Menguak Korban Kedatangan De Buryne ke Manchester City
A
A
A
MANCHESTER - Manchester City telah menghamburkan banyak uang dalam rentan waktu cukup dekat untuk mendatangkan dua penggawa anyar ke Etihad Stadium -kandang City- sepanjang bursa transfer musim panas 2015-2016. Dana sebesar lebih dari dua triliun digelontorkan City guna mendaratkan Raheem Sterling dari Liverpool dan yang terbaru gelandang potensial, Kevin De Bruyne yang direkrut dari klub asal Bundesliga, Wolfsburg dengan harga selangit.
Bila kehadiran Sterling sejauh ini cukup menjanjikan lewat kontribusinya dalam empat kemenangan skuat besutan Manuel Pellegrini di awal Liga Inggris 2015-2016. Lain halnya dengan De Bruyne yang justru diragukan akan dapat bersinar bersama City usai ditebus dengan harga 55 juta pounds atau setara Rp1,19 triliun. Kebiasaan City mencetak rekor transfer kerap dihantui para fans, lantaran beberapa pemain yang gagal melejit.
Menilik jauh kebelakang pada tahun 1997, Lee Bradbury yang tiba di City dari Portsmouth dengan mahar 3 juta pounds. Justru gagal tampil apik bersama tim Manchester biru itu hingga membuatnya dilego dengan banderol setengah harga ke Crystal Palace. Hal yang sama juga pernah terjadi pada Michael Robinson yang bergabung bersama City dari Preston North End di tahun 1979. Kepindahan Robinson saat itu cukup spektakuler dengan melibatkan dana yang tidak sedikit, tapi sang pemain justru gagal total bersama City.
Kini City yang ditopang kekuatan finansial kerap membuat kejutan di bursa transfer, seperti saat memboyong Aguero dan Sterling. Kebiasaan The Citizens -julukan City- terus berlanjut sat resmi mengkontrak De Bruyne enam tahun dengan mahar mencapai 55 juta pounds. Banderol tersebut membuat De Bruyne memecahkan rekor transfer City dan sekaligus menjadikannya menjadi pemain termahal kedua dalam sejarah sepakbola Inggris. Diboyong dengan harga mahal tentu jadi jaminan De Bruyne akan menempati posisi utama skuat utama City musim ini.
Bermain sebagai gelandang serang dengan kebiasaan beroperasi di sektor kiri dan kanan sewaktu bersama Wolfsburg, hal yang sama diyakini tidak akan berubah bersama City. Bila melihat posisi bermain De Bruyne, maka gelandang asal Belgia itu bisa saja menggeser Silva atau Sterling. Tapi kemungkinan tersebut sangat tipis mengingat kehadiran Sterling telah menghadirkan dimensi baru dalam skuat The Citizens.
Sementara Silva sendiri sudah seperti nyawa buat permainan City, lewat sentuhan ajaibnya. Hanya tertinggal posisi Jesus Navas yang kemungkinan akan tergeser oleh kehadiran De Bruyne. Saat City membutuhkan gelandang yang sama baiknya dalam menyerang maupun bertahan, Navas sepertinya akan sulit diandalkan meski punya kecepatan. Kedatangan De Bruyne diyakini akan jadi solusi buat Pellegrini untuk memperkuat barisan pertahanan tanpa mengurangi daya gedor.
Patut ditunggu apakah pemain yang pernah memperkuat Chelsea sebelum dilepas ke Wolfsburg pada Januari 2014 akibat jarang mendapatkan kesempatan reguler di Stamford Bridge, bakal mampu memanfaatkan kesempatan keduanya di Liga Inggris. De Bruyne sendiri mengaku girang bisa kembali ke Liga Inggris dan siap menjalani tantangan baru.
Bila kehadiran Sterling sejauh ini cukup menjanjikan lewat kontribusinya dalam empat kemenangan skuat besutan Manuel Pellegrini di awal Liga Inggris 2015-2016. Lain halnya dengan De Bruyne yang justru diragukan akan dapat bersinar bersama City usai ditebus dengan harga 55 juta pounds atau setara Rp1,19 triliun. Kebiasaan City mencetak rekor transfer kerap dihantui para fans, lantaran beberapa pemain yang gagal melejit.
Menilik jauh kebelakang pada tahun 1997, Lee Bradbury yang tiba di City dari Portsmouth dengan mahar 3 juta pounds. Justru gagal tampil apik bersama tim Manchester biru itu hingga membuatnya dilego dengan banderol setengah harga ke Crystal Palace. Hal yang sama juga pernah terjadi pada Michael Robinson yang bergabung bersama City dari Preston North End di tahun 1979. Kepindahan Robinson saat itu cukup spektakuler dengan melibatkan dana yang tidak sedikit, tapi sang pemain justru gagal total bersama City.
Kini City yang ditopang kekuatan finansial kerap membuat kejutan di bursa transfer, seperti saat memboyong Aguero dan Sterling. Kebiasaan The Citizens -julukan City- terus berlanjut sat resmi mengkontrak De Bruyne enam tahun dengan mahar mencapai 55 juta pounds. Banderol tersebut membuat De Bruyne memecahkan rekor transfer City dan sekaligus menjadikannya menjadi pemain termahal kedua dalam sejarah sepakbola Inggris. Diboyong dengan harga mahal tentu jadi jaminan De Bruyne akan menempati posisi utama skuat utama City musim ini.
Bermain sebagai gelandang serang dengan kebiasaan beroperasi di sektor kiri dan kanan sewaktu bersama Wolfsburg, hal yang sama diyakini tidak akan berubah bersama City. Bila melihat posisi bermain De Bruyne, maka gelandang asal Belgia itu bisa saja menggeser Silva atau Sterling. Tapi kemungkinan tersebut sangat tipis mengingat kehadiran Sterling telah menghadirkan dimensi baru dalam skuat The Citizens.
Sementara Silva sendiri sudah seperti nyawa buat permainan City, lewat sentuhan ajaibnya. Hanya tertinggal posisi Jesus Navas yang kemungkinan akan tergeser oleh kehadiran De Bruyne. Saat City membutuhkan gelandang yang sama baiknya dalam menyerang maupun bertahan, Navas sepertinya akan sulit diandalkan meski punya kecepatan. Kedatangan De Bruyne diyakini akan jadi solusi buat Pellegrini untuk memperkuat barisan pertahanan tanpa mengurangi daya gedor.
Patut ditunggu apakah pemain yang pernah memperkuat Chelsea sebelum dilepas ke Wolfsburg pada Januari 2014 akibat jarang mendapatkan kesempatan reguler di Stamford Bridge, bakal mampu memanfaatkan kesempatan keduanya di Liga Inggris. De Bruyne sendiri mengaku girang bisa kembali ke Liga Inggris dan siap menjalani tantangan baru.
(akr)