Pemerintah Diminta Bentuk Lembaga Khusus Atlet Berprestasi
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI, Anang Hermansyah, mendesak pemerintah membentuk lembaga khusus guna menangani atlet berprestasi. Pandangan tersebut diungkapkan setelah nama-nama atlet muda muncul meraih prestasi di level internasional.
Dalam sepekan terakhir, dunia olahraga di Indonesia digegerkan penampilan cemerlang Lalu Muhamad Zohri (sprinter) dan Fauzan Noor (karateka) di luar negeri. Nama terakhir sebetulnya sudah meraih gelar juara dunia sejak awal tahun 2018.
Zohri menjadi pelari tercepat di Kejuaraan Dunia Atletik (IAAF) U-20 di Finlandia. Sementara Fauzan memenangkan gelar di ajang Internasional Traditional Karate Federation (ITKF) di Republik Ceko, awal tahun lalu.
Kedua atlet tersebut hidup dalam kondisi yang jauh dari kata mewah. Keduanya juga berangkat ke luar negeri membawa nama Indonesia dalam segala keterbatasan.
"Saya kira belajar dari fenomena Zohri kemarin yang menjadi viral, sehingga semua merasa peduli dengannya. Namun, tidak sedikit para juara dunia dari Indonesia di berbagai bidang namun sepi dari perhatian negara," kata Anang dalam keterangan yang diperoleh SINDOnews, Kamis (19/7/2018).
"Pemeirntah bisa membentuk lembaga khusus yang fokus menangani para juara dunia dari Indonesia atau lembaga yang sudah ada, namun fokus urus para juara. Mulai soal penghargaan, pembinaan, termasuk mempersiapkan untuk masa tuanya. Ini penting sebagai bentuk negara mengapresiasi para juara," lanjut Anang.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah melalui Kemenpora secara terbuka meminta maaf kepada atlet karate Fauzan Noor yang dianggap kurang perhatian setelah memenangkan gelar di Republik Ceko. (Baca juga: Kemenpora Bicara Nasib Fauzan Noor, Juara Dunia yang Terabaikan )
Dalam sepekan terakhir, dunia olahraga di Indonesia digegerkan penampilan cemerlang Lalu Muhamad Zohri (sprinter) dan Fauzan Noor (karateka) di luar negeri. Nama terakhir sebetulnya sudah meraih gelar juara dunia sejak awal tahun 2018.
Zohri menjadi pelari tercepat di Kejuaraan Dunia Atletik (IAAF) U-20 di Finlandia. Sementara Fauzan memenangkan gelar di ajang Internasional Traditional Karate Federation (ITKF) di Republik Ceko, awal tahun lalu.
Kedua atlet tersebut hidup dalam kondisi yang jauh dari kata mewah. Keduanya juga berangkat ke luar negeri membawa nama Indonesia dalam segala keterbatasan.
"Saya kira belajar dari fenomena Zohri kemarin yang menjadi viral, sehingga semua merasa peduli dengannya. Namun, tidak sedikit para juara dunia dari Indonesia di berbagai bidang namun sepi dari perhatian negara," kata Anang dalam keterangan yang diperoleh SINDOnews, Kamis (19/7/2018).
"Pemeirntah bisa membentuk lembaga khusus yang fokus menangani para juara dunia dari Indonesia atau lembaga yang sudah ada, namun fokus urus para juara. Mulai soal penghargaan, pembinaan, termasuk mempersiapkan untuk masa tuanya. Ini penting sebagai bentuk negara mengapresiasi para juara," lanjut Anang.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah melalui Kemenpora secara terbuka meminta maaf kepada atlet karate Fauzan Noor yang dianggap kurang perhatian setelah memenangkan gelar di Republik Ceko. (Baca juga: Kemenpora Bicara Nasib Fauzan Noor, Juara Dunia yang Terabaikan )
(nug)