Momen Southgate Hibur Tiga Pemain Inggris yang Gagal Eksekusi Penalti
loading...
A
A
A
LONDON - Pelatih Tim Nasional (Timnas) Inggris , Gareth Southgate, menunjukkan ketegaran hati saat gagal membawa timnya meraih gelar di Piala Eropa 2020 . Bahkan ia mampu memperlihatkan hal itu ketika menghibur ketiga pemainnya yang dilanda kesedihan.
Ketiga pemain tersebut adalah Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka. Ketiganya merupakan pemain muda yang menjadi penyebab kekalahan The Three Lions –julukan Timnas Inggris– saat menghadapi Italia di final Piala Eropa 2020 .
Baca Juga: Penantian 53 Tahun Berakhir, Italia Juara Piala Eropa 2020
Pada laga yang dimainkan di Stadion Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB tersebut, Inggris menyerah dari Italia. Setelah bermain sengit selama 120 menit dengan skor 1-1, Inggris tak berdaya di babak adu penalti dengan skor 2-3.
Rashford, Sancho, dan Saka adalah ketiga pemain yang gagal menjadi eksekutor saat Inggris menghadapi drama adu penalti tersebut. Padahal dua pemain sebelumnya yakni Harry Kane dan Harry Maguire mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Para pemain muda ini seakan memiliki beban berat yang harus mereka tanggung dalam momen krusial tersebut. Rashford gagal melakukan tendangan penalti setelah sepakannya terbentur tiang gawang.
Lalu, kegagalan itu dilanjutkan Sancho yang arah bolanya mampu terbaca dengan baik oleh Gianluigi Donnarumma . Kemudian, Saka yang menjadi eksekutor terakhir juga memble setelah tembakannya ditepis Donnarumma.
Situasi ini jelas memberi efek buruk bagi ketiga pemain muda tersebut. Setelah penalti usai, Saka kemudian menangis, lalu dipeluk oleh rekan setimnya, Kalvin Phillips dan Luke Shaw.
Tak lama, Southgate juga mendatangi pemain berusia 19 tahun itu dan menghiburnya. Sang pelatih juga melakukan hal sama ke kedua pemainnya yakni Rashford dan Sancho yang terlihat patah hati.
Kegagalan ini sekaligus memupuskan harapan bagi Inggris untuk memenangkan trofi Piala Eropa untuk yang pertama kalinya. Bahkan momen ini sedikit memalukan karena Inggris menyerah di hadapan publik sendiri.
Sementara Italia sukses melepas dahaga setelah penantian selama 53 tahun. Ini merupakan gelar kedua bagi Gli Azzurri –julukan Timnas Italia– usai merebut trofi pertama pada 1963.
Ketiga pemain tersebut adalah Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka. Ketiganya merupakan pemain muda yang menjadi penyebab kekalahan The Three Lions –julukan Timnas Inggris– saat menghadapi Italia di final Piala Eropa 2020 .
Baca Juga: Penantian 53 Tahun Berakhir, Italia Juara Piala Eropa 2020
Pada laga yang dimainkan di Stadion Wembley, Senin (12/7/2021) dini hari WIB tersebut, Inggris menyerah dari Italia. Setelah bermain sengit selama 120 menit dengan skor 1-1, Inggris tak berdaya di babak adu penalti dengan skor 2-3.
Rashford, Sancho, dan Saka adalah ketiga pemain yang gagal menjadi eksekutor saat Inggris menghadapi drama adu penalti tersebut. Padahal dua pemain sebelumnya yakni Harry Kane dan Harry Maguire mampu menjalankan tugasnya dengan baik.
Para pemain muda ini seakan memiliki beban berat yang harus mereka tanggung dalam momen krusial tersebut. Rashford gagal melakukan tendangan penalti setelah sepakannya terbentur tiang gawang.
Lalu, kegagalan itu dilanjutkan Sancho yang arah bolanya mampu terbaca dengan baik oleh Gianluigi Donnarumma . Kemudian, Saka yang menjadi eksekutor terakhir juga memble setelah tembakannya ditepis Donnarumma.
Situasi ini jelas memberi efek buruk bagi ketiga pemain muda tersebut. Setelah penalti usai, Saka kemudian menangis, lalu dipeluk oleh rekan setimnya, Kalvin Phillips dan Luke Shaw.
Tak lama, Southgate juga mendatangi pemain berusia 19 tahun itu dan menghiburnya. Sang pelatih juga melakukan hal sama ke kedua pemainnya yakni Rashford dan Sancho yang terlihat patah hati.
Kegagalan ini sekaligus memupuskan harapan bagi Inggris untuk memenangkan trofi Piala Eropa untuk yang pertama kalinya. Bahkan momen ini sedikit memalukan karena Inggris menyerah di hadapan publik sendiri.
Sementara Italia sukses melepas dahaga setelah penantian selama 53 tahun. Ini merupakan gelar kedua bagi Gli Azzurri –julukan Timnas Italia– usai merebut trofi pertama pada 1963.
(sto)