Made Wirawan Nggak Kapok Kawal Persib Bandung
A
A
A
Sosok Made Wirawan menjadi pengawal mistar gawang Persib Bandung yang tangguh. Mantan kiper Persiba Balikpapan itu, sudah sering mengalami cedera karena berjibaku di lapangan.
Made pun memahami risiko sebagai penjaga gawang. Menurutnya, setiap pergerakan yang dilakukannya memang cukup berisiko bagi dirinya. Namun sebagai benteng pertahanan terakhir di lapangan, ia sudah siap dengan segala konsekuansi yang akan dialaminya.
"Berisiko memang, tapi sebisa mungkin setiap pergerakan dilakukan seaman mungkin. meskipun tidak semulus yang kita harapkan, risiko cedera lebih besar,"katanya.
Pemain kelahiran Gianyar, Bali ini harus benar-benar menjaga kondisi fisiknya. Karena tidak jarang dirinya harus keluar masuk rumah sakit untuk memeriksa kondisi tubuhnya. Dia sendiri mengibaratkan seorang kiper sama halnya dengan seorang petinju. Di mana seorang petinju bisa saja terkena urat syarafnya lantaran terkena pukulan lawan.
Begitu juga dengan penjaga gawang, yang bisa saja benturan saat jatuh bangun menghalau bola mengenai syarafnya. Saat kecil, Made merupakan seorang striker. Namun, tiba-tiba semua itu berubah kala bergabung dengan sebuah klub lokal di kampung halamannya. Dia merasa enjoy ketika bisa menjadi seorang kiper dan menyelamatkan bola dari serangan lawan.
"Risikonya memang besar, ibarat petinju kalau kena pukul bisa kena syaraf. Kalau kiper kalau jatuh membentur lapang, pemain atau apa pun itu,"katanya.
Tidak ada rasa kapok, meski penuh risiko tapi Made akan tetap menjaga gawangnya seaman mungkin sehingga tidak kebobolan. "Sempat dua kali dapat benturan sampai gak sadar, buat saya dua-duanya parah. Sebelumnya mau pakai pelindung tapi saya cek ke Malaysia, kata dokter gak perlu, jadi saya juga tidak pakai," pungkasnya.
Made pun memahami risiko sebagai penjaga gawang. Menurutnya, setiap pergerakan yang dilakukannya memang cukup berisiko bagi dirinya. Namun sebagai benteng pertahanan terakhir di lapangan, ia sudah siap dengan segala konsekuansi yang akan dialaminya.
"Berisiko memang, tapi sebisa mungkin setiap pergerakan dilakukan seaman mungkin. meskipun tidak semulus yang kita harapkan, risiko cedera lebih besar,"katanya.
Pemain kelahiran Gianyar, Bali ini harus benar-benar menjaga kondisi fisiknya. Karena tidak jarang dirinya harus keluar masuk rumah sakit untuk memeriksa kondisi tubuhnya. Dia sendiri mengibaratkan seorang kiper sama halnya dengan seorang petinju. Di mana seorang petinju bisa saja terkena urat syarafnya lantaran terkena pukulan lawan.
Begitu juga dengan penjaga gawang, yang bisa saja benturan saat jatuh bangun menghalau bola mengenai syarafnya. Saat kecil, Made merupakan seorang striker. Namun, tiba-tiba semua itu berubah kala bergabung dengan sebuah klub lokal di kampung halamannya. Dia merasa enjoy ketika bisa menjadi seorang kiper dan menyelamatkan bola dari serangan lawan.
"Risikonya memang besar, ibarat petinju kalau kena pukul bisa kena syaraf. Kalau kiper kalau jatuh membentur lapang, pemain atau apa pun itu,"katanya.
Tidak ada rasa kapok, meski penuh risiko tapi Made akan tetap menjaga gawangnya seaman mungkin sehingga tidak kebobolan. "Sempat dua kali dapat benturan sampai gak sadar, buat saya dua-duanya parah. Sebelumnya mau pakai pelindung tapi saya cek ke Malaysia, kata dokter gak perlu, jadi saya juga tidak pakai," pungkasnya.
(aww)