Danica Patrick, Bikin Patah Hati Penggila Formula 1
A
A
A
WISCONSIN - Siapa yang tak tergiur jadi pembalap Formula 1? Mengendarai mobil super cepat, terkenal dan berlimpah uang jelas jadi impian setiap pembalap roda empat. Namun tetap ada pengecualian dan itu datang dari seorang wanita cantik bernama Danica Patrick.
Danica Patrick adalah pembalap Nascar yang juga sempat menggeluti Indycar di Amerika Serikat. Tidak kebanyakan pembalap lainnya, dia justru menolak rayuan CEO F1 Bernie Ecclestone untuk berkecimpung di bisnisnya. Bos F1 mengajak wanita berusia 33 tahun hijrah ke balapan mobil kelas tertinggi.
"Mengapa tidak? Kami akan carikan tim untuknya. Danica akan jadi lebih baik dengan salah satu tim kami. Semua yang orang khawatirkan soal bagaimana seorang wanita balapan dengan G-Forces, telah dibuktikan dirinya mampu," sanjung Ecclestone beberapa waktu lalu.
Ketertarikan Ecclestone bukan tanpa alasan. Dua tahun lalu, Danica dinobatkan sebagai pembalap wanita pertama yang merebut pole positions di Nascar Sprint Cup Series 2015 (kelas tertinggi). Namun Eccletone dipastikan langsung patah hati setelah wanita berambut pirang itu menegaskan penolakannya mentah-mentah.
"Saya terlalu tua untuk mengubah karier lagi dan sebenarnya tidak terlalu bernafsu mengubah apa yang saat ini saya lakukan. Saya berada di sekitar teman, keluarga dan balapan internasional. F1 tidak memberikan itu sepertinya," tegas Danica melansir CNN, Kamis (27/8/2015).
"Saya tinggal beberapa tahun di Inggris dan sempat berpikir melakukannya (menjajal F1). Tapi setelah pindah ke Amerika, saya rasa inilah yang saya inginkan. Anda bisa tak pernah membahas soal apapun, tetapi dalam poin ini, saya sudah cukup senang sekarang," pungkasnya.
Nama Danica melejit sejak 2008 lalu ketika memenangi balapan Indycar pertama kalinya. Dua musim berselang, ia memenangi pole positions pertamanya di Nascar Xfinity Series. Prestasi terbaiknya adalah bercokol di posisi lima besar balap Indycar 2009 lalu.
Danica Patrick adalah pembalap Nascar yang juga sempat menggeluti Indycar di Amerika Serikat. Tidak kebanyakan pembalap lainnya, dia justru menolak rayuan CEO F1 Bernie Ecclestone untuk berkecimpung di bisnisnya. Bos F1 mengajak wanita berusia 33 tahun hijrah ke balapan mobil kelas tertinggi.
"Mengapa tidak? Kami akan carikan tim untuknya. Danica akan jadi lebih baik dengan salah satu tim kami. Semua yang orang khawatirkan soal bagaimana seorang wanita balapan dengan G-Forces, telah dibuktikan dirinya mampu," sanjung Ecclestone beberapa waktu lalu.
Ketertarikan Ecclestone bukan tanpa alasan. Dua tahun lalu, Danica dinobatkan sebagai pembalap wanita pertama yang merebut pole positions di Nascar Sprint Cup Series 2015 (kelas tertinggi). Namun Eccletone dipastikan langsung patah hati setelah wanita berambut pirang itu menegaskan penolakannya mentah-mentah.
"Saya terlalu tua untuk mengubah karier lagi dan sebenarnya tidak terlalu bernafsu mengubah apa yang saat ini saya lakukan. Saya berada di sekitar teman, keluarga dan balapan internasional. F1 tidak memberikan itu sepertinya," tegas Danica melansir CNN, Kamis (27/8/2015).
"Saya tinggal beberapa tahun di Inggris dan sempat berpikir melakukannya (menjajal F1). Tapi setelah pindah ke Amerika, saya rasa inilah yang saya inginkan. Anda bisa tak pernah membahas soal apapun, tetapi dalam poin ini, saya sudah cukup senang sekarang," pungkasnya.
Nama Danica melejit sejak 2008 lalu ketika memenangi balapan Indycar pertama kalinya. Dua musim berselang, ia memenangi pole positions pertamanya di Nascar Xfinity Series. Prestasi terbaiknya adalah bercokol di posisi lima besar balap Indycar 2009 lalu.
(bbk)