Stoner Bicara Tentang Drama MotoGP 2015
A
A
A
BOLOGNA - Walau sebagai pembalap penguji, kembalinya Casey Stoner ke ajang MotoGP menyedot perhatian. Legenda balap Ducati itu juga menyinggung tentang kontroversi perlombaan di akhir musim 2015 lalu.
Kontroversi yang dimaksud melibatkan Valentino Rossi serta dua pembalap Spanyol beda tim; Jorge Lorenzo dan Marc Marquez. Rossi yang memimpin klasemen selama 17 seri, harus mrelakan gelar juara dunia diambil Lorenzo karena sebuah kesalahan.
Rossi diganjar penalti tiga poin sehingga harus memulai balapan dari posisi buncit di balapan penutup di Valencia. Hukuman itu tepaksa dia jalankan setelah dianggap menendang Marquez hingga terjatuh ketika berduel di Sirkuit Sepang.
Seperti sebuah drama, Lorenzo tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan mengambil kemenangan selagi Rossi memikul hukuman. Praktis kondisi itu memicu keretakan di internal tim balap Movistar Yamaha.
Sebagian kalangan menuding Lorenzo tidak pantas memenangkan gelar juara dunia, namun sebagian lain menganggap hasil di akhir musim itu harus harus diterima semua pembalap. Keyakinan tersebut-lah yang kemudian diamini Stoner jelang bergulirnya musim baru tahun ini.
"Saya pikir Lorenzo tetap akan memenangkan gelar juara dunia 2015 meski Rossi tidak dihukum memulai balapan dari posisi buncit," kata Stoner, dikutip MCN, Senin (11/1/2016).
"Ada statistik yang penting dicermati. Hanya dua kali Valentino terpaksa harus berjuang merebut gelar juara hingga ke balapan terakhir. Pertama di 2006 dan kemudian tahun lalu (2015), dua-duanya Rossi kalah," kata Stoner. (Baca juga : Bos Yamaha Sebut Kecepatan Marquez Setara Lorenzo)
Kontroversi yang dimaksud melibatkan Valentino Rossi serta dua pembalap Spanyol beda tim; Jorge Lorenzo dan Marc Marquez. Rossi yang memimpin klasemen selama 17 seri, harus mrelakan gelar juara dunia diambil Lorenzo karena sebuah kesalahan.
Rossi diganjar penalti tiga poin sehingga harus memulai balapan dari posisi buncit di balapan penutup di Valencia. Hukuman itu tepaksa dia jalankan setelah dianggap menendang Marquez hingga terjatuh ketika berduel di Sirkuit Sepang.
Seperti sebuah drama, Lorenzo tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan mengambil kemenangan selagi Rossi memikul hukuman. Praktis kondisi itu memicu keretakan di internal tim balap Movistar Yamaha.
Sebagian kalangan menuding Lorenzo tidak pantas memenangkan gelar juara dunia, namun sebagian lain menganggap hasil di akhir musim itu harus harus diterima semua pembalap. Keyakinan tersebut-lah yang kemudian diamini Stoner jelang bergulirnya musim baru tahun ini.
"Saya pikir Lorenzo tetap akan memenangkan gelar juara dunia 2015 meski Rossi tidak dihukum memulai balapan dari posisi buncit," kata Stoner, dikutip MCN, Senin (11/1/2016).
"Ada statistik yang penting dicermati. Hanya dua kali Valentino terpaksa harus berjuang merebut gelar juara hingga ke balapan terakhir. Pertama di 2006 dan kemudian tahun lalu (2015), dua-duanya Rossi kalah," kata Stoner. (Baca juga : Bos Yamaha Sebut Kecepatan Marquez Setara Lorenzo)
(sha)