KLB PSSI 2016: Agenda Kedua Hujan Interupsi
A
A
A
JAKARTA - Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (KLB PSSI) berlangsung cukup ramai. Bertempat di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (3/8/2016), terjadi hujan interupsi yang dikeluarkan oleh para peserta kongres.
Menurut pantauan reporter Sindonews, kongres berlangsung kondusif saat agenda pertama dibacakan. Peserta kongres menyetujui Hinca Panjaitan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI sampai pemilihan kepengurusan baru pada Oktober 2016 mendatang.
Dari 105 voters yang terdiri dari klub (Liga Nusantara, Divisi Dua, Divisi Satu, Divisi Utama, Liga Super) serta Asosiasi Provinsi (Asprov), sebanyak 82 suara menyatakan sepakat. Hasil itu membuat Hinca resmi memimpin PSSI hingga kongres berikutnya.
Namun pemandangan berbeda terjadi ketika agenda kedua dibacakan. Saat itu disebutkan bahwa tiga anggota Komite Eksekutif (Exco) yakni La Nyalla, Gusti Randa dan Johan Lieng Eng mundur dari jabatannya. Tak lama setelah dibacakan, hujan interupsi mewarnai jalannya kongres.
Hal itu bermula dari wacana mengganti semua anggota Exco menjadi tiga orang saja sesuai posisi yang ditinggalkan. Perbedaan pendapat pun mulai bermunculan. Salah satu perwakilan Divisi Utama menyatakan setuju mengganti sebagian orang saja. Namun hal itu ditentang oleh mayoritas suara yang berasal dari Asprov dan klub lainnya.
Pada kesempatan ini, 91 orang ingin semua anggota Exco dirombak. Sementara 12 orang menyatakan setuju jika hanya tiga orang yang diganti dengan anggota baru. Alhasil Hinca selaku pemimpin kongres menyepakati bahwa seluruh anggota Exco akan mengalami perubahan.
"Sudahilah budaya teriak-teriak itu. Kalau mau teriak, di stadion saja," ucap mantan ketua umum PSSI, Nurdin Halid.
Menurut pantauan reporter Sindonews, kongres berlangsung kondusif saat agenda pertama dibacakan. Peserta kongres menyetujui Hinca Panjaitan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSSI sampai pemilihan kepengurusan baru pada Oktober 2016 mendatang.
Dari 105 voters yang terdiri dari klub (Liga Nusantara, Divisi Dua, Divisi Satu, Divisi Utama, Liga Super) serta Asosiasi Provinsi (Asprov), sebanyak 82 suara menyatakan sepakat. Hasil itu membuat Hinca resmi memimpin PSSI hingga kongres berikutnya.
Namun pemandangan berbeda terjadi ketika agenda kedua dibacakan. Saat itu disebutkan bahwa tiga anggota Komite Eksekutif (Exco) yakni La Nyalla, Gusti Randa dan Johan Lieng Eng mundur dari jabatannya. Tak lama setelah dibacakan, hujan interupsi mewarnai jalannya kongres.
Hal itu bermula dari wacana mengganti semua anggota Exco menjadi tiga orang saja sesuai posisi yang ditinggalkan. Perbedaan pendapat pun mulai bermunculan. Salah satu perwakilan Divisi Utama menyatakan setuju mengganti sebagian orang saja. Namun hal itu ditentang oleh mayoritas suara yang berasal dari Asprov dan klub lainnya.
Pada kesempatan ini, 91 orang ingin semua anggota Exco dirombak. Sementara 12 orang menyatakan setuju jika hanya tiga orang yang diganti dengan anggota baru. Alhasil Hinca selaku pemimpin kongres menyepakati bahwa seluruh anggota Exco akan mengalami perubahan.
"Sudahilah budaya teriak-teriak itu. Kalau mau teriak, di stadion saja," ucap mantan ketua umum PSSI, Nurdin Halid.
(bep)