Potensi Skuad Baru Der Panzer Dinilai Cukup Menjanjikan
A
A
A
WOLFSBURG - Tim nasional Jerman masih belum bisa mendulang hasil positif selama dua pertandingan terakhirnya. Tapi, armada baru yang disusun pelatih Joachim Loew dipercaya memiliki masa depan cerah. Jerman akan menghadapi lawan berat pada laga pertama kualifikasi Piala Eropa 2020 di Grup C. Der Panzer harus mengunjungi Belanda di Johan Cruijff Arena, Senin (25/3).
Namun, Ilkay Gundogan dkk sampai saat ini tidak punya modal positif memenangi partai penting tersebut. Itu terjadi karena Jerman terus menelan dua hasil imbang secara beruntun. Setelah ditahan Belanda 2-2 di ajang UEFA Nation League pada 20 November 2018, mereka kini hanya bermain 1-1 saat latih tanding kontra Serbia di Volkswagen Arena, Kamis (21/3).
Meski laga kandang, Jerman sempat tertinggal dulu akibat gol Luka Jovic pada menit ke-12 yang memanfaatkan umpan Nemanja Maksimovic. Pamor tuan rumah terselamatkan setelah Leon Goretzka berhasil memaksimalkan assist Marco Reus di menit ke-69. Hal ini seakan menunjukkan kalau Jerman masih belum pulih dari inkonsistensi.
Sejak pertengahan Maret 2018, mereka cuma mencatat tiga kemenangan, empat imbang, dan enam kalah dari 13 partai, baik resmi maupun persahabatan. Performa terburuk Jerman terlihat jelas saat Piala Dunia 2018 di Prancis. Berstatus jawara bertahan, mereka terjegal di penyisihan grup.
Kondisi ini terus terjadi karena Loew disinyalir memasukkan banyak pemain muda khususnya saat melawan Serbia. Pada pertandingan itu, Loew menurunkan hingga delapan pemain berusia 23 tahun ke bawah atau yang pengalaman tampilnya bersama Jerman masih minim di antaranya gelandang Kai Havertz yang masih berusia 19 tahun.
“Pada babak pertama, kami memainkan tim yang hampir sepenuhnya baru. Bermain bersama untuk pertama kalinya. Jadi, belum berfungsi baik. Tapi, pada babak kedua, para pemain menunjukkan perkembangan bagus dan bisa meningkatkan tekanan,” ucap Loew dilansir skysport. Walau performa saat melawan Serbia belum memuaskan, Loew melihat ada potensi besar yang dimiliki pasukannya.
Dia meyakini dalam satu atau dua tahun ke depan, Jerman bakal memiliki skuad yang matang dan bisa diandalkan. “Kami menciptakan banyak peluang. Kami hanya kurang maksimal saat penyelesaian akhir. Tapi, itu juga bagian dari pembelajaran mencari pengalaman. Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan mentalitas dan tekanan yang kami ciptakan,” kata Loew.
Permainan Jerman sejatinya tidak terlalu buruk. Mereka bisa menguasai bola hingga 58% dan melakukan total 12 upaya mencetak gol. Namun, seperti ucapan Loew, lemahnya finishing touch membuat sejumlah peluang terbuang sia-sia. Tapi, Loew menjamin permainan pasukannya akan lebih baik lagi saat melawan Belanda. Pasalnya, dia tidak ingin menelan hasil buruk saat laga resmi pertamanya tahun ini. Intinya, dia yakini Jerman akan mampu mengalahkan De Oranje.
Namun, Ilkay Gundogan dkk sampai saat ini tidak punya modal positif memenangi partai penting tersebut. Itu terjadi karena Jerman terus menelan dua hasil imbang secara beruntun. Setelah ditahan Belanda 2-2 di ajang UEFA Nation League pada 20 November 2018, mereka kini hanya bermain 1-1 saat latih tanding kontra Serbia di Volkswagen Arena, Kamis (21/3).
Meski laga kandang, Jerman sempat tertinggal dulu akibat gol Luka Jovic pada menit ke-12 yang memanfaatkan umpan Nemanja Maksimovic. Pamor tuan rumah terselamatkan setelah Leon Goretzka berhasil memaksimalkan assist Marco Reus di menit ke-69. Hal ini seakan menunjukkan kalau Jerman masih belum pulih dari inkonsistensi.
Sejak pertengahan Maret 2018, mereka cuma mencatat tiga kemenangan, empat imbang, dan enam kalah dari 13 partai, baik resmi maupun persahabatan. Performa terburuk Jerman terlihat jelas saat Piala Dunia 2018 di Prancis. Berstatus jawara bertahan, mereka terjegal di penyisihan grup.
Kondisi ini terus terjadi karena Loew disinyalir memasukkan banyak pemain muda khususnya saat melawan Serbia. Pada pertandingan itu, Loew menurunkan hingga delapan pemain berusia 23 tahun ke bawah atau yang pengalaman tampilnya bersama Jerman masih minim di antaranya gelandang Kai Havertz yang masih berusia 19 tahun.
“Pada babak pertama, kami memainkan tim yang hampir sepenuhnya baru. Bermain bersama untuk pertama kalinya. Jadi, belum berfungsi baik. Tapi, pada babak kedua, para pemain menunjukkan perkembangan bagus dan bisa meningkatkan tekanan,” ucap Loew dilansir skysport. Walau performa saat melawan Serbia belum memuaskan, Loew melihat ada potensi besar yang dimiliki pasukannya.
Dia meyakini dalam satu atau dua tahun ke depan, Jerman bakal memiliki skuad yang matang dan bisa diandalkan. “Kami menciptakan banyak peluang. Kami hanya kurang maksimal saat penyelesaian akhir. Tapi, itu juga bagian dari pembelajaran mencari pengalaman. Secara keseluruhan, saya sangat puas dengan mentalitas dan tekanan yang kami ciptakan,” kata Loew.
Permainan Jerman sejatinya tidak terlalu buruk. Mereka bisa menguasai bola hingga 58% dan melakukan total 12 upaya mencetak gol. Namun, seperti ucapan Loew, lemahnya finishing touch membuat sejumlah peluang terbuang sia-sia. Tapi, Loew menjamin permainan pasukannya akan lebih baik lagi saat melawan Belanda. Pasalnya, dia tidak ingin menelan hasil buruk saat laga resmi pertamanya tahun ini. Intinya, dia yakini Jerman akan mampu mengalahkan De Oranje.
(don)