Timnas Belgia Terkendala Bahasa

Kamis, 05 Juli 2018 - 14:13 WIB
Timnas Belgia Terkendala Bahasa
Timnas Belgia Terkendala Bahasa
A A A
Tidak seperti Inggris atau Spanyol, timnas Belgia terbagi ke dalam tiga kelompok bahasa, yakni Prancis, Belanda, dan Jerman dengan dialek yang berbeda-beda.

Kekayaan bahasa itu menjadi kendala terbesar Belgia di Piala Dunia 2018. Belgia tidak punya pilihan selain menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di timnas. Meski bukan bahasa ibu atau bahasa resmi, sebagian besar pemain menggunakannya untuk berkoordinasi di lapangan, berbicara dengan pelatih, hingga saat bertengkar jika situasi sedang tidak kondusif.

Keputusan itu tidak terlepas dari kebijakan Uni Eropa (UE) yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional di Benua Biru. Selain itu, sebagai orang Spanyol, Pelatih Roberto Martinez tidak dapat berbahasa Prancis, Belanda, atau Jerman.

Jadi, pemain Belgia mau tidak mau, bisa tidak bisa, harus berbahasa Inggris. Kendala bahasa selalu terjadi, meski tidak menimbulkan misskomunikasi yang fatal. Faktanya, sebagian besar pemain Belgia memiliki penguasaan bahasa Inggris yang buruk.

Marouane Fellaini sering disebut komentator Inggris sebagai pemain dengan bahasa Inggris terburuk. Kata-katanya sulit dipahami dan patah-patah. Jika Martinez dapat berbahasa Prancis, timnas Belgia mungkin akan memilih bahasa Prancis sebagai pengantar.

Karena, mayoritas pemain Belgia dapat berbahasa Prancis dengan cukup fasih, baik mendengar ataupun berbicara. Bahasa Prancis sudah menyebar jauh lebih luas di Belgia dibandingkan bahasa Inggris. Namun, lagi-lagi, penggunaan bahasa Prancis akan menimbulkan kontroversi.

Pasalnya, bahasa Prancis sering diidentikkan dengan penutur Flemish di Belgia Utara yang dinilai kurang nasionalis. Hal itu telah menjadi bahan gerakan separatis sejak lama. Penekanan yang terlalu berat pada bahasa Prancis dapat memicu konflik.

Pemain Belgia Kevin de Bruyne juga merupakan penutur Flemish dari Kota Ghent, sedangkan Axel Witsel yang lahir di Leiege hanya dapat berbahasa Prancis. Meski mirip, kedua bahasa itu tidak sama. Namun, mereka tetap dapat mengerti satu sama lain. Kasusnya sama seperti saat orang Indonesia berbicara dengan orang Malaysia.

Karena kendala bahasa itu, para pemain Belgia sedikit kesulitan memahami instruksi dan strategi yang diberikan saat latihan. Beruntung, sepak bola merupakan bahasa universal dan bersifat teknis. Setiap gagasan dapat dipahami lebih mudah melalui contoh langsung atau gambar.

Romelu Lukaku dkk juga dapat memahaminya. Martinez sendiri tidak khawatir dengan bahasa. Dia tetap siap mengorganisasi timnya mencapai impian meraih gelar juara Piala Dunia untuk pertama kali sepanjang sejarah. Belgia akan melawan Brasil pada babak perempat final Piala Dunia 2018 di Kazan Arena, Sabtu (7/7) dini hari.

Laga ini akan menjadi laga terberat Belgia. “Bagi kami, ini adalah pertandingan yang sudah lama kami nantikan. Belgia dan Brasil merupakan tim yang berorientasi mencetak gol. Melawan Brasil bukan lagi tentang penguasaan bola, tapi menyerang dan bertahan dengan 11 pemain.

Kami harus bisa mengoptimalkan setiap peluang,” kata Martinez, dikutip Reuters. Meski memiliki banyak pilihan, Belgia akan menurunkan pemain yang memiliki kecepatan, kekuatan, dan mental. Fellaini yang memiliki fisik kuat kemungkinan besar akan diturunkan sejak menit awal.

Dia salah satu pemain yang membalikkan keadaan saat menghadapi Jepang pada babak 16 besar. “Jika kami menunjukkan mentalitas yang sama seperti yang kami lakukan pada awal pekan ini, kami akan memiliki peluang besar untuk menang,” tandas Martinez. Belgia mengejar tiket semifinal untuk kedua kalinya, terakhir sekitar 32 tahun silam. Pemenang laga ini akan berhadapan dengan Prancis atau Uruguay.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8544 seconds (0.1#10.140)