Lawan Malaysia, Ucapan Bung Karno Bakar Semangat Pemain Indonesia

Sabtu, 18 Desember 2021 - 02:05 WIB
loading...
Lawan Malaysia, Ucapan...
Perseteruan Indonesia dan Malaysia seperti tidak ada habisnya. Selalu saja ada sesuatu yang memicu konflik. Ini ikut berlaku di ajang olahraga, termasuk sepak bola. Foto: twitter
A A A
KALLANG - Perseteruan Indonesia dan Malaysia seperti tidak ada habisnya. Selalu saja ada sesuatu yang memicu konflik. Ini ikut berlaku di ajang olahraga, termasuk sepak bola.



Perseturan antara Indonesia dan Malaysia sudah terjadi cukup lama, atau sejak masa Soekarno di era 1960-an. Presiden pertama Indonesia itu memang sangat frontal kepada negeri Jiran.

Kala itu Soekarno menentang rencana Malaysia yang ingin menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak ke dalam Federasi Malaysia. Sebab, itu tidak sesuai dengan Persetujuan Manila.

Soekarno menganggap pembentukan Federasi Malaysia yang sekarang dikenal sebagai Malaysia sebagai "boneka Inggris" merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru, serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.

Belum lagi kisruh terkait pulau Kalimantan. Disebukan, Inggris mencoba menggabungkan koloninya di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, Federasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia.

Rencana ini ditentang Pemerintah Indonesia. Soekarno menilai Malaysia hanya kacung Inggris. Konsolidasi Malaysia cuma akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga mengancam kemerdekaan Indonesia.

Hal ini rumahnya memicu respon dari warga Malaysia yang akhirnya melakukan demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur, pada 17 September 1963.

Ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, mereka merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman—Perdana Menteri Malaysia saat itu—, dan memaksanya untuk menginjak Garuda. Amarah Sukarno terhadap Malaysia pun meledak.

Soekarno yang murka lalu mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesia yang menginjak-injak lambang negara Indonesia. Dia ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia.

Sukarno memproklamasikan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidatonya yang sangat bersejarah. Dia mengajak warga Indonesia untuk menghajar Malaysia karena telah menginjak harga diri Indonesia.

“Kalau kita lapar itu biasa. Kalau kita malu itu djuga biasa. Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang adjar!," salah satu pidato Soekarno saat itu.

Sampai sekarang perseteruan antara Indonesia dan Malaysia masih terasa. Nyatanya, Malaysia berulang kali mempermasalahkan wilayah perbatasan di Kalimantan.

Tidak jarang pula Malaysia mengakui hal atau sesuatu yang sebenarnya menjadi milik Indonesia, baik itu makanan, tarian atau budaya lainnya.

Atmostfir serupa terasa di ajang olahraga ketika atlet Indonesia bertemu dengan Malaysia. Ini tidak terkecuali di sepak bola.

Sejarah itu mungkin akan melatari duel antara Indonesia melawan Malaysia pada laga ketiga penyisihan Grup B Piala AFF 2020, di National Stadium, Kallang, Minggu (19/12/2021).



Indonesia berpeluang menyingkirkan Malaysia dari turnamen sepak bola terbesar di Asia Tenggara itu. Ini sesuai dengan perintah Soekarno lebih dari empat dekade lalu, yakni gayang Malaysia.
(mirz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1445 seconds (0.1#10.140)