5 Pihak yang Dianggap Ikut Bertanggung Jawab atas Tragedi Kanjuruhan
loading...
A
A
A
PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) seolah tutup telinga dengan kritikan-kritikan banyak pihak terhadap jadwal pertandingan Liga 1. Mereka beberapa kali diminta untuk mengubah jadwal pertandingan agar tidak terlalu malam.
Pertandingan terlalu malam akan mempersulit proses evakuasi jika terhadi hal diinginkan. Laga Piala Presiden 2022 antara Persib Bandung kontra Persebaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebelum musim ini bergulir sudah menjadi bukti.
Namun PT LIB seolah tidak belajar dari kejadian pilu di GBLA tersebut. Laga dengan resiko tinggi tetap digelar pada malam hari.
Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita malah melontarkan pernyataan nyeleneh kala menanggapi permintaan Bonek untuk menggeser laga Persebaya ke sore hari.
Lukita mengatakan bahwa pihaknya harus manut pada urusan sponsorship, penyiaran dan rating televisi ketimbang keselamatan suporter.
“Semua penentuan waktu kick off sudah dikomunikasikan dengan broadcaster. Kerena broadcast butuh waktu untuk persiapan promo dan sebagainya,” kata Lukita kala dihubungi MNC Portal Indonesia awal Agustus silam
“Dalam hal ini, sepak bola Indonesia saat ini sudah menjadi industri. Tidak melulu aspek teknis atau pertandingan yang menjadi pertimbangan,” tambahnya.
“Tetapi, harus juga memperhatikan aspek komersial, kebutuhan sponsor, sampai dengan kecenderungan pasar atau penonton televisi” ujarnya lagi.
5. Panitia Pelaksana
Stadion Kanjuruhan Malang memiliki kapasitas 38 ribu penonton, faktanya panitia pelaksana justru mencetak 42 ribu tiket. Ini tentu menjadi pelanggaran prosedur pelaksanaan.
Pertandingan terlalu malam akan mempersulit proses evakuasi jika terhadi hal diinginkan. Laga Piala Presiden 2022 antara Persib Bandung kontra Persebaya di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) sebelum musim ini bergulir sudah menjadi bukti.
Namun PT LIB seolah tidak belajar dari kejadian pilu di GBLA tersebut. Laga dengan resiko tinggi tetap digelar pada malam hari.
Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita malah melontarkan pernyataan nyeleneh kala menanggapi permintaan Bonek untuk menggeser laga Persebaya ke sore hari.
Lukita mengatakan bahwa pihaknya harus manut pada urusan sponsorship, penyiaran dan rating televisi ketimbang keselamatan suporter.
“Semua penentuan waktu kick off sudah dikomunikasikan dengan broadcaster. Kerena broadcast butuh waktu untuk persiapan promo dan sebagainya,” kata Lukita kala dihubungi MNC Portal Indonesia awal Agustus silam
“Dalam hal ini, sepak bola Indonesia saat ini sudah menjadi industri. Tidak melulu aspek teknis atau pertandingan yang menjadi pertimbangan,” tambahnya.
“Tetapi, harus juga memperhatikan aspek komersial, kebutuhan sponsor, sampai dengan kecenderungan pasar atau penonton televisi” ujarnya lagi.
5. Panitia Pelaksana
Stadion Kanjuruhan Malang memiliki kapasitas 38 ribu penonton, faktanya panitia pelaksana justru mencetak 42 ribu tiket. Ini tentu menjadi pelanggaran prosedur pelaksanaan.