Orang Bilang Saya Gila, Tapi Saya Tak Suka Kalah dan Jadi Nomor 2
A
A
A
SAINT DENNIS - Jelang laga pembuka Grup A Piala Eropa 2016 kontra Rumania, Sabtu (11/6/2016) dini hari WIB. Gelandang Timnas Prancis, Paul Pogba, tampil dengan gaya rambut baru. Selain ada nama julukannya ‘Pogboom’ rambut barunya yang menggambarkan ayam jantan, menunjukkan sisi patriotisme kepada negaranya.
Di tengah isu bola panas di bursa transfer 2016/17, soal kepergiannya ke Real Madrid atau kembalinya ke Manchester United. Gelandang Juventus berusia 23 tahun itu bicara blak-blakan dengan media, yakni dalam sebuah sesi wawancara dengan L’Equipe.
Berikut petikan wawancaranya, yang sedikit banyak menggambarkan betapa ambisius dirinya pasca Piala Dunia 2014 dan tantangan di depan sebagai tuan rumah Piala Eropa 2016. Tapi dia mewanti-wanti dia tidak akan pernah sukses jika dia tidak berusaha sekuat tenaga di lapangan.
Tanya: Ketika Blaise Matuidi, teman dekat Anda, tahu Anda melakukan sesi wawancara ini, padahal seharusnya dia mengatakan untuk tidak memberi tekanan kepada Paul sebelum Euro! Bagaimana tanggapan Anda?
Jawab: “Sejujurnya, itu sama sekali tidak mengganggu saya. Tapi saya memang orang yang tidak suka berbicara pada media. Adapun jika orang-orang berbicara tentang saya, apakah itu baik atau buruk. Itu tidak akan mempengaruhi saya.”
Tanya: Namun yang media rasakan adalah ekpektasi publik terhadap Anda amat besar?
Jawab: “Adalah normal jika publik berharap banyak. Karena ketika mereka mendengar nama saya, itu berarti? Nilai (sesuai harga)! Paul Pogba amat berharga sekali, dia akan menghabiskan dana klub, ini, itu, dan lain-lain. Orang yang tidak tahu sepak bola secara logis akan berkata, ‘Ah, untuk seorang pemain yang harganya begitu mahal, mengapa dia tidak mencetak gol lebih banyak?’ Mereka tidak akan berpikir tentang fakta kalau saya adalah seorang pemain tengah. Mereka hanya akan berpikir lewat sudut uang. Namun itu sama sekali tidak berefek pada saya.”
Tanya: Anda sering berkata dalam wawancara jika Anda ingin menjadi yang terbaik. Apakah maksud dari kata-kata Anda tersebut?
Jawab: “Menjadi yang terbaik adalah tidak seperti menjadi orang lain. Ketika saya melakukan sesuatu, saya suka melakukan hal yang berbeda dari yang lainnya dan saya tidak suka berada di pihak yang kalah. Saya tidak suka menjadi nomor 2, baik itu ketika saya bermain Play Station atau saat bermain sepak bola.”
“Saya selalu melihat ke atas. Saya bisa berkata kalau orang dapat mengartikan saya arogan, tapi sungguh itu tidak benar. Faktanya, itu persis sama dengan yang dikatakan oleh guru saya di sekolah, saat membahas siapa yang ingin menjadi seorang pesepak bola profesional. Itu bukanlah kesombongan, tapi determinasi.”
Tanya: Kedepannya bagaimana dan apa tujuan Anda?
Jawab: “Saya masih jauh dari tujuan, karena saya belum melakukan apa-apa. Saya tidak akan mencetak tiga gol di setiap pertandingan seperti ekspektasi banyak orang, karena saya bukan striker, saya juga masih bisa salah dribbling, passing dan shooting. Tapi apapun yang Anda katakan, saya akan coba melakukannya.”
“Mimpi saya adalah meraih Golden Ball dan itu selalu ada di dalam kepala saya. Walau saya tidak mengatakan akan memenangkannya suatu saat nanti, tapi saya ingin mewujudkan mimpi saya itu, seperti memenangkan sebuah kejuaraan. Orang berkata saya ini gila, namun saya senang melakukan hal yang gila.”
Tanya: Siapa referensi bermain Anda?
Jawab: “Andrea Pirlo adalah model itu, karena dia bermain selama 88 menit dengan voltase tinggi dan memiliki naluri pembunuh berdarah dingin. Dia bisa membuat umpan penentu atau sebuah tembakan jarak jauh dengan tepat.”
“Tapi saya senang semua pemain, yang bisa mengatur bola dan mencetak gol. Seperti Diaby dan Yaya Toure. Saya juga suka Andres Iniesta dan senang bermain bertahan macam Makelele.”
Di tengah isu bola panas di bursa transfer 2016/17, soal kepergiannya ke Real Madrid atau kembalinya ke Manchester United. Gelandang Juventus berusia 23 tahun itu bicara blak-blakan dengan media, yakni dalam sebuah sesi wawancara dengan L’Equipe.
Berikut petikan wawancaranya, yang sedikit banyak menggambarkan betapa ambisius dirinya pasca Piala Dunia 2014 dan tantangan di depan sebagai tuan rumah Piala Eropa 2016. Tapi dia mewanti-wanti dia tidak akan pernah sukses jika dia tidak berusaha sekuat tenaga di lapangan.
Tanya: Ketika Blaise Matuidi, teman dekat Anda, tahu Anda melakukan sesi wawancara ini, padahal seharusnya dia mengatakan untuk tidak memberi tekanan kepada Paul sebelum Euro! Bagaimana tanggapan Anda?
Jawab: “Sejujurnya, itu sama sekali tidak mengganggu saya. Tapi saya memang orang yang tidak suka berbicara pada media. Adapun jika orang-orang berbicara tentang saya, apakah itu baik atau buruk. Itu tidak akan mempengaruhi saya.”
Tanya: Namun yang media rasakan adalah ekpektasi publik terhadap Anda amat besar?
Jawab: “Adalah normal jika publik berharap banyak. Karena ketika mereka mendengar nama saya, itu berarti? Nilai (sesuai harga)! Paul Pogba amat berharga sekali, dia akan menghabiskan dana klub, ini, itu, dan lain-lain. Orang yang tidak tahu sepak bola secara logis akan berkata, ‘Ah, untuk seorang pemain yang harganya begitu mahal, mengapa dia tidak mencetak gol lebih banyak?’ Mereka tidak akan berpikir tentang fakta kalau saya adalah seorang pemain tengah. Mereka hanya akan berpikir lewat sudut uang. Namun itu sama sekali tidak berefek pada saya.”
Tanya: Anda sering berkata dalam wawancara jika Anda ingin menjadi yang terbaik. Apakah maksud dari kata-kata Anda tersebut?
Jawab: “Menjadi yang terbaik adalah tidak seperti menjadi orang lain. Ketika saya melakukan sesuatu, saya suka melakukan hal yang berbeda dari yang lainnya dan saya tidak suka berada di pihak yang kalah. Saya tidak suka menjadi nomor 2, baik itu ketika saya bermain Play Station atau saat bermain sepak bola.”
“Saya selalu melihat ke atas. Saya bisa berkata kalau orang dapat mengartikan saya arogan, tapi sungguh itu tidak benar. Faktanya, itu persis sama dengan yang dikatakan oleh guru saya di sekolah, saat membahas siapa yang ingin menjadi seorang pesepak bola profesional. Itu bukanlah kesombongan, tapi determinasi.”
Tanya: Kedepannya bagaimana dan apa tujuan Anda?
Jawab: “Saya masih jauh dari tujuan, karena saya belum melakukan apa-apa. Saya tidak akan mencetak tiga gol di setiap pertandingan seperti ekspektasi banyak orang, karena saya bukan striker, saya juga masih bisa salah dribbling, passing dan shooting. Tapi apapun yang Anda katakan, saya akan coba melakukannya.”
“Mimpi saya adalah meraih Golden Ball dan itu selalu ada di dalam kepala saya. Walau saya tidak mengatakan akan memenangkannya suatu saat nanti, tapi saya ingin mewujudkan mimpi saya itu, seperti memenangkan sebuah kejuaraan. Orang berkata saya ini gila, namun saya senang melakukan hal yang gila.”
Tanya: Siapa referensi bermain Anda?
Jawab: “Andrea Pirlo adalah model itu, karena dia bermain selama 88 menit dengan voltase tinggi dan memiliki naluri pembunuh berdarah dingin. Dia bisa membuat umpan penentu atau sebuah tembakan jarak jauh dengan tepat.”
“Tapi saya senang semua pemain, yang bisa mengatur bola dan mencetak gol. Seperti Diaby dan Yaya Toure. Saya juga suka Andres Iniesta dan senang bermain bertahan macam Makelele.”
(sbn)