ESL), yang digadang-gadang bakal menandingi kompetisi bentukan UEFA. Suporter dan sebagian klub pun mulai bersikap untuk menolak Liga Super Eropa ini.
Mungkin bagi sebagian kalangan menilai jika Liga Super Eropa merupakan ide bagus untuk menyelamatkan sepak bola elit di Benua Biru, seperti yang dikatakan Florentino Perez selaku inisiator dari pembentukan ESL.
BACA JUGA: UEFA Tebar Ancaman, Pemain yang Ikut Liga Super Eropa Dilarang Bela Timnas
Perez mengklaim lewat Liga Super Eropa, masalah yang dialami sejumlah klub saat ini bisa teratasi. Salah satunya adalah masalah finansial yang kini tengah menimpa sejumlah klub elite di Eropa.
Karena itu, Perez punya tekad kuat untuk tetap menggelar Liga Super Eropa bersama 12 tim dalam turnamen yang dinilai sebagai tandingan dari Liga Champions tersebut. "UEFA bekerja dalam format lain yang, pertama, saya tidak memahaminya, dan kedua, tidak menghasilkan pendapatan yang diperlukan untuk menyelamatkan sepak bola," ujar Perez.
BACA JUGA: Gabung Liga Super Eropa, Saham MU & Juventus Meroket
"Ketika saya mengatakan menyelamatkan sepak bola, saya bermaksud menyelamatkan semua orang, sehingga selama 20 tahun ke depan setidaknya kita bisa hidup damai. Situasinya sangat dramatis. Kami yakin format ini bisa menyelamatkan sepak bola, seperti Piala Eropa menyelamatkan sepak bola pada 50-an," lanjutnya.
Sebenarnya ada banyak hal yang harus ditanyakan, terutama, mengapa Liga Super Eropa hanya mendapatkan dukungan dari tiga negara saja? Sementara UEFA memiliki 55 asosiasi anggota.
Mungkin Perez berpikir bahwa Liga Super Eropa bakal memulihkan kondisi finansial klub, tapi itu tidak akan terjadi. Karena ada beberapa talenta muda yang sedang naik daun tidak berada di sana. Kedua pemain itu adalah Erling Haaland dan Kylian Mbappe.
Ya. Borussia Dortmund dan Paris Saint Germain (PSG) menolak untuk bergabung bersama 12 tim elite Eropa. Jadi sulit untuk membayangkan bagaimana kompetisi Liga Super Eropa mampu menandingi Liga Champions?
Sekadar catatan, Haaland dan Mbappe merupakan dua pemain muda yang digadang-gadang bakal menggantikan dua pesepak bola fenomenal di Eropa bahkan dunia, Cristiano Ronaldo serta Lionel Messi. Baik CR7 maupun La Pulga sepertinya hanya tinggal menunggu momentum yang tepat saja untuk mengakhiri kariernya di sepak bola.
Berbicara mengenai statistik Haaland dan Mbappe di Liga Champions maupun kompetisi domestik tak kalah mentereng dengan Ronaldo maupun Messi. Haaland serta Mbappe mampu menghasilkan beberapa catatan fenomenal bersama klub masing-masing.
Dengan kata lain, tanpa Bayern Muenchen, PSG, Dortmund, serta perwakilan dari klub Belanda dan Portugal, produk baru ini akan sulit untuk menandingi Liga Champions. Cerita ini sepertinya masih panjang, tetapi saat ini Liga Super Eropa tidak memiliki kredibilitas dari sudut mana pun.
Mungkin bagi sebagian kalangan menilai jika Liga Super Eropa merupakan ide bagus untuk menyelamatkan sepak bola elit di Benua Biru, seperti yang dikatakan Florentino Perez selaku inisiator dari pembentukan ESL.
BACA JUGA: UEFA Tebar Ancaman, Pemain yang Ikut Liga Super Eropa Dilarang Bela Timnas
Perez mengklaim lewat Liga Super Eropa, masalah yang dialami sejumlah klub saat ini bisa teratasi. Salah satunya adalah masalah finansial yang kini tengah menimpa sejumlah klub elite di Eropa.
Karena itu, Perez punya tekad kuat untuk tetap menggelar Liga Super Eropa bersama 12 tim dalam turnamen yang dinilai sebagai tandingan dari Liga Champions tersebut. "UEFA bekerja dalam format lain yang, pertama, saya tidak memahaminya, dan kedua, tidak menghasilkan pendapatan yang diperlukan untuk menyelamatkan sepak bola," ujar Perez.
BACA JUGA: Gabung Liga Super Eropa, Saham MU & Juventus Meroket
"Ketika saya mengatakan menyelamatkan sepak bola, saya bermaksud menyelamatkan semua orang, sehingga selama 20 tahun ke depan setidaknya kita bisa hidup damai. Situasinya sangat dramatis. Kami yakin format ini bisa menyelamatkan sepak bola, seperti Piala Eropa menyelamatkan sepak bola pada 50-an," lanjutnya.
Sebenarnya ada banyak hal yang harus ditanyakan, terutama, mengapa Liga Super Eropa hanya mendapatkan dukungan dari tiga negara saja? Sementara UEFA memiliki 55 asosiasi anggota.
Mungkin Perez berpikir bahwa Liga Super Eropa bakal memulihkan kondisi finansial klub, tapi itu tidak akan terjadi. Karena ada beberapa talenta muda yang sedang naik daun tidak berada di sana. Kedua pemain itu adalah Erling Haaland dan Kylian Mbappe.
Ya. Borussia Dortmund dan Paris Saint Germain (PSG) menolak untuk bergabung bersama 12 tim elite Eropa. Jadi sulit untuk membayangkan bagaimana kompetisi Liga Super Eropa mampu menandingi Liga Champions?
Sekadar catatan, Haaland dan Mbappe merupakan dua pemain muda yang digadang-gadang bakal menggantikan dua pesepak bola fenomenal di Eropa bahkan dunia, Cristiano Ronaldo serta Lionel Messi. Baik CR7 maupun La Pulga sepertinya hanya tinggal menunggu momentum yang tepat saja untuk mengakhiri kariernya di sepak bola.
Berbicara mengenai statistik Haaland dan Mbappe di Liga Champions maupun kompetisi domestik tak kalah mentereng dengan Ronaldo maupun Messi. Haaland serta Mbappe mampu menghasilkan beberapa catatan fenomenal bersama klub masing-masing.
Dengan kata lain, tanpa Bayern Muenchen, PSG, Dortmund, serta perwakilan dari klub Belanda dan Portugal, produk baru ini akan sulit untuk menandingi Liga Champions. Cerita ini sepertinya masih panjang, tetapi saat ini Liga Super Eropa tidak memiliki kredibilitas dari sudut mana pun.
(sha)