Perubahan Nasib Harry Maguire, si Pendukung Fanatik
A
A
A
SAMARA - Pada Piala Eropa 2016 Harry Maguire adalah seorang hooligans (pendukung fanatik Inggris). Maguire datang ke Prancis bersama teman-temannya dengan menempuh 6 jam melalui jalur darat hanya untuk mendukung The Three Lions.
Sayang, totalitas Maguire sia-sia karena Inggris tersingkir dari Piala Eropa. Bek Wigan Athletic itu terobsesi masuk skuad tim nasional Inggris. Karena itu, setelah pulang dari Prancis menyaksikan Piala Eropa Maguire berusaha menampilkan permainan terbaiknya bersama Wigan pada Liga Primer Inggris. Hasilnya, pada 2017 Leicester City tertarik merekrutnya. Bersama Leicester City, Maguire menunjukkan performa terbaiknya. Pelatih Inggris Gareth Southgate yang mencium potensi Maguire, memanggilnya masuk skuad The Three Lions pada Piala Dunia 2018. Dari suporter menjadi kebangga an, itulah yang dialami Harry Maguire. Bek Inggris itu sukses menciptakan gol saat membantu timnya menyingkirkan Swedia 2-0 di Cosmos Arena, Sabtu (7/7).
Maguire masuk catatan sejarah sebagai salah satu pemain yang meloloskan Inggris ke semifinal sejak 28 tahun silam. “Dua tahun lalu saya menonton Inggris di Prancis dengan teman-teman. Sekarang di pesawat ke Rusia. Bagaimana hal-hal berubah. #AlwasysBelieve,” tulis Maguire di akun sosialnya, dilansir four-fourtwo. Maguire mampu menga - lahkan bek Chelsea Garry Cahill dan bek Manchester United Phil Jones untuk menjadi pilihan utama bersama John Stones dan Kyle Walker. Kepercayaan Gareth Southgate pun dibayar dengan penampilan memukaunya di lini belakang. Bek berusia 25 tahun ini tampil kukuh sebagai palang pintu Inggris. Bukan hanya itu, uniknya Maguire baru melakukan debut bersama Inggris terjadi ketika melawan Lithuania pada Februari tahun ini.
Jelas, performanya yang sa ngat luar biasa menjaga dan membantu Inggris pada Piala Dunia 2018 membuktikan bahwa perkembangannya meningkat dengan pesat dalam beberapa bulan terakhir. Namun, Maguire mengingatkan timnya untuk tampil lebih baik pada laga berikutnya. “Kami merasa mendominasi bola dan mengen dalikan permainan hari ini (laga itu). Tapi, kami sedikit terlalu ceroboh menjelang akhir babak kedua. Kami tahu apa yang kami kerjakan. Namun, bisa mengatur permainan adalah hal yang besar,” ucapnya, dilansir dailystar. Bahkan, Southgate pun memuji penampilan Maguire selama di Rusia.
Dia juga memainkan sang pemain di semua laga yang sudah dimainkan Inggris, termasuk bermain 45 menit menghadapi Belgia. Namun, pelatih Inggris itu mengaku sangat senang melihat penampilan Maguire yang membantu Inggris mendapatkan clean sheet pertamanya pada Piala Dunia 2018. “Harry (Maguire) dapat melompat di segala situasi,” ucap Southgate. “Dia telah menjadi pemain besar di kedua kotak sepanjang turnamen. Dia pemain yang sangat berbakat. Permainan bolanya sama bagusnya dengan bek tengah di turnamen,” paparnya.
Sayang, totalitas Maguire sia-sia karena Inggris tersingkir dari Piala Eropa. Bek Wigan Athletic itu terobsesi masuk skuad tim nasional Inggris. Karena itu, setelah pulang dari Prancis menyaksikan Piala Eropa Maguire berusaha menampilkan permainan terbaiknya bersama Wigan pada Liga Primer Inggris. Hasilnya, pada 2017 Leicester City tertarik merekrutnya. Bersama Leicester City, Maguire menunjukkan performa terbaiknya. Pelatih Inggris Gareth Southgate yang mencium potensi Maguire, memanggilnya masuk skuad The Three Lions pada Piala Dunia 2018. Dari suporter menjadi kebangga an, itulah yang dialami Harry Maguire. Bek Inggris itu sukses menciptakan gol saat membantu timnya menyingkirkan Swedia 2-0 di Cosmos Arena, Sabtu (7/7).
Maguire masuk catatan sejarah sebagai salah satu pemain yang meloloskan Inggris ke semifinal sejak 28 tahun silam. “Dua tahun lalu saya menonton Inggris di Prancis dengan teman-teman. Sekarang di pesawat ke Rusia. Bagaimana hal-hal berubah. #AlwasysBelieve,” tulis Maguire di akun sosialnya, dilansir four-fourtwo. Maguire mampu menga - lahkan bek Chelsea Garry Cahill dan bek Manchester United Phil Jones untuk menjadi pilihan utama bersama John Stones dan Kyle Walker. Kepercayaan Gareth Southgate pun dibayar dengan penampilan memukaunya di lini belakang. Bek berusia 25 tahun ini tampil kukuh sebagai palang pintu Inggris. Bukan hanya itu, uniknya Maguire baru melakukan debut bersama Inggris terjadi ketika melawan Lithuania pada Februari tahun ini.
Jelas, performanya yang sa ngat luar biasa menjaga dan membantu Inggris pada Piala Dunia 2018 membuktikan bahwa perkembangannya meningkat dengan pesat dalam beberapa bulan terakhir. Namun, Maguire mengingatkan timnya untuk tampil lebih baik pada laga berikutnya. “Kami merasa mendominasi bola dan mengen dalikan permainan hari ini (laga itu). Tapi, kami sedikit terlalu ceroboh menjelang akhir babak kedua. Kami tahu apa yang kami kerjakan. Namun, bisa mengatur permainan adalah hal yang besar,” ucapnya, dilansir dailystar. Bahkan, Southgate pun memuji penampilan Maguire selama di Rusia.
Dia juga memainkan sang pemain di semua laga yang sudah dimainkan Inggris, termasuk bermain 45 menit menghadapi Belgia. Namun, pelatih Inggris itu mengaku sangat senang melihat penampilan Maguire yang membantu Inggris mendapatkan clean sheet pertamanya pada Piala Dunia 2018. “Harry (Maguire) dapat melompat di segala situasi,” ucap Southgate. “Dia telah menjadi pemain besar di kedua kotak sepanjang turnamen. Dia pemain yang sangat berbakat. Permainan bolanya sama bagusnya dengan bek tengah di turnamen,” paparnya.
(don)