Mercedez Ubah Warna, Livery Jadi Simbol Antirasisme

Kamis, 02 Juli 2020 - 12:32 WIB
loading...
A A A
Terbukti, enam gelar juara dunia sudah dikoleksi pembalap kelahiran 7 Januari 1985 itu. Bahkan, dia mencetak hattrick juara dalam tiga musim terakhir.

Tidak hanya dari kalangan pembalap, ajang F1 juga terkesan kurang adil bagi negara-negara di Afrika. Jika balapan sudah digelar di Benua Eropa, Amerika, Asia, dan Australia, tidak demikian dengan Benua Hitam.

Tercatat terakhir kali balapan digelar pada 1993 di Kyalami, Afrika Selatan. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, otoritas F1 mewacanakan untuk kembali menggelar balapan di Afrika.

Marrakech, Ibu Kota Maroko, menjadi kandidat kuat setelah menjadi tuan rumah balapan jalanan untuk WTCC dari 2009 hingga 2017 dan Formula E dari 2016 hingga 2019. Maroko baru sekali menggelar balapan F1, yakni pada 1958 di Casablanca.

Kembali pada perubahan livery, Wolff menjelaskan jika pemilihan warna hitam memang sengaja diambil sebagai bentuk dukungan dari gerakan antirasisme. Dia merasa jika dunia masih kerap tidak adil dalam memberi perlakuan terhadap orang kulit hitam. (Baca juga: Terancam China, Australia Siap Beli Rudal Pembunuh Kapal dari AS)

Berkaca dari kasus kematian Floyd di AS, kini Mercedes ingin memberikan pesan mendalam walaupun hanya melalui warna mobil. Menurutnya, rasisme dan diskriminasi tidak memiliki tempat di masyarakat, olahraga, atau timnya.

Dengan begitu, langkah ini menjadi sebuah kepercayaan besar bagi Mercedes yang juga memerangi rasisme bukan hanya di Inggris, tapi di dunia. Karena itu, pihaknya berharap aspirasinya melalui perubahan warna dari mobil timnya bisa berdampak positif.

“Livery kami adalah janji publik kami untuk mengambil tindakan positif. Kami bermaksud menemukan dan menarik talenta terbaik dari latar belakang seluas mungkin untuk menciptakan jalur yang kredibel bagi mereka untuk mencapai olahraga kami dalam rangka membangun tim yang lebih kuat dan lebih beragam di masa depan,” ungkap Wolff. (Lihat videonya: Diburu Peminta Sepeda Lipat, Kreuz Produksi Ratusan Sepeda)

Olahraga memang kerap menjadi sarana untuk menyatukan orang banyak. Tidak hanya kompetisi F1, pada Kompetisi Liga Champions (sepak bola) saja, terdapat satu kata-kata yang selalu dikumandangkan, yakni say no to racism.

Menarik untuk dinanti apakah ada tim-tim lain yang bakal mengikuti jejak Mercedes mengingat isu rasisme telah ditanggapi sejumlah pembalap F1 beberapa waktu lalu. (Raikhul Amar)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2130 seconds (0.1#10.140)