Baru Aroma Trofi

Kamis, 12 Juli 2018 - 08:43 WIB
Baru Aroma Trofi
Baru Aroma Trofi
A A A
SEPAK bola tidak pernah mengenal nomor dua. Sejarah hanya mencatat daftar pemenang, sedangkan runner-up hanya hiasan karena sebenarnya tak memiliki makna apa-apa selain hanya menggarami luka lantaran menjadi penanda dari era kegelapan.

Prancis pernah merasakan itu. Pada Piala Dunia 2006, mereka melangkah ke final Piala Dunia dengan segala puja-pujinya. Mereka diunggulkan karena lawannya, Italia, sedang dilanda masalah pengaturan skor di kompetisi domestik mereka. Hasilnya, Italia menjadi juara dan foto Fabio Cannavaro mengangkat trofi yang dikenang dan dilihat orang.

Foto Prancis hanya memperlihatkan kesedihan di kubu Les Bleus dan insiden tandukan Zinedine Zidane kepada Marco Materazzi. Saat insiden itu terjadi, Kylian Mbappe baru berusia 7 tahun. Satu dasawarsa berselang, Prancis kembali diunggulkan, kali ini di ajang Piala Eropa. Menjadi tuan rumah, Prancis tampil dengan kepercayaan diri. Produktif sejak fase grup dan menjadi tim terproduktif di turnamen.

Di final bertemu Portugal yang nyaris tersingkir di fase grup sebelum kemudian lolos dengan status peringkat 3 terbaik. Di fase knock-out, mereka juga terseok-seok. Tapi, di final, Portugal menjadi juara dengan gol tunggal Eder pada menit ke-109. Prancis menangis dan orang hanya mengingat momen kapten Portugal Cristiano Ronaldo mengangkat trofi Piala Eropa.

“Kami belum mencium piala, baru baunya saja,” kata penyerang Prancis Antoine Griezmann. Pemain Atletico Madrid itu menjadi bagian dari skuad Prancis yang gagal di Piala Eropa. Dia juga menjadi bagian dari skuad Atletico saat dua kali kalah di final Liga Champions.

“Saya lebih banyak menderita dibandingkan tim saya. Jadi, sekarang kami harus tetap menjejak bumi, karena final akan sangat sulit,” tandasnya. Semua luka itu membuat Griezmann mengingatkan rekan-rekannya agar tak merayakan keberhasilan mereka ke final secara berlebihan.

Ada waktu lima hari untuk istirahat dan melakukan evaluasi sebelum laga final yang akan menentukan masa depan Prancis. Deschamp juga mengaku belum bisa melupakan kekalahan di final dua tahun lalu saat menjadi tuan rumah Piala Eropa 2016. Luka masih menganga karena itu dia meminta pemainnya tetap fokus pada laga final.

“Minggu akan menjadi pertandingan khusus. Selamat kepada para pemain dan semua staf pelatih. Ini sesuatu luar biasa karena bisa men capai final. Saya senang untuk para pemain,” katanya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6179 seconds (0.1#10.140)