Serena Williams Berduka Usai Cetak Sejarah di Wimbledon

Minggu, 10 Juli 2016 - 13:49 WIB
Serena Williams Berduka...
Serena Williams Berduka Usai Cetak Sejarah di Wimbledon
A A A
LONDON - Serena Williams tak mau terlarut euforia bisa merebut trofi Grand Slam ke-22 di Wimbledon 2016. Petenis putri nomor satu dunia itu langsung mengirimkan pesan bela sungkawanya atas insiden berdarah di Dallas, Amerika Serikat.

Serena baru saja menyamai prestasi legenda tenis Jerman, Steffi Graff yakni mengoleksi 22 trofi Grand Slam. Kemenangan atas Angelique Kerber 7-5, 6-3, di final Wimbledon 2016, Sabtu (9/7/2016) mewujudkan hal tersebut. Prestasi Serena tambah berkilap usai memenangkan gelar serupa di nomor ganda bersama sang kakak, Venus. (Baca Juga: Singkirkan Kerber, Serena Williams Juara Wimbledon 2016)

Sejarah yang digoreskan Serena, ternyata cuma selang sehari pasca-insiden penembakan di Dallas, Amerika Serikat. Seperti yang diberitakan SINDOnews berdasarkan laporan Sputnik, Jumat (8/7/2016), 15 polisi diberondong tembakan di mana di antaranya empat orang tewas. (Baca Juga: Horor di Dallas, 15 Polisi Ditembak, 4 Tewas)

Tak pelak, Serena sebagai warga Amerika Serikat langsung berduka atas penembakan horor tersebut. Tak lupa, ia menyerukan agar keamanan di Negeri Paman Sam bisa ditingkatkan lagi dari masalah-masalah berbau rasisme.

"Saya punya keponakan yang saya pikir apakah lebih baik memberi tahu mereka untuk tidak bermain di luar. Jika sudah berada di dalam mobil, mungkin terakhir kali saya akan melihatnya. Itu adalah sesuatu yang saya kira jadi perhatian besar karena akan menghancurkan. Mereka anak-anak yang sangat baik," ucapnya di sesi konferensi pers usai pertandingan seperti dilansir NDTV.

"Saya juga tidak mengira jawaban atas segala permasalahan adalah dengan terus menembak pemuda kulit hitam kita. Kekerasan bukanlah suatu jawaban. Penembakan di Dallas sangat menyedihkan. Tidak ada yang layak kehilangan nyawa, tidak peduli apa warna kulit mereka. Kita semua manusia," kecamnya.

Wajar Serena sangat mengutuk aksi penembakan. 13 tahun lalu, Serena jadi saksi atas kematian kakaknya, Yetunde Price, yang terbunuh akibat ditembak di jalan raya di kawasan Los Angeles. Insiden yang menimpa saudara kandung sekaligus asisten pribadinya itu hampir melukai Serena.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9644 seconds (0.1#10.140)