8 Pelatih Asing Timnas Indonesia, Nomor 6 Pernah Bawa Spanyol Kampiun Piala Eropa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Timnas Indonesia cukup sering menggunakan jasa pelatih asing, termasuk yang teranyar Shin Tae-Yong dari Korea Selatan. Sejak abad ke-21, setidaknya sudah delapan pelatih asing yang menukangi Skuad Garuda.
Antusiasme masyarakat terhadap sentuhan pemain timnas pernah dibangkitkan kembali oleh pelatih asing asal Austria, Alfred Riedl . Harapan untuk kembali bangkit kini berada di pundak Shin Tae-Yong.
Berikut adalah sederet pelatih asing yang pernah dan sedang melatih Timnas Indonesia sejak tahun 2000.
1. Ivan Kolev/Bulgaria
Ivan Kolev merupakan mantan pesepak bola Bulgaria yang pernah melatih Timnas Indonesia pada periode 2000–2004 dan 2007. Di bawah kepelatihannya, timnas menjadi runner-up pada Piala Tiger 2002 dan lolos ke putaran final Piala Asia 2004 yang dihelat di Beijing.
Sebelum menangani Timnas Indonesia, rupanya ia sudah terlebih dahulu melatih Persija Jakarta pada musim 1999. Bersamanya, Persija berhasil menjadi juara Piala Sultan Brunei di tahun 2000 dan menduduki posisi kedua pada Liga Indonesia di tahun yang sama.
2. Peter White/Inggris
Sukses bersama Timnas Thailand tak lantas membuat Peter White juga meraih hal yang sama saat menukangi Timnas Indonesia. Ditunjuk menggantikan Ivan Kolev, Peter White hanya sebatas membawa Timnas Indonesia menjadi runner-up Piala Tiger di tahun pertamanya melatih.
Sementara di tahun terakhirnya melatih Timnas Indonesia yakni pada 2007, Timnas Indonesia bahkan gagal lolos dari putaran grup Piala AFF 2007
3. Alfred Riedl/Austria
Pelatih asing timnas Indonesia yang sekiranya paling banyak menarik atensi para penggemar bola di Tanah Air adalah Alfred Riedl. Ia dikontrak PSSI pada tiga periode yakni 2010, 2013, dan 2016.
Pria asal Austria itu membawa Timnas Indonesia keluar sebagai runner-up piala AFF sebanyak dua kali (2010 dan 2016). Melansir Okezone, Riedl dianggap sukses membuat masyarakat Indonesia kembali antusias terhadap timnas. Riedl kemudian tutup usia pada 8 September 2020 karena mengidap kanker.
4. Wim Rijsbergen/Belanda
Wim Rijsbergen hanya seumur jagung dalam melatih Timnas Indonesia. Didapuk menggantikan Riedl paska kegagalan di Piala AFF 2010 yang penuh kontroversi, Wim Rijsbergen tak bisa berbuat banyak.
Wim datang jadi pelatih Timnas Indonesia dengan rapor karier sebagai pemain yang cemerlang. Wim merupakan legenda hidup Feyenoord Rotterdam dan menjadi bagian Timnas Belanda yang keluar sebagai runner-up pada Piala Dunia 1974 dan Piala Dunia 1978.
Wim Rijsbergen mulai melatih Timnas Indonesi pada Juli 2011. Wim Rijsbergen tercatat hanya enam bulan menjabat pelatih Timnas Indonesia. Ia gagal total di awal Kualifikasi Piala Dunia 2014.
Total dalam 11 pertandingan di bawah arahannya, Indonesia hanya mencatat dua kemenangan, tiga kali seri, dan enam kekalahan. Semua di pertandingan resmi internasional.
5. Pieter Huistra/Belanda
Awalnya Pieter Huistra ditunjuk PSSI untuk menjadi Direktur Teknik pada 20 November 2014. Huistra mendapat kontrak dari PSSI selama dua tahun atas rekomendasi FIFA.
Huistra saat itu diharapkan mampu membenahi persoalan yang terjadi di sepak bola Indonesia terutama di sektor Tim Nasional. Namun secara mengejutkan, pada Mei 2015 PSSI meminta Huistra menjadi pelatih kepala sementara Timnas Indonesia pada dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Akan tetapi, sanksi FIFA atas Indonesia kala itu, membuat Huistra tak lama di Indonesia. Pada 8 Desember 2015, ia pun dibebastugaskan dari jabatannya.
6. Luis Milla Aspas/Spanyol
Angin segar sempat berhembus ketika Luis Milla Aspas ditunjuk menangani Timnas Indonesia. Pelatih asal Spanyol tersebut membawa warna berbeda bagi gaya bermain sepak bola Indonesia.
Bahkan tidak hanya fokus pada Timnas senior, Milla ikut membangun fondasi pengembangan sepak bola dari akar rumput. Bersama Direktur Teknik PSSI saat itu Danurwindo, Milla memprakarsai hadirnya Kurikulum Sepak bola Indonesia yang dinamakana dengan Filanesia.
Memang tidak ada prestasi yang dibanggakan Milla untuk timnas Indonesia, akan tetapi kehadirannya di sepak bola Indonesia pada periode 2017-2018 cukup membawa angin segera bagi perkembangan sepak bola Indonesia mengingat Milla pernah membawa Timnas Spanyol U-21 kampiun Piala Eropa 2011.
7. Simon McMenemy/Skotlandia
Kursi kepelatihan Timnas juga pernah diduduki pelatih asing asal Skotlandia, Simon McMenemy. Simon digaet PSSI pada 2018, menggantikan pelatih timnas terdahulu, Bima Sakti.
Sebelum melatih timnas, McMenemy terlebih dianggap sukses melatih Bhayangkara FC. Berkat tangan dinginnya, Bhayangkara FC menjuaraiLiga 1 2017.
Simon sebelumnya juga pernah melatih Timnas Filipina pada 2010 dan membawa tim tersebut lolos hingga ke semifinal Piala AFF. Akan tetapi, kemahiran McMenemy di Bhayangkara FC dan Filipina tidak begitu terlihat saat memandu timnas Indonesia.
Pada Kualifikasi Piala Dunia 2022, Skuad Garuda justru menjadi pesakitan dimana sama sekali tak meraih kemenangan hingga digantikan Shin Tae-Yong. Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Malaysia, Thailand, UEA dan Vietnam.
Berkat rapor merahnya ini membuat Simon dicopot dari jabatan pelatih timnas pada 2019 dan sempat digantikan asistennya yakni pelatih karetaker Yeyen Tumena.
8. Shin Tae-yong/Korea Selatan
Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong dipercaya sebagai arsitek baru timnas Indonesia pada Desember 2019. Pada awal melatih, Shin Tae-yong langsung menitikberatkan pada kekuatan fisik anak asuhnya.
Meskipun belum begitu mengenal pesepak bola Indonesia, namun pria 52 tahun itu sudah mengantongi kelemahan timnas Indonesia perihal stamina yang buruk.
Sebelum melatih, Shin Tae-yong mengaku seringkali menonton pertandingan Indonesia. Satu hal yang menjadi perhatiannya adalah, stamina para pemain yang tidak stabil dan cenderung menurun di sepanjang permainan.
Saat melatih, Shin Tae-yong terkenal sebagai pelatih yang sangat keras dan disiplin. Sikapnya ini justru diharapkan bisa membuat para pemain timnas menjadi lebih kuat dan semangat. Dengan model kepelatihannya ini, ia diharapkan mampu membawa tim Skuad Garuda berprestasi.
Antusiasme masyarakat terhadap sentuhan pemain timnas pernah dibangkitkan kembali oleh pelatih asing asal Austria, Alfred Riedl . Harapan untuk kembali bangkit kini berada di pundak Shin Tae-Yong.
Berikut adalah sederet pelatih asing yang pernah dan sedang melatih Timnas Indonesia sejak tahun 2000.
1. Ivan Kolev/Bulgaria
Ivan Kolev merupakan mantan pesepak bola Bulgaria yang pernah melatih Timnas Indonesia pada periode 2000–2004 dan 2007. Di bawah kepelatihannya, timnas menjadi runner-up pada Piala Tiger 2002 dan lolos ke putaran final Piala Asia 2004 yang dihelat di Beijing.
Sebelum menangani Timnas Indonesia, rupanya ia sudah terlebih dahulu melatih Persija Jakarta pada musim 1999. Bersamanya, Persija berhasil menjadi juara Piala Sultan Brunei di tahun 2000 dan menduduki posisi kedua pada Liga Indonesia di tahun yang sama.
2. Peter White/Inggris
Sukses bersama Timnas Thailand tak lantas membuat Peter White juga meraih hal yang sama saat menukangi Timnas Indonesia. Ditunjuk menggantikan Ivan Kolev, Peter White hanya sebatas membawa Timnas Indonesia menjadi runner-up Piala Tiger di tahun pertamanya melatih.
Sementara di tahun terakhirnya melatih Timnas Indonesia yakni pada 2007, Timnas Indonesia bahkan gagal lolos dari putaran grup Piala AFF 2007
3. Alfred Riedl/Austria
Pelatih asing timnas Indonesia yang sekiranya paling banyak menarik atensi para penggemar bola di Tanah Air adalah Alfred Riedl. Ia dikontrak PSSI pada tiga periode yakni 2010, 2013, dan 2016.
Pria asal Austria itu membawa Timnas Indonesia keluar sebagai runner-up piala AFF sebanyak dua kali (2010 dan 2016). Melansir Okezone, Riedl dianggap sukses membuat masyarakat Indonesia kembali antusias terhadap timnas. Riedl kemudian tutup usia pada 8 September 2020 karena mengidap kanker.
4. Wim Rijsbergen/Belanda
Wim Rijsbergen hanya seumur jagung dalam melatih Timnas Indonesia. Didapuk menggantikan Riedl paska kegagalan di Piala AFF 2010 yang penuh kontroversi, Wim Rijsbergen tak bisa berbuat banyak.
Wim datang jadi pelatih Timnas Indonesia dengan rapor karier sebagai pemain yang cemerlang. Wim merupakan legenda hidup Feyenoord Rotterdam dan menjadi bagian Timnas Belanda yang keluar sebagai runner-up pada Piala Dunia 1974 dan Piala Dunia 1978.
Wim Rijsbergen mulai melatih Timnas Indonesi pada Juli 2011. Wim Rijsbergen tercatat hanya enam bulan menjabat pelatih Timnas Indonesia. Ia gagal total di awal Kualifikasi Piala Dunia 2014.
Total dalam 11 pertandingan di bawah arahannya, Indonesia hanya mencatat dua kemenangan, tiga kali seri, dan enam kekalahan. Semua di pertandingan resmi internasional.
5. Pieter Huistra/Belanda
Awalnya Pieter Huistra ditunjuk PSSI untuk menjadi Direktur Teknik pada 20 November 2014. Huistra mendapat kontrak dari PSSI selama dua tahun atas rekomendasi FIFA.
Huistra saat itu diharapkan mampu membenahi persoalan yang terjadi di sepak bola Indonesia terutama di sektor Tim Nasional. Namun secara mengejutkan, pada Mei 2015 PSSI meminta Huistra menjadi pelatih kepala sementara Timnas Indonesia pada dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Akan tetapi, sanksi FIFA atas Indonesia kala itu, membuat Huistra tak lama di Indonesia. Pada 8 Desember 2015, ia pun dibebastugaskan dari jabatannya.
6. Luis Milla Aspas/Spanyol
Angin segar sempat berhembus ketika Luis Milla Aspas ditunjuk menangani Timnas Indonesia. Pelatih asal Spanyol tersebut membawa warna berbeda bagi gaya bermain sepak bola Indonesia.
Bahkan tidak hanya fokus pada Timnas senior, Milla ikut membangun fondasi pengembangan sepak bola dari akar rumput. Bersama Direktur Teknik PSSI saat itu Danurwindo, Milla memprakarsai hadirnya Kurikulum Sepak bola Indonesia yang dinamakana dengan Filanesia.
Memang tidak ada prestasi yang dibanggakan Milla untuk timnas Indonesia, akan tetapi kehadirannya di sepak bola Indonesia pada periode 2017-2018 cukup membawa angin segera bagi perkembangan sepak bola Indonesia mengingat Milla pernah membawa Timnas Spanyol U-21 kampiun Piala Eropa 2011.
7. Simon McMenemy/Skotlandia
Kursi kepelatihan Timnas juga pernah diduduki pelatih asing asal Skotlandia, Simon McMenemy. Simon digaet PSSI pada 2018, menggantikan pelatih timnas terdahulu, Bima Sakti.
Sebelum melatih timnas, McMenemy terlebih dianggap sukses melatih Bhayangkara FC. Berkat tangan dinginnya, Bhayangkara FC menjuaraiLiga 1 2017.
Simon sebelumnya juga pernah melatih Timnas Filipina pada 2010 dan membawa tim tersebut lolos hingga ke semifinal Piala AFF. Akan tetapi, kemahiran McMenemy di Bhayangkara FC dan Filipina tidak begitu terlihat saat memandu timnas Indonesia.
Pada Kualifikasi Piala Dunia 2022, Skuad Garuda justru menjadi pesakitan dimana sama sekali tak meraih kemenangan hingga digantikan Shin Tae-Yong. Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Malaysia, Thailand, UEA dan Vietnam.
Berkat rapor merahnya ini membuat Simon dicopot dari jabatan pelatih timnas pada 2019 dan sempat digantikan asistennya yakni pelatih karetaker Yeyen Tumena.
8. Shin Tae-yong/Korea Selatan
Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong dipercaya sebagai arsitek baru timnas Indonesia pada Desember 2019. Pada awal melatih, Shin Tae-yong langsung menitikberatkan pada kekuatan fisik anak asuhnya.
Meskipun belum begitu mengenal pesepak bola Indonesia, namun pria 52 tahun itu sudah mengantongi kelemahan timnas Indonesia perihal stamina yang buruk.
Sebelum melatih, Shin Tae-yong mengaku seringkali menonton pertandingan Indonesia. Satu hal yang menjadi perhatiannya adalah, stamina para pemain yang tidak stabil dan cenderung menurun di sepanjang permainan.
Saat melatih, Shin Tae-yong terkenal sebagai pelatih yang sangat keras dan disiplin. Sikapnya ini justru diharapkan bisa membuat para pemain timnas menjadi lebih kuat dan semangat. Dengan model kepelatihannya ini, ia diharapkan mampu membawa tim Skuad Garuda berprestasi.
(sto)