Tampil Kurang Mengesankan di PON XIX, DI Yogyakarta Segera Berbenah

Rabu, 28 September 2016 - 17:04 WIB
Tampil Kurang Mengesankan di PON XIX, DI Yogyakarta Segera Berbenah
Tampil Kurang Mengesankan di PON XIX, DI Yogyakarta Segera Berbenah
A A A
BANDUNG - Langkah cepat akan segera dilakukan kontingen DI Yogyakarta usai tampil kurang mengesankan di Pekan Olah raga Nasional (PON) XIX/2016. Beberapa cabang, seperti hoki outdoor dirasa tampil buruk setelah tidak bisa meraih satu kemenangan dari lima penampilan.

Pelatih Putra Albertus Sasongko mengakui buruknya penampilan anak asuhnya tak lepas dari minimnya pengalaman serta belum memiliki mental bertanding jadi faktor utama tidak maksimalmua permainan tim Kota Gudeg itu.

Selain itu, tidak terbiasanya tim DIY menggunakan lapangan rumput sintetis juga menjadi kendala terbesar. Mengingat selama ini, tim yang digawangi 16 pemain itu selalu berlatih di lapangan rumput asli.

"Hasil tim kami jelek pada PON ini, anak-anak belum siap secara mental. Evaluasi ke depan akan lebih baik lagi, mengingat baru kali ini mengikuti PON. Sementara di tim lain pemain seniornya masih ikut bertanding," ujar Sasongko, Rabu (28/9/2016).

Untuk menghadapi PON XX 2020 Papua berikutnya, pihaknya akan berupaya melakukan pembibitan dan pembinaan atlet selama empat tahun ke depan. Sekaligus mengikutsertakan mereka dalam sejumlah event kejuaraan nasional maupun daerah.

"Hoki outdoor baru kali ini dipertandingkan, sebelumnya belum pernah ada. Untuk PON berikutnya kami akan evaluasi total dulu. Atlet DIY yang tahun ini bertanding masih berpeluang ikut main lagi karena mereka masih muda, rata-rata usia 20-an," jelasnya.

Hal senada pun juga akan dilakukan oleh bisbol. Penampilan buruk juga diperlihatkan di PON kali ini dibandingkan PON sebelumnya di Riau. Di Riau, tim DIY bisa menduduki peringkat kelima.

Untuk diketahui dari tujuh pertandingan yang dijalani, DIY tidak mengantongi kemenangan satu pun. Terutama ketika melawan Banten, Bali, Jawa Barat, DKI Jakarta, Lampung, Kalimantan Timur, dan Jawa Timur. Padahal kalau dilihat dari skill maupun teknik tidak beda jauh dengan tim lainnya. Dikemukakan oleh Pelatih Tim Bisbol DIY Pradita Satya Ananda, mental bertanding yang kurang kuat menjadi faktor utama timnya terpuruk.

"Yang pasti sepulang dari Jawa Barat, kami akan langsung latihan yang lebih keras lagi. Untuk mengejar target masuk empat besar di Pra-PON 2019 mendatang. Kalau di luar peringkat itu kami akan langsung mundur. Karena berat kalau tidak dibiayai oleh KONI (DIY di luar peringkat empat)," tegas Satya.

Bahkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) jauh ke depan, dirinya bersama Pelatih Kepala Rumpis Agus Sudarko akan mengusulkan pembelajaran bisbol sejak usia dini ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY nantinya.

Sementara di cabang biliar, pelatih Polim Tito mengatakan, meski pencapaian prestasi timnya mengalami peningkatan dibandingkan PON XVIII 2012 Riau sebelumnya, yakni dengan perolehan medali satu perak dan tiga perunggu, namun pihaknya tetap akan mengevaluasi kembali kinerja atlet-atletnya. Mengingat target satu medali emas dari KONI DIY tidak terpenuhi.

"Evaluasi harus kompak lagi teman-teman, walau dengan hasil ini kami sudah bersyukur. Karena di dua PON sebelumnya, DIY selalu peroleh perunggu. Nantinya kami akan seleksi lebih ketat lagi untuk PON mendatang, dan mereka yang bermain di PON ini masih berpeluang ikut," imbuh Polim.
(bbk)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4647 seconds (0.1#10.140)