Kehilangan Kegarangan, Masa Pensiun Roman Gonzalez Sudah Dekat
A
A
A
CARSON - Penampilan yang tampak begitu lesu dan mengecewakan yang diperlihatkan Roman "Chocolatito" Gonzalez dalam duel ulang melawan Srisaket Sor Rungvisai alias Wisaksil Wangek dalam duel ulang akhir pekan kemarin membuat Gonzalez berpikir untuk gantung sarung tinju.
Setelah mengalami kekalahan angka kontroversial dari Wangek pada pertemuan pertama April lalu, Gonzalez mendapatkan kesempatan tanding ulang pada Minggu (10/9) WIB di StubHub Center di Carson, Amerika Serikat.
Sayangnya, bukannya membalas kekalahan dan mengambil kembali mahkota kelas terbang super versi WBC, Chocolatito justru mendapatkan kekalahan KO di ronde keempat dari petinju asal Thailand tersebut.
Kepada harian terbitan Nikaragua, La Prensa, Gonzalez mengungkapkan bahwa dirinya siap untuk pensiun. "Kami sudah dekat untuk pensiun," tegas mantan juara dunia empat divisi asal Nikaragua.
"Saya sudah melakukan apa yang harus saya lakukan. Saya memenangkan empat gelar juara dunia dan saya tidak menghabiskan banyak waktu bersama keluarga, anak-anak saya. Mereka sangat kecil dan mereka membutuhkan saya," tutur Gonzalez.
Gonzalez sendiri terlempar dari puncak daftar petinju pound-for-pound terbaik dunia, setelah kalah beruntun dari Wangek. Dua kali Wangek menganvaskan Gonzalez di ronde keempat, sebelum akhirnya pertarungan berakhir.
Kendati demikian, Gonzalez masih belum memutuskan apapun terkait masa depannya, akan tetapi dia cenderung untuk mengakhiri karier tinju profesionalnya yang membentang selama 12 tahun. Petinju kelahiran 17 Juni 1987 ini sebelumnya tak terkalahkan hingga pada akhirnya Wangek memberikan noda pertama. Dengan ditambah dua kekalahan dari Wangek, Gonzalez membukukan catatan tanding 46-2, 38KO.
"Pada akhirnya, Tuhan memutuskan, bukan saya. Tapi saya siap untuk pensiun dari tinju. Saya akan duduk bersama anak-anak saya. Mereka akan mengambil keputusan," ungkap Gonzalez.
"Apabila suatu hari sesuatu yang buruk terjadi pada diri saya, mereka yang ditinggal sendirian," imbuhnya.
Seandainya nantinya melanjutkan kariernya, Gonzalez tidak mempertimbangkan untuk kembali turun ke kelas terbang (112pon) walaupun dia masih belum begitu efektif di kelas terbang super (115pon). Sejak naik ke divisi 115pon tahun lalu, Gonzalez mencatatkan tiga pertempuran dengan hanya mengantongi satu kemenangan, yakni saat merebut gelar kelas terbang super WBC dari Carlos Cuadras.
Mengawali perjalanannya di divisi terendahnya, kelas minimum (105pon), lalu berturut-turut lanjut ke kelas terbang junior, kelas terbang, dan kelas terbang super, Gonzalez tidak pernah absen untuk menyabet gelar juara dunia. "Saya tidak ingin gagal," tukas Gonzalez.
"Begitulah tinju itu... Saya merasa sepertinya saya begitu buruk buat orang-orang saya di Nikaragua, orang-orang yang datang untuk melihat saya berlaga," tutupnya.
Setelah mengalami kekalahan angka kontroversial dari Wangek pada pertemuan pertama April lalu, Gonzalez mendapatkan kesempatan tanding ulang pada Minggu (10/9) WIB di StubHub Center di Carson, Amerika Serikat.
Sayangnya, bukannya membalas kekalahan dan mengambil kembali mahkota kelas terbang super versi WBC, Chocolatito justru mendapatkan kekalahan KO di ronde keempat dari petinju asal Thailand tersebut.
Kepada harian terbitan Nikaragua, La Prensa, Gonzalez mengungkapkan bahwa dirinya siap untuk pensiun. "Kami sudah dekat untuk pensiun," tegas mantan juara dunia empat divisi asal Nikaragua.
"Saya sudah melakukan apa yang harus saya lakukan. Saya memenangkan empat gelar juara dunia dan saya tidak menghabiskan banyak waktu bersama keluarga, anak-anak saya. Mereka sangat kecil dan mereka membutuhkan saya," tutur Gonzalez.
Gonzalez sendiri terlempar dari puncak daftar petinju pound-for-pound terbaik dunia, setelah kalah beruntun dari Wangek. Dua kali Wangek menganvaskan Gonzalez di ronde keempat, sebelum akhirnya pertarungan berakhir.
Kendati demikian, Gonzalez masih belum memutuskan apapun terkait masa depannya, akan tetapi dia cenderung untuk mengakhiri karier tinju profesionalnya yang membentang selama 12 tahun. Petinju kelahiran 17 Juni 1987 ini sebelumnya tak terkalahkan hingga pada akhirnya Wangek memberikan noda pertama. Dengan ditambah dua kekalahan dari Wangek, Gonzalez membukukan catatan tanding 46-2, 38KO.
"Pada akhirnya, Tuhan memutuskan, bukan saya. Tapi saya siap untuk pensiun dari tinju. Saya akan duduk bersama anak-anak saya. Mereka akan mengambil keputusan," ungkap Gonzalez.
"Apabila suatu hari sesuatu yang buruk terjadi pada diri saya, mereka yang ditinggal sendirian," imbuhnya.
Seandainya nantinya melanjutkan kariernya, Gonzalez tidak mempertimbangkan untuk kembali turun ke kelas terbang (112pon) walaupun dia masih belum begitu efektif di kelas terbang super (115pon). Sejak naik ke divisi 115pon tahun lalu, Gonzalez mencatatkan tiga pertempuran dengan hanya mengantongi satu kemenangan, yakni saat merebut gelar kelas terbang super WBC dari Carlos Cuadras.
Mengawali perjalanannya di divisi terendahnya, kelas minimum (105pon), lalu berturut-turut lanjut ke kelas terbang junior, kelas terbang, dan kelas terbang super, Gonzalez tidak pernah absen untuk menyabet gelar juara dunia. "Saya tidak ingin gagal," tukas Gonzalez.
"Begitulah tinju itu... Saya merasa sepertinya saya begitu buruk buat orang-orang saya di Nikaragua, orang-orang yang datang untuk melihat saya berlaga," tutupnya.
(nug)